part xvii.

1K 130 32
                                    

WARNING
ada adegan kasar, mungkin ada yang gak nyaman. jadi terima resikonya gengs :) mungkin chapter ini lebih parah dan banyak curse wordsnya soooo ok.

"lepasin claudya."

gerakan tangan rico terhenti, bibirnya menyeringai seram. perlahan, cowok itu berbalik menghadap ezra yang berada di tengah-tengah kafe, dikelilingi semua anak gengnya.

ezra masih tetap sama seperti dulu. masih ezra yang rela berdiri paling depan mengorbankan nyawanya demi orang yang ia kasihi.

"ezra .... ezra." ujar rico tertawa kecil. "basi tau gak lo dateng jam segini. cukup lama ya lo, untuk sadar. apa amnesia bikin lo jadi bodoh?" ejek rico.

"gue udah dateng. lepasin claudya." ujar ezra.

rico menarik lengan claudya yang sedaritadi terduduk di lantai. "lo masih mau cewek kayak dia?"

"ezra ..." claudya merasakan kepalanya yang pening, bahkan ia tidak bisa melihat jelas ezra yang berada di depannya. mata gadis itu sangat berat tetapi ia memaksakan diri untuk tetap tersadar.

ezra tercengang ketika melihat darah yang mengucur dari kepala gadis itu, gadis itu tampak lemah dan tak berdaya. "anjing, lo apain, claudya, hah?!!" ezra yang hendak menerjang rico langsung ditahan oleh anak geng rico. "lepasin gue, bangsat!"

"gak segampang itu, ezra." ujar rico menguji kesabaran ezra yang sudah memberontak karena kedua lengan cowok itu ditahan oleh dua laki-laki berbadan kekar. jadi ezra tidak bisa apa-apa.

gadis berambut merah tadi mengambil kursi kosong dan mendudukkan claudya di kursi itu. claudya berdiri dan hendak berlari ke ezra tetapi lagi-lagi, rico mendorong gadis itu supaya kembali duduk dan menyuruh gadis berambut merah tadi mengikat kedua tangan claudya di belakang.

"mau lo apa?" tanya ezra.

"apa claudya belum bilang ke lo?" tanya rico. "gue mau lo nyerah, bangsat."

ezra terdiam, ia hanya memikirkan keselamatan gadis di depannya itu tetapi yang ada otaknya buntu, bingung bagaimana cara melindungi claudya. "gue cuma mau itu. dan claudya lo ini bebas." ucap rico sambil menepuk-nepuk pundak gadis itu.

"jangan pegang, dya." ujar ezra dingin.

rico terkekeh. "gue bisa pegang claudya kapanpun yang gue mau ezra." claudya yang mendengarnya bergidik ngeri, air matanya kembali mengalir ketika rico menyuruhnya berdiri kembali. "gue bisa pegang claudya semau gue." rico menyibak rambut claudya yang berantakan ke samping. tangan cowok itu mengelus lembut leher jenjang claudya. "gue bisa megang claudya dimanapun yang gue mau."

"jangan coba-coba ric." ancam ezra ketika melihat tangan rico mulai menari lihai membuka kancing dua kancing teratas kemeja seragam gadis itu.

"oh ya? kenapa? masa lo gak mau bagi-bagi claudya sama gue?" rico mengelus rambut panjang claudya membuat ezra geram. "ayo ezra, kenapa?"

"jangan pegang claudya, bajingan!" ezra mulai memberontak lagi dari kedua laki-laki yang menahan lengannya.

"ezra-ezra, rico udah baik ngasih lo kesempatan. nyerah dan claudya bebas, ganteng." gadis berambut merah tadi mengelus pipi ezra—menggoda cowok itu, tetapi ezra langsung mengalihkan pandangannya.

rico mengambil rahang gadis itu supaya menatap dirinya. "lama lo, zra." rico menarik rahang claudya mendekat dan cowok itu melumat bibir gadis itu, claudya memberontak tetapi apa daya, tenaganya sudah habis melawan rico—cowok psikopat dengan api yang membara di dalam tubuhnya.

"claudya!" ezra memberontak hebat dan ketika salah satu laki-laki berbadan kekar itu lengah, ezra langsung meninju rahang laki-laki tadi. ezra berusaha berlari secepat mungkin, dipikirannya hanya satu; membunuh rico saat itu juga.

Claudya, Ezra, dan Dialog HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang