Chapter 2

30 0 0
                                    

Holla teman pembacaku yang cantik manis dan anggun. Alangkah enaknya nih kalau baca chap 2 sambil makan walens. Apalagi sambil komen dan vote behhhh....tambah deh pahala juga bikin qusqus seneng. Yaudah happy reading penghayalll~

    Anna berjalan dengan cepat, langkah kakinya terdengar tegas dan mantap. Ia memasuki kantor kepolisian dengan membawa secarik kertas yang dirobeknya dari koran pagi ini. Tanpa menyapa beberapa staf di kantor itu ia pun langsung masuk keruang di dekat tangga. Ia melemparkan kertas itu di atas meja keras-keras.

“Mau kamu biarin berapa lama ini?” tanya Anna pada seorang polisi yang di mejanya tertulis Ricky Prananda.

“Seenggaknya kamu ketuk pintu dulu!” jawab Ricky dengan sabar.

“Rick!” hardik Anna serius.

“Gaada waktu buat berleha-leha. Kalo di biarin terus, yang ada pembunuhan ini makin berlanjut!” seru Anna dengan tatapan kesal.

Ricky berdiri mendekati Anna. Ia duduk diatas meja kerjanya.

“Gue belum siap An,” jawabnya masih sabar menghadapi hardikan Anna.

“..kita  butuh seer, karena kalo..”

“Kalo lo sampe tau siapa pembunuhnya, lo juga bakalan mati?” lanjut Anna memotong ucapan Ricky.

“..pengecut loe!” ucap Anna sambil mengambil kertas yang di lemparnya tadi . Anna mengambil langkah keluar, tetapi kemudian dia berhenti dan berbalik.

“Kalo gue jadi lo, gue bakalan milih mati daripada seratus hari ke depan akan ada seratus orang yang mati atau bahkan seratus tahun kedepan.”

Ricky terdiam, ia membiarkan Anna keluar dari ruangannya sembari ia merenungi ucapan Anna barusan.

Ricky adalah seorang intel di dunia kepolisian, begitu pula perannya di dunia nyata tidak jauh berbeda. Ia terlahir sebagai seorang detektive, ayahnya adalah pemimpin Mason namun sekarang telah pensiun. Beban berat kini tertimpa pada diri Ricky karena harus menemukan werewolf yang sangat di buru oleh perkumpulan Mason. Perkumpulan Mason adalah suatu perkumpulan yang bertugas memberantas populasi Werewolf. Ricky memiliki kekuatan untuk mengetahui identitas seorang Werewolf suatu waktu.

Dia bertemu Anna empat tahun yang lalu di kafe Oriental di salah satu mall Jakarta. Saat itu Anna sedang melakukan tugasnya untuk memburu werewolf. Saat itu kekuatan Ricky nampak dan menemukan salah satu werewolf, ia berniat menagkap Sang Werewolf tepat saat werewolf itu keluar dari kafe. Namun sayangnya serigala itu sudah tau identitas Ricky, dan kabur. Ricky mengejarnya hingga mereka berhenti di salah satu lorong sepi dekat mall. Ricky bertarung, serigala tersebut berhasil menggigit lengan kirinya membuat tubuhnya kehilangan cukup banyak darah.  Ia hampir mati saat werewolf mulai menggertakkan gigi-gigi tajamnya dan bersiap menerkamnya.
Ricky hampir menyerah, ia  tidak melakukan perlawanan lagi. Sampai panah berwarna coklat keemasan tertancap di tubuh werewolf itu. Lalu pemilik panah itu menghampiri binatang jadi-jadian itu dengan gagah berani. Ia menghajar werewolf dan memotong kepalanya menggunakan pedang panjang yang di selipkan di pinggangnya. Werewolf itupun tewas di depan mata Ricky. Sejak saat itulah Ricky mengenal Anna.

“Hai bung!” sapa Anna sambil mengulurkan tangan panjangnya.

Ricky menyambut dengan ekspresi kesakitan. Ia mencoba berdiri perlahan.

WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang