Maraknya aksi klithihan alias kenakalan remaja berhasil meresahkan masyarakat di Kota Anu. Masyarakat dari berbagai lapisan sangat berhati-hati agar aksi klithih tersebut tidak kembali memakan korban, begitu pula dengan SMA Negeri Sekian, salah satu SMA di Kota Anu yang salah satu muridnya menjadi korban pembacokan oleh siswa sekolah lain beberapa waktu yang lalu.
"Saya harap seluruh pendidik dan tenaga kependidikan bisa menjalankan amanat dari saya untuk melindungi siswa kita dari aksi yang meresahkan ini agar tidak terulang lagi kejadian beberapa waktu yang lalu,", kata Johnny KItagawa, kepala sekolah SMA Negeri Sekian.
Yabu Kota mulai pusing. Pasalnya, kelas yang ia pegang adalah kelas dengan anak-anak yang sangat nekat dengan aksi ini. Bagaimana tidak, begitu kohai mereka menjadi korban aksi klithihan yang dilakukan SMA Negeri Kesekian, tiga dari dua puluh siswa SMA Negeri Sekian yang melakukan aksi balas dendam ke SMA Negeri Kesekian adalah anak-anak dari kelasnya, 11 IPA 9. Padahal, dari kelas lain hanya satu atau dua orang.
Aku, teh, kudu gimana.... batinnya, kuatkan aku, Kami-sama, untuk meluruskan mereka...
11 IPA 9 tidak seperti kelas IPA yang lain. Kelas spesial, katanya. Kelas para anak-anak IPA yang seharusnya masuk IPS namun tidak dapat restu orang tua (demi, gue ngomong apaan sih -_-)
Yabu Kota sebagai wali kelas harus meluruskan mereka. Ia ingin melihat anak-anaknya lulus tanpa masalah.
Tapi baru gue pikirin aja udah bikin masalah lagi
Kota keluar dari ruang rapat dengan resah. Apa yang harus dia lakukan, sedangkan ia hanyalah guru muda yang baru satu setengah tahun mengajar di sekolah tersebut. Apalagi kelas yang ia tangani bukanlah kelas biasa, harus ada penanganan khusus agar mereka bisa kembali ke jalan yang benar.
Moga gue kuat ngadepin mereka
Dan semoga gue nggak disogok pake video hentai sama si Yuya, gue mau tobat nonton gituan
Eh, tapi kalo gue tobat, gimana? Kan, gue butuh hiburan juga....
-----
Suasana kelas 11 IPA 9 masih sangat ribut. Lagi-lagi, Aiba-sensei absen mengisi kelas Kimia. Mungkin ia lelah dengan anak-anak di kelas tersebut.
"Cuy, gimana, nih, bales dendamnya? Katanya anak Kesekian mau disidang,", tanya Inoo Kei sambil melempar bola basketnya ke arah Takaki Yuya.
"Bales dendam sogokin video JAV aja coba,", jawab Yuya ngawur.
"Alah lu, hentai aja yang lu pikirin,", sahut Yaotome Hikaru sambil melempar penghapus ke arahnya, "Kali-kali lu ikut bales dendam kek, Yan, lu nonton gituan mulu gak bosen apa? Ngajak juga kagak,"
"Gue ikut yee...", bantah Yuya, "Pas kita ngevandal gedungnya kan gue yang nyetok pilok sampe kita coret-coret seragam macem senpai kalo ngerayain kelulusan,"
"Alah boong,", ledek Nakajima Yuto, "Sok-sokan ngevandal sekolah orang, nyoret-nyoret meja sendiri aja kagak berani,"
"Lu kali itu mah,", ledek Yuya tak mau kalah.
"Udah, eh,", Kei mencoba melerai mereka, "Jadi gimana?"
"Tanya anak kelas sebelah coba, gimana pun juga gue gak terima si Taiga mati gara-gara itu anak,", jawab Hikaru sedikit geram.
"Katanya si Taipi abis si pelaku disidang kita nyerang sekolahnya buat bales dendam,", Kei memberi tahu kepada teman-temannya, "Sidangnya kapan belom tau, tapi yang jelas, siap-siap aja,"
-----
Kei baru saja pulang kerja part time di salah satu restoran kecil ketika ponselnya bergetar. Ia segera mengecek ponselnya, ada sepotong chat dari siswa kelas sebelahnya, Fujigaya Taisuke.