Pernah pada hitungan-hitungan waktu, aku selalu merindumu, banyak bayang-bayang yg memaksa agar kamu tak lepas dari ingatan yg selalu saja terlena.
Pernah pada masa itu, aku mengagumimu, dengan berbagai alasan yg membuat aku membutakan hatiku sendiri sehingga terlihat betapa engkau lah terindah yg ada di hati.
Pernah pada saat itu, aku jatuh pada ketingkat paling parah, aku mendambamu tanpa ragu, aku menginginkan ada di dekatmu, menginginkan untuk bisa merangkai hari untuk bertemu denganmu.
Pernah semua itu aku lalui, pernah pula membuat aku menyalahi diri. Sesal membuatku sadar betapa bodohnya diriku yg sudah begitu mengotori syahwat yg membuat aku tersesat.
Semua dijangka waktu kesekian. Aku mengubah semua pemikiran-pemikiran yang membuat setan senang. Aku mengganti rasa-rasa untuk lebih bertakwa.
Kini hidup tak lagi tentangmu, yang membuat aku menyakiti hati sendiri lalu kamu tak peduli.
Biarlah aku berangkat dari masa lalu dan memulai menulis kisah, dari awal pada lembaran buku baru.