part iv.

1.8K 216 10
                                    

ezra memasuki kawasan sekolah dimana semua pasang mata memperhatikan tiap langkahnya dengan tatapan penasaran.

sedangkan ezra, dibalik wajah datar yang tampak tegas itu, ia kebingungan. ia merasa asing berada ditengah-tengah murid-murid yang tidak ia kenal. cowok itu berharap untuk menemukan seseorang yang ia kenal.

langkahnya terhenti di koridor kelas ketika matanya bertemu dengan mata milik claudya yang juga menatapnya. gadis itu tampak terkejut melihat ezra berada di sekolah. "a--aku pikir kamu belum masuk." ucap gadis.

ezra menggaruk dagunya canggung "ya, harusnya besok. tapi gue mutusin untuk masuk lebih cepat." jelas ezra.

claudya hanya membalas dengan senyuman kecil--hampir tidak terlihat karena senyuman itu tidak sampai mata. lalu, gadis itu mengambil beberapa buku di lokernya dan meninggalkan ezra yang masih memperhatikan claudya yang menjauh.

cowok itu menghela napasnya,

kenapa ia merasa seolah kehilangan claudya adalah hal terburuk dihidupnya?

apa keputusannya itu salah?

...

cinthya: mau jalan-jalan?

ezra: kemana?

cinthya: terserah

ezra: hm

ezra: boleh.

ezra mematikan ponselnya dan memasukkan benda pipih itu ke saku celana abu-abunya. cowok itu berjalan santai di trotoar. tidak terasa ia sudah berjalan sangat jauh dari sekolahnya dan sekarang ia berada di jalan dengan berbagai macam kafe berderet.

ezra memperhatikan kafe itu satu-satu. sampai perhatian menuju kepada kafe dengan jumlah motor yang terparkir paling banyak. hal itu membuat cowok itu tertarik untuk memasuki kafe tersebut.

ketika ia memasuki kafe tadi, bunyi bel kerincing dan aroma rokok yang menyengat tercium, ezra langsung mengernyit dibuatnya. cowok itu baru menyadari kalau sejak pertama kali ia masuk kedalam kafe, suasana mendadak hening.

ezra menyapu pemandangan sekelilingnya. kafe ini dipenuhi oleh anak-anak sma yang sama sekali tidak ia kenal. laki-laki dan perempuan semua sama saja--terlihat berandalan. dan ezra sangat yakin kalau mereka semua tidak bersekolah di sekolah ezra.

dan yang lebih parahnya lagi, mereka semua menatap ezra seperti mau menguliti ezra.

karena merasa aneh, cowok itu tersenyum kecil canggung dan berbalik keluar kafe.

"woi!" suara seseorang menginstrupsinya untuk berhenti berjalan.

ezra berbalik, dengan wajah penuh dengan tanda tanya besar. apa ia mengenal laki-laki ini? laki-laki dengan luka bibir sobek yang sudah mengering, rambut cepak, ezra sama sekali tidak mengenal siapa laki-laki itu.

laki-laki tadi terkekeh. "lo masih berani kesini? sendirian?" tanya laki-laki itu dengan senyuman miring.

kenapa enggak?, pikir ezra. tetapi ezra memilih memendamnya, karena ia merasa kalau ada yang salah sekarang.

"sori, gue harus pergi." ucap ezra sambil berjalan melewati laki-laki tadi.

ezra merasakan tas punggungnya ditarik kencang membuat ezra juga tertarik dan akhirnya jatuh tersungkur. belum sempat ia berdiri dan melawan, laki-laki tadi langsung menendang kencang ezra, membuat serangan-serangan mendadak yang tidak sempat ezra tepis.

pada saat ezra benar-benar menyerah, cowok tadi menarik kerah kemeja ezra hingga membuat ezra kembali berdiri dengan hidung mimisan "lo bener-bener harus dikasih pelajaran!"

[]

Claudya, Ezra, dan Dialog HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang