Chapter 1

8 1 0
                                    


Rintik hujan masih turun dari langit yang berwarna kelabu ini. Walaupun tak selebat tadi, suasanya yang dihasilkan masih sama. Saat ini venus telah selesai dari ritual berendam nya dan termenung di balkon dengan handuk yang masih terlilit dikepalanya. Venus masih kalut dengan perasaan nya sendiri.kenapa orang tuanya selalu melarang apa yang akan dikerjakan venus. Terlebih lagi dengan hobi-hobi nya.

Dulu saat venus masih berada di Taman kanak-kanak, venus pandai menari. Namun orang tua venus melarang nya agar berhenti menari dan menyuruh venus agar tetap tekun belajar. Menurut orang tua venus, menari hanya membuang-buang waktu dan tenaga saja.

Lalu saat venus sudah duduk di kelas lima sekolah dasar, ia tertarik pada bidang olah vokal. Wali kelas venus yang mengetahui ada bakat dalam diri venus pun mendaulat nya untuk ikut dalam lomba bernyanyi. Namun orang tuanya lagi-lagi tak menyetujui dan menyuruh venus agar mundur dari perlombaan tersebut.

Kejadian serupa terjadi lagi saat venus duduk di kelas dua sekolah menengah pertama. Dulu karena venus terlau bosan dengan rutinitasnya yang sehari hari hanya belajar dan belajar, ia membuka youtube, dan mencari anime yang baru booming dikalangan teman-teman nya. Dia mulai tertarik dan mencoba untuk menggambar satu tokoh dalam anime tersebut. Dan lama-kelamaan venus menjadi suka menggambar. Yah, kalian bisa tebak sendiri apa yang dilakukan oleh orang tua venus. Untuk kesekian kalinya venus dilarang untuk melakukan hal yang menurutnya mengasikan. Dan memilih untuk mematuhi kedua orangtuanya.

Namun tak dipungkiri, dengan segala aktifitas venus, venus dapat mengimbanginya dengan kewajiban nya sebagai pelajar. Venus merupakan siswa yang pandai disekolahnya. Namun akhir-akhir ini prestasi venus menurun. Mungkin akibat venus terlau sibuk dengan karir menulisnya.

"Ddrrrttt.. Ddrrrttt" ponsel venus bergetar dari balik saku celana yang ia kenakan.

Venus melihat notifikasi panggilan masuk dari sahabatnya. Ah, dengan seketika mood venus mulai membaik. Dengan cepat tangan venus menggeser tombol panggilan ke warna hijau.

"Andro... kenapa baru telfon venus?" Pekik venus girang.

"Venus.. kan meda udah bilang jangan panggil meda andro, meda bukan android nus" gerutu sang penelfon.

"Hehe, meda juga jangan panggil nus, venus bukan anus"

Sepersekian detik tawa mereka pun pecah. Dengan sahabatnya menelfon membuat venus tak sesedih tadi.

"Venus masih diperpus apa udah balik?"

"Venus udah pulang kok med, kenapa?"

"Temenin meda makan diluar kuy"

"Oke, tapi meda jemput venus ya"

"Siap. Meda otw"

Andromeda Bintang Raditya.

Sahabat venus dari sekolah dasar hingga sekarang. Dari dulu meda adalah moodbooster bagi venus. Bila venus sedang menangis, meda akan selalu ada disamping venus dan menenangkan nya hingga venus tersenyum kembali. Dulu rumah venus dan meda bersebelahan. Namun sejak oma meda meninggal. Rumah omanya diberikan kepada ayah meda dan rumah yang ada disebelah venus dijual. Walaupun jarak rumah meda sekarang dengan rumah venus agak jauh, meda tetap sering main ke rumah venus meskipun dalam keadaan hujan sekalipun.

Setelah sambungan telfon nya terputus. Venus pun berjalan menuju lemari nya. Venus bergegas untuk berganti baju. Ia juga menyiap kan started pack nya. Apalagi kalau bukan macbook, note book, headphone dan ponselnya.

Venus kini telah siap dengan kemeja putih yang dilipat sampai lengan dan ripped jeans warna biru nya. Lantas venus pun turun dari lantai dua menuju ruang tengah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GALAXY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang