Bagian 1

641 5 0
                                    

Naila sedang sibuk mencari laptopnya. Hari ini ada presentasi mata kuliah Manajemen Strategik, yang mana dosennya terkenal galak sejagad kampus. Naila tidak mau terlambat, bisa-bisa ia tak diizinkan masuk kelas dan otomatis akan ada huruf A di absensinya. Alfa. "Ah, jangan sampai itu terjadi. Aku harus bergegas," gumamnya sambil terus mencari laptopnya.

Naila Damayanti, itulah nama lengkapnya. Seorang wanita dengan jilbab panjang yang selalu dikenakannya. Di kampus, Naila adalah gadis yang aktif. Berbagai organisasi kampus dijajal, diikutinya agar mendapat banyak pengalaman dan kawan. Lomba-lomba pun tak pula ketinggalan, apalagi lomba nyanyi solois di fakultasnya. Tak salah kalau banyak temannya yang memanggil Naila dengan sebutan ukhti gaul. Walaupun berjilbab panjang tapi tidak menutup diri dengan pergaulan kampus, yang biasanya cuma jadi mahasiswa kupu-kupu, kuliah pulang-kuliah pulang.

Bukan cuma organisasinya yang gemilang, dalam belajar pun Naila tidak pernah mau dapat nilai yang pas-pasan saja, seperti kebanyakan aktivis kampus--temannya--yang memilih fokus organisasi dan abai dengan hiruk pikuk perkuliahan, abai dengan nilai yang akan mempengaruhi IPK, Indeks Prestasi Kumulatif mereka.

"Aduh, dimana sih laptopnya? Ya Allah padahal setengah jam lagi masuk," Naila sudah kehilangan akal karena sudah mencari kemana-mana.

Mama yang melihat Naila kalang kabut mencari laptop, hanya tertawa sambil berkata, "Naila, itu tuh mama masukin ke dalam lemari laptop kamu. Kamu sih naroh laptopnya sembarangan abis belajar, dibawa tidur pula. Ntar kalau rusak gimana? Mau beli baru pakai uang sendiri?" kata Mama setengah serius.

"Ya Allah, Alhamdulillah.. Mama kok gak bilang dari tadi, Ma? Naila dah susah cariinnya. Setengah jam lagi masuk sama dosen killer." Naila bicara sambil mengambil laptop yang ada di lemarinya, dimasukkannya ke dalam ranselnya yang sudah berat dengan buku.

"Iyaa deh, tadi Mama lagi di belakang loh Nak. Lagi masak, jadi Mama gak tau kalau kamu lagi cari-cari laptop itu. Untung Mama keluar dan liatin kamu, kan?"

"Hehe iya, Mamaku sayang. Makasih ya, Ma udah dibilangin. Oh ya, Ma Naila pergi dulu ya. Udah telat nih," Naila menggendong tas ranselnya di punggung belakang dengan tergopoh-gopoh.

"Lah, gak makan dulu kamu? Mama udah siapin sarapan loh." kata Mama seakan menyuruh Naila duduk dulu untuk makan.

"Gapapa, nanti aja. Udah telat, Ma. Naila pergi dulu ya. Assalamualaikum.." Naila mencium tangan Mama dan segera berlalu menuju motor maticnya.

"Wa'alaikumsalam, hati-hati ya, Nak." Mama melambaikan tangan pada Naila.

Naila hanya membalas dengan mengklakson motornya, dan sedetik kemudian telah hilang bersama laju motornya.

***********

Dari pembawaan diri Naila yang sangat berdedikasi, aktif dan suka menyibukkan diri itu, tersimpan satu hal yang tidak banyak orang tahu. Perihal sesuatu yang sudah Naila simpan sejak lama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENANTI KHITBAHMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang