Kejutan tak terduga

44 3 1
                                    

Vanya menggigit bibir bawahnya dengan gelisah. Jemarinya mengetuk-ngetuk meja di depannya, Masih susah dicerna rasanya kejadian yang menimpanya tadi pagi, seorang murid Laki - Laki baru saja menyatakan perasaannya kepada Vanya . Vanya murid lulusan SMP khusus perempuan itu bahkan belum pernah mengenal yang namanya laki-laki dan hari ini dia baru saja di tembak oleh seorang murid laki-laki , rasanya masih sulit di percaya oleh Vanya, yang mebawanya untuk terus - menerus berpikir tentang hal itu

"Woi "!!! teriak seorang murid sambil berlari yang memecahkan konsentrasi Vanya .

"Astaga " ucap Vanya kaget Ternyata dia adalah teman Vanya , Andrea Lania atau bisa di panggil Andrea. Andrea adalah teman Vanya dari SMP, mereka telah bersama dari TK Tapi berpisah lagi saat SD, Andrea adalah teman satu-satunya yang di miliki oleh Vanya saat pertama masuk SMA, karena Vanya dari dulu lebih lemah dari pada Andrea, lebih suka Diam sedangkan Andrea lebih aktiv.

"Lo ngak apa-apa kan "!!! ucap Andrea sambil memeluk Vanya

"Masih hidup kan"!!! Lanjut Andrea sambil mengelus kepala Vanya

"Udah ah lepas lebay lo"!!! ucap Vanya sambil mendorong Andrea agar menjauh

"Seriusan nih "!! Tanya Andrea Untuk memastikan kembali

"Iya gw ngak apa- apa , astaga "
Ucap Vanya meyakinkan Andrea kembali .

Setelah menenangkan Andrea,perhatian Vanya kembali kepada masalah yang menimpanya,konsentrasi Vanya tidak bisa diganggu gugat lagi,dia terus memikirkan wajah siswa laki laki yang menyatakan cinta padanya tadi pagi.

"Vanya" ucap Andrea memecahkan konsentrasi Vanya.

"Kenape?" Balas Vanya.

"Kok lo bisa sih ditembak Tiba Tiba?"

"Mane gw tau,tiba tiba di tembak aje"

"Emang siapa sih yang nembak lo ?"

"Gw gak tau namanya sih,tapi dia seangkatan kok,mukanya mayan sih"

"Ooh"

Setelah pembicaraan itu,keheningan kembali menyelimuti mereka.

"KRING KRING....!!!"
Bel pun berbunyi memecahkan gelombang keheningan.

"Udah bel aje,gw balik duluan ke kelas yah Van" Pamit Andrea

Vanya hanya mengangguk dan kembali berpikir.

Vanya melihat keselilingnya semua teman kelasnya sudah mengobrol dan berkenalan satu sama lain. Bola matanya mulai berputar dan mulai kembali memikirkan sang cowok yang tadi pagi menyatakan cintanya padanya .

Sampai konsentrasinya dipecahkan oleh suara seseorang yang berada dari belakang Vanya.

" Hai !" Suara bariton itu berhasil membuat Vanya terkejut .

" Masih inget gue kan yang tadi pagi ." Lanjut orang itu.

Vanya mulai menyipitkan matanya agar bisa melihat orang itu dengan lebih jelas.

" KAMPRET lo copot !!!" Teriakan Vanya bisa terdengar menggema dikelasnya.

" Pffftttt, kampret ?!" Tahan tawa orang itu .

Ternyata yang membuat Vanya sangat terkejut ternyata cowok yang menyapanya adalah cowok yang tadi pagi nembak dia. Benar cowok yang tinggi dengan mata hitam kecokelatan dan bibir yang agak berwana merah gelap serta wajah yang tampan penuh pesona adalah cowok yang tadi menyatakan cinta pada Vanya. Dengan muka yang merah padam Vanya mencoba untuk mebalas sapaan dari cowok itu.

" Ah... Iya halo , sorry tadi ngomongnya gitu reflek ."

" Oh iya ngak apa-apa kok, lo pasti kaget banget ngeliat gue tiba-tiba disini ."

" Ya iyalah kaget lo tadi pagi kan baru nembak gue, belom siap man ." Gumam Vanya dalam hati .

" Iy ngak apa-apa kok, lo kesini mau ngapain ?"

" Oh iya kenalan dulu dong , Arjuna Prasetyo Wijaya panggil aja Juna ."

" Oh gue Vanya Salvira panggil aja Vanya ."

" Jadi gimana , jawaban lo apa soal pertanyaan gue tadi pagi?" Tanya Juna

Keheningan mulai menyelimuti kelas itu semua mata mulai tertuju pada mereka. Bola mata Vanya mulai melihat keselilingnya untuk menghindari tatapan mata Juna dan sadar bahwa banyak orang yang telah mengambil foto dia dan Juna serta mulai banyak yang membicarakan mereka .

" Sorry ya bukannya gue ngak mau jawab tapi bisa nanti aja kan, soalnya pada ngeliatin nih ngak enak jugakan."

Juna mulai melihat keselilingnya .

" Oh ya udah ngak apa-apa kok nanti kalo udah siap bilang aja ya gue duduk di depan lo kok." Jawab Juna sambil tersenyum kecil kepada Vanya.
" Lo kelas sini ?!" Tanya Vanya terkejut

" Iya jadi kalo ada apa-apa lo tinggal nanya aja ke gue , ok ?"

" Oh ya udah , makasih ya ."

" No problem ." jawab Juna santai .

Thanks ya udah mau baca, tunggu chapter 2 nya ya, sorry ya kalo typo , jangan lupa vote buat ngedukung cerita ini 😘

Totally StrangerWhere stories live. Discover now