1. Duel Yosie dan Desti

436 38 70
                                    

Pasangan duel pertama.

spoudyoo dan destiianaa

Tantangannya.

Buat narasi TANPA dialog tentang rasa keHILANGan.
1. Pov 3
2. Genre romance
3. Min 500word max 700word.

Syarat umum :
- no typo
- tanda baca perhatikan

Selamat berduel!



-----

Author : destiianaa
Judul : Aku akan menyusulmu.

Isakan tangis keluar dari bibir gadis yang sedang terduduk lemah di kamar mandi. Tak ada yang bisa dia lakukan selain menangis dan menangis. Dia, Arlene, gadis cantik berambut panjang yang tak merubah posisi duduknya selama lebih dari tiga jam. Tetesan air dari shower yang menghantam kepala dan kulitnya yang mulai mengkerut tidak dihiraukannya.

Rasanya Arlene tidak sanggup menjalani hari-hari dengan normal lagi. Separuh hidupnya sudah hilang meninggalkan dia.
Tidak ada lagi binar keceriaan yang terpantri di wajah ayunya. Arlene sudah tidak perduli dengan hidupnya.

Bahkan jika dia mati karena kedinginan akibat diguyur air pun, dia tidak akan takut, atau mungkin Arlene akan bergembira jika itu terjadi karena rasa sakit itu tidak akan. Arlene rasakan lagi. Hanya satu ketakutannya selama ini, yaitu kehilangan dia. Dia yang sudah menemani Arlene selama lebih dari tujuh tahun, dia yang selalu menjadi prioritas Arlene di atas segalanya, dia yang Arlene harapkan untuk menemani masa tuanya nanti. Namun, semua angan-angan itu pupus sudah.

Kenangan indah yang Arlene jalani bersamanya tiba-tiba berkelana di otaknya. Saat dia menunggu dan membantu Arlene mengerjakan skripsi. Dia yang rela berlari-lari mengejar macetnya Jakarta hanya agar bisa datang di wisudanya. Lelakinya yang tidak memperdulikan terjangan hujan hanya untuk mengantarkan obat untuknya ketika sakit. Dia, dia, dan selalu dia yang menemani hari-harinya.

Ketika Arlene bersama dia, rasanya tidur pun Arlene tidak butuh. Karena ketika malam tiba, itu tandanya Arlene harus berpisah dengannya dan itu adalah sesuatu yang dibenci oleh gadis itu. Pagi hari adalah waktu di mana Arlene akan dengan semangat menjalani hari-harinya, karena pada saat itu Arlene dapat bertemu dengan lelaki yang dicintainya.

Tapi sekarang, untuk bernapas pun Arlene kesulitan. Gadis berlesung pipit itu tidak perduli lagi dengan orientasi waktu yang silih berganti. Baginya sekarang, pagi atau malam tidak ada bedanya. Dianya tetap tidak akan kembali ke pelukannya lagi. Lelakinya tidak akan pernah merawatnya ketika sakit dan sendirian di kos. Pujaan hatinya tidak akan pernah memberika senyuman manis untuknya lagi.

Jika sudah seperti itu, apalagi alasan bagi Arlene untuk bersemangat menjalani hari-harinya lagi? Tidak ada! Untuk apa Arlene hidup jika bangun pun rasanya dia tak sanggup lagi. Meminta pada Tuhan untuk mengembalikan lelakinya? Sudah! Namun, tidak ada keajaiban sampai detik ini, dianya tidak juga kembali bersama Arlene.

Arlene tidak tahu bahwa kehilangannya akan sesakit ini. Saat bersamanya dulu, dia tidak pernah membayangkan akan jauh darinya, bahkan untuk sekadar mimpi pun Arlene tak sanggup. Namun sekarang, Arlene berharap bahwa ini semua adalah mimpi.

Arlene menengadahkan wajahnya, membuat kucuran air menampar tepat di mukanya. Lalu, dengan lemah Arlene menekuk lututnya, memeluk dengan kedua lengannya dan menempelkan kening di lengan yang rapuh. Raungan pilu terdengar jelas di sana, membuat penghuni kos yang lain mendengar dan prihatin dengan keadaan Arlene. Ketokan pintu kos dan teriakan dari tetangga kos pun diabaikan oleh Arlene.

Arlene melihat sekitar, mencari benda yang dapat membuat dirinya tidak mendengar ketukan da teriakan bising dari luar. Matanya tertuju pada benda persegi. Arlene berdiri dengan sisa tenaga yang dia punya, mengambil benda itu dan membenturkannya ke pintu hingga menjadi potongan-potongan kecil. Arlene mengambil potongan secara acak dan menempelkannya ke urat nadi. Wajahnya tengadah sekali lagi sebelum potongan yang berasal dari kaca itu menggores pergelangan tangannya.

Arena Duel The WWG Generasi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang