"Nay..." bisikku perlahan, saat ini aku sudah di kamar, setelah tadi ngotot-ngototan sama Mak, pasalnya Mak mau tidur bersamaku, yang benar saja Mak.. Tole Mu ini sudah besar, tersentuh kulit lembut sedikit ereksi, bisa gila kalo ereksi karna Mak yang meluk-meluk..
Ewww... Ga kebayang..
Nay ada di depanku, menatapku kosong seperti biasanya, ia tersenyum, menyeringai
"Nay...!" panggilku lagi, ia mengangguk perlahan
"Nay...!
"Nay...!"
Alisnya mengkerut keheranan, aku tertawa, sengaja aku manggilnya terus, aku cuma mau lihat ekspresi selain datar dan kosong,
"Nay...!" ia memalingkan wajahnya cepat.. Ya Allaahh itu leher, mau patah apa... Aku menelan ludah dan mengusap tengkuk perlahan
"Nay... Lo beneran Nay langganan gue yang di pasar kan?" tanyaku, dengan Bodoh, karena nanya hal beginian sama Jurik yg mungkin ga inget asal muasalnya dia apa dulu.
Ku angkat tanganku ingin menyentuh wajahnya, dulu, aku sering jahil padanya, mungkin bukan jahil, lebih tepatnya, aku menggodanya, sedikit mencolek dagu, sedikit mengusap pipi.. Atau setengah mendorong jidatnya, wajah Nay cenderung bulat, tapi lucu.. Dagunya sedikit runcing, tapi manis, dan pipinya.. Lembuut.. Ya Allah.. Tanganku yang kaya amplas mungkin bisa menggores pipinya, tapi ia ga pernah nolak, ia selalu tertawa bila aku menggodanya, aku sangat menyukai tawa nya.. Tawa renyah yang selalu membuat mood ku membaik
Ku arahkan menuju wajahnya, dia diam, tanganku terulur ke pipi nya, tidak ada, dia tidak tersentuh, hanya hawa dingin yang kurasa, ia seperti bayangan nyata di depanku
"Nay... Gue pengen megang lo kaya dulu..." aku mengerang kemudian, sedikit kesal, disaat berdua dengannya begini tidak bisa menyentuh atau menjahilinya seperti dulu
Nay memiringkan kepalanya kearah tanganku, matanya terpejam dengan senyum di kulum, apa dia merasakan sentuhanku? Aku tidak tau, dia hanya menggerakkan kepalanya seolah aku sedang mengusap pipinya
"Nay... Lo bisa ngerasain tangan gue?" tanyaku, ia membuka mata dan menatapku sendu, lalu mengangguk
"Ahh.. Curang.. Gue juga mau ngerasain sentuhan lo Nay...!!"
Ia tersenyum lalu mengangguk, aku menguap.. Tiba-tiba rasa kantuk menguasai mataku, aku menguap lagi, dan menatap Nay sebentar
"Gue tidur ya Nay... Ngantuk banget...!"
Nay mengangguk tangannya terangkat menyentuh rambutku, kurasakan hawa dingin itu menyapu lembut kepalaku,
Kurebahkan tubuh dan memejamkan mata, setelah sebelumnya ku ucapkan selamat malam pada Nay
Seseorang menepuk pipiku, aku terganggu, rasanya baru saja tidur, dan lagi.. Orang itu menepuk pipiku
Aku mengerang perlahan "Mak.. Masih ngantuuukk... Tung baru tidur jam 2 tadi..." gumamku perlahan
Sebuah tangan mengelus pipiku, aku sedikit kaget, tapi sulit membuka mata, berat, masih ngantuk
"Mak.. Tangan Mak lembut amat.. Abis di amplas yak mak..??" tanyaku sambil tertawa, tapi tetap memejamkan mata,
tangan Mak yang lembut itu menyentuh genggaman tanganku, mengangkatnya, hingga tanganku merasakan sesuatu yang hangat dan lembut
"Mak.. Pipi mak juga lembut, abis di amplas juga yak..?? Jangan mak.. Di lulur dong..!!" aku masih bergumam tidak jelas sambil memejamkan mata,
"Pik.. Bangun..!" suara Mak empuk banget di telinga, kaya marsmallow..
"Piiik.. Bangun..!!" Mak nyebut namaku lagi, oh.. Tunggu.. Ini bukan suara Mak... Aku membuka mata perlahan dengan terpaksa, lalu mengerjap,
Aku terlonjak bangun dengan sosok yang kulihat, wajah cantik mulus, tanpa make up, bibir kecil merona, tanpa pewarna, dan rambut sepinggang lurus yang selalu ia geray sedang duduk manis di sampingku
"Nay...!" panggilku perlahan
Ia mengangguk dan tersenyum, cantik.. Ya Allahh...
"Bangun Pik..!!" ucapnya, lembut seperti saat dia nyebutin belanjaannya satu-satu
Kulihat tanganku menggenggam tangannya, aku terkesiap, menatap pertautan jemari yang menurutku sangat janggal itu
Tangannya terlepas menangkup kedua pipiku, aku mengedipkan mata perlahan
"Gue kangen Pik..!" bisiknya di depan wajahku, wangi melati itu mengur seketika, aku balik menangkup wajahnya,
"Gue juga Nay.., kenapa lo ninggalin gue? Lo ga tau kan kalo gue cin..."
Suaraku terpotong saat bibir mungil itu menyentuh bibirku, diam tidak bergerak, hanya mencium
"Gue juga cinta sama lo Pik.."
Wajahku berbinar, beginikah perasaan Nay sama aku dari dulu.. Ya ampun Nay, aku gak peduli apapun, ku tarik dia kedalam pelukanku, tubuhnya tenggelam menempel di tubuh besarku, dia Naya Ku.. Naya yang selalu ku puja di saat hidupnya
Ku bawa dia berbaring bersamaku, posisinya di bawahku, dengan tangan masih memeluknya posessif.. Tidak peduli apapun dan siapapun, ku cium bibirnya perlahan, ku lumat dan kupagut, menyalurkan rasa rinduku yang membuncah,
Ciumanku terlepas, ku tatap wajahnya memerah, Ya Tuhaan.. Dia menggemaskan.. Ku hujani wajahnya dengan kecupan ringan, ia terkikik dalam pelukanku,
"Nay... Bilang sama gue kalau ini bukan mimpi..."
-----------
Tbc
Nanti lanjut yaa.. Hehehe
![](https://img.wattpad.com/cover/95278141-288-k478087.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Mengikutiku
HorrorKu nyalakan camera depan ponselku, seperti akan selfie, tapi.. Ya Tuhann... dia.. dua lubang di matanya, senyuman menyeramkan, dan rambut panjang berantakannya, sungguh membuat bulu kudukku meremang, merinding di sekujur tubuh Dengan bibir bergetar...