Aku mencintai jatuh cintaku pada setapak yang kulalui kemarin
dimana debar jantungku adalah isyarat tanya perihal siapa pengisi hatimu yang terlambat kutau pesonanya
Seiring langkahku, kutulis beberapa bait sajak sebagai kekagumanku atas sayu matamuAku merindukan kerinduanku pada helai demi helai daun yang berguguran diterpa gejolak angin.
Saat perih pernah terhempas jauh sebab garis wajahmu yang nyata bergelayut mesra pada gulita malamAku menganggumi kekaguman senda gurau musim dengan hembusan angin,
ketika pernah kau katakan sesungguhnya mereka menari, beceloteh riang tanpa memikirkan hujan yang datang atau pun terikKau juga adalah keindahan yang terpaksa harus kulalui tanpa air mata
Jika ku artikan kau sebagai salah ku mencintai
maka harus dengan puisi apa kuungkap namamu kekasih?Perjalanan, 24 Oktober 2016
-dwicky-
KAMU SEDANG MEMBACA
Halaman Vintage
PoetryMenulis adalah sebagai pelarian dari kebisingan dunia nyata, saat suara terlalu sukar untuk di dengar, sedang kata memaksa untuk bicara.