Kringg..
Kring..
Kring..
Alarm sudah memanggil- manggilku untuk tersadar dari alam mimpi yang sulit untuk ku jelaskan pada udara pagi ini. Aku merentangkan tanganku kesamping sembari merilekskan tubuhku setelah semalaman aku berperang melawan kantuk menunggu David membalas pesan singkatku. Memang, dia selalu membuat ku ketiduran dalam menunggu ia membalas pesan singkat di Line.
Pagi ini udara sangat bersabahat, kabut tipis menyelimuti Villa Bromo yang aku tempati sejak 3 hari yang lalu. Ya, aku memang tidak tinggal dirumah beberapa hari ini karena ada urusan kuliah yang aku harus selesaikan sebelum sidang skripsiku 2 bulan lagi. Disinilah aku tempat yang indah dan asri, dekat dengan pegunungan tapi masih bisa terjangkau tempat ramai. Tak seramai Jakarta dengan kebisingan kebisingan yang bisa membuatku stress tiap harinya.
Tingg.
Ting.
Aku membuka pesan singkat yang masuk dalam notif BBMku. Hmm, yang aku harapkan pagi ini adalah balasan dari David atas permintaan maafnya yang membuatku terjaga sampai jam 1 malam tadi. Tapi, realita tak selalu sama seperti ekspektasi yang kita pikirkan.
“lu balik kapan dari Malang ?, gue di Surabaya nih”
“masih 2 minggu lagi gua disni, masih banyak yang belum gue teliti. Lu ngapain di Surabaya ?”
“Nyokap gue ada nikahan anak temen SMAnya gue disuruh ngater, kebetulan gue lagi libur kuliah nih. Gue mampir ya sekalian nemenin lu ?”
“okehh, nanti gue kasih alamatnya, cepett kesini yaw gue tunggu”
“Okehh see u <3”
Divia, dialah sahabat ku sejak kami masih duduk dibangku SMP. Divia sudah ku anggap sebagai saudaraku sendiri karena memang kami dari dulu selalu lengket seperti lem wakak. Oh iya, hampir lupa. Aku Karen Avildya Jenifer, anak kedua dari tiga bersaudara. Aku kuliah di Universitas Pelita Bangsa, jurusan Agrobisnis. Aku memang memilih Malang untuk tempat penelitian tugas mata kuliahku ini karena memang tempatnya cocok dan kata orang Malang mempunyai cerita tersendiri bagi kita yang romantic.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOV(S)E YOU (on going)
Teen FictionKetika kamu berani untuk menerima kedatangan dan berani untuk jatuh hati padanya maka kamu harus berani juga untuk menerima resiko kehilangan dan patah hati. Karen Avildya Jenifer. Sosok perempuan yang begitu kuat menghadapi sikap pembohong David...