always smile

504 27 0
                                    

Aku ingat saat itu, ketika aku masih kecil, aku memiliki ketakutan luar biasa terhadap kegelapan. Ibu dan bibiku membawaku menemui seorang wanita tua yang tinggal di sebuar rumah tua yang besar. Mereka membawaku ke dalam sebuah ruangan gelap yang diterangi lilin-lilin di sekitarnya. Sang wanita tua membisikiku sesuatu kemudian ia bersama ibu dan bibiku melakukan sejenis ritual gaib dan meniup semua lilin yang berada di ruangan tersebut.
Aku tidak begitu ingat akan ritual itu sendiri, namun aku masih ingat bagaimana hal tersebut terjadi. Ingatan yang tersegel jauh di sudut terdalam pikiranku, namun akhir-akhir ini aku mulai mengingat hal tersebut... dan aku sangat ketakutan akan hal itu.
Ingatanku tidak begitu jelas, namun aku sangat yakin bahwa usiaku saat itu masih 4 tahun. Aku dikirim untuk tinggal bersama bibiku untuk sementara. Aku tidak tahu mengapa orang tuaku mengirimku ke sana, namun mereka selalu mengunjungiku dari waktu ke waktu.
Suatu hari, aku sedang duduk sendirian di sebuah kamar, bermain dengan beberapa mainan, ketika aku mendengar suara aneh berbisik di belakangku. Aku berbalik dan melihat sesuatu yang membuatku merasa sangat ketakutan.
Di atas ranjang, duduklah dua orang gadis muda, berusia sekitar 12 tahun. Wajah mereka sangat pucat, mata mereka melotot , dan mulut mereka membentuk senyuman paling mengerikan yang pernah kulihat. Itu bukanlah senyum kegembiraan, namun suatu senyum jahat yang penuh akan kedengkian. Senyum mereka terbentang dari telinga ke telinga mereka, memperlihatkan gigi-gigi mereka.
Mereka berbisik kepada satu sama lain, dengan bibir yang tidak bergerak sama sekali dan gigi-gigi yang tetap tersusun rapat. Mereka berbicara dengan senyuman mengerikan tersebut.
Kemudian, kedua gadis tersebut berbalik ke arahku. Mereka dengan mudahnya memutar kepala mereka dan menatapku. Hal yang lebih anehnya lagi adalah pupil mata mereka yang tak bergerak sama sekali. Mereka nampak seperti sedang menatap tajam ke arahku.
Aku sangat ketakutan dengan pemandangan tersebut hingga aku segera berhenti bermain dengan mobil-mobilanku dan berlari meninggalkan ruangan.
Aku juga mengingat sesuatu yang terjadi setelahnya. Saat itu hari telah sore dan aku sedang duduk di meja bersama bibi dan saudara-saudaraku. Tiba-tiba, aku melihat ada seorang wanita aneh di dapur. Namun hanya aku yang dapat melihatnya. Wanita tersebut sangat tinggi dan berkulit pucat. Ia juga memiliki senyum mengerikan yang sama dengan 2 gadis yang telah kulihat, senyumnya terbentang dari telinga ke telinga serta memamerkan gigi-giginya.
Ia pun menuju ke arahku seiring dengan senyumnya yang kian melebar. Kemudian 2 gadis yang pernah kulihat memasuki dapur dan berdiri di belakangnya. Nampaknya mereka adalah anak wanita tersebut. Wanita tersebut membisikkan sesuatu kepada mereka, lalu ia merangkak ke bawah meja sambil membawa nampan berisi beberapa buah piring di atasnya.
Perhatianku benar-benar tefokus kepada mereka, sampai-sampai aku tidak memerhatikan bibiku yang terus memanggil namaku dan bertanya apa yang sedang kulihat.
Wanita tersebut menarik kursi yang bersebrangan dengan tempatku duduk dan kedua anaknya duduk di bawah meja. Ia meletakan sebuah piring di hadapan merka. Kemudian ia meletakan sebuah piring di hadapanku, sambil berkata: "Bon appetit!" ("selamat makan!")
Perlahan-lahan mataku menatap apa yang terdapat di atas piring tersebut, dan itu adalah... setelah bertahun-tahun berlalu, aku dapat mengingatnya dengan jelas... itu adalah ingatan yang terus menghantuiku setiap kali aku mencoba tidur...
Di atas piring di hadapanku, terdapat bagian-bagian dari wajah manusia. Kulit manusia yang sudah direbus dan bola mata yang masih tepat berada pada rongganya. Di sekitar ujung piring tersebut terdapat jari-jari manusia. Aku pun berteriak.
Aku berteriak hingga bibiku memelukku dan mencoba menenangkanku, ia juga bertanya apa yang salah. Aku menangis tak terkendali, aku memberitahunya bahwa ada wajah serta jari-jari manusia di atas piring.
Aku masih terkejut saat salah seorang dari gadis tersebut bertanya, "Bisakah aku mendapatkan matanya, bu? Nampaknya ia tidak menginginkannya."
Gadis tersebut naik ke atas meja dan mulai mengambil beberapa potongan daging manusia dari piringku. Sekali lagi, aku mulai menangis. Aku takut untuk memberitahu hal tersebut kepada bibiku mengenai seorang wanita aneh dengan 2 anaknya, karena sepertinya hanya aku yang dapat melihat mereka.
Senyum jahat mereka tidak pernah meninggalkanku. Pada malam hari, mereka duduk di lantai kamarku dan bermain beberapa permainan dan senyum mengerikan mereka terus terpampang pada wajah mereka. Aku terus menangis, dengan mengeluarkan suara sekecil mungkin, berharap aku tidak akan melihat mereka lagi.
Seiring berlalunya hari, aku menceritakan tentang wanita bersama kedua anaknya tersebut. Aku memberitahunya mengenai senyuman mengerikan mereka dan bagaimana ketika aku terbangun di tengah malam mendapati sang wanita berdiri di ujung ranjangku. Aku memberitahunya bahwa setiap sore, mereka ikut menikmati makan malam bersama kami dengan memakan daging manusia. Aku memberitahunya bahwa kedua anaknya selalu bermain permainan aneh dengan makanan mereka, dan melihat hal tersebut, senyum sang ibu makin membesar.
Awalnya, bibiku tidak mau memercayai akan apa yang kukatakan. Ia terus memberitahuku bahwa hal tersebut tidaklah nyata, jadi aku berhenti memberi tahunya tentang hal mengerikan tersebut. Akan tetapi, sesuatu terjadi yang membuatnya yakin bahwa apa yang kukatakan adalah nyata.
Suatu malam, wanita tersebut menariku dari ranjang dan berkata bahwa ia ingin aku ikut bermain bersama anak-anaknya. Mereka menggelindingkan beberapa buah bola mata di lantai seperti kelereng. Aku berteriak dan terus memberontak, namun wanita tersebut mencakarku dengan kukunya yang tajam, meninggalkan luka goresan yang parah.
Mendengar keributan, bibiku buru-buru menuju ke kamarku dan melihatku terbaring di lantai sambil menangis dengan darah yang terus mengalir dari luka goresan di lengan dan kakiku.
Bibiku menghubungi ibuku dan bersama-sama, mereka membawaku kepasa seorang wanita tua yang membantuku mengatasi ketakutanku akan gelap. Kupikir wanita tua tersebut mengetahui sesuatu yang menghuni rumah bibiku dan ia bersama ibu dan bibiku melakukan beberapa ritual pengusiran roh jahat. Setelah kejadian tersebut, aku kembali tinggal bersama kedua orang tuaku dan tidak pernah melihat makhluk-makhluk dengan senyuman mengerikan itu lagi.
Sumber: scaryforkids.com
.
.
Enjoy it guys:)
Btw, kalian juga bisa request cerita. Yg mau chat ke pc y

Your Creepy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang