kami sampai, Bengkulu!

25 0 1
                                    

  Nama ku Zee. Seharusnya hari ini aku libur dan menghabiskan waktu ku di kamar. Namun, pagi ini pukul 3.00 AM aku harus bersiap-siap menuju bandara.

sesampainya di bandara..

  "Felis!" panggil ku sambil melambaikan tangan.
  "Dari mana aja lu? gue mah keliling nyariin, tau nya di KFC. Bawa koper lu, Bu Eni udah nunggu." kesal Felis sambil menarik tangan ku.
  "Iye, mbak. Sabar, gue abisin minum gue dulu".

  Kami berjalan menuju Bu Eni. Kami berangkat menuju Bengkulu pukul 08.00 AM dan sampai pukul 09.00 AM.

  "Zee, liat deh. Itu bule bukan?" tunjuk Harada ke arah laki-laki Albino itu.
  "Bodoh! Dia Albino, bukan bule!" aku menoyor kepala Harada.
  "Huihh, Albinooo..." mata Felis mendekat ke arah muka Harada dengan tatapan seperti orang bodoh.
  "Ah! Pelis! Apaan si. ga jelas lu" Harada mendorong muka Felis.

  Kami menaiki taxi bandara. Supir itu banyak cerita hal mistis. Yaa, kami tidak peduli. Kami malah sibuk bermain Instagram sambil menerka-merka.
  "kira-kira di bengkulu ada sinyal kagak yaa?"

  Yeay! Kami sudah sampai! Disana banyak sekali anak-anak dari seluruh Indonesia. Jelas saja, pelatihan itu tingkat Nasional. Bu Eni mengambil kunci kamar di reservasi.

  "Anak-anak! Sini, ambil kunci kamar kalian!" panggil bu Eni dari tempat reservasi.
  "Yeay! Kamar kita nomor berapa buu?" tanya Harada sambil berjalan menuju Bu Eni.
  "Waw, 666!! keren! Angkanya sama semuahhhh" kagum ku.
  "Dih, kok lu seneng sih? gue malah takut." Felis berjalan menjauh. "Bu, bisa ganti nomor kamar nya? jangan 666 dong.."
  "Ga bisa Nak, pun kita minta ga akan boleh." Bu Eni memberi tahu kita.
  "Lebay ah, yaudah Bu, kita masuk duluan yaa!"

   krekk..
  "WELCOME IN OUR ROOM!" teriak Harada.
  "Kamar nya ada AC, lumayan lah. Tapi kok, kaya ada yang beda yaa?" takut Felis sambil memegangi tangan ku.
  "Tenang ajaa, kaga ada apa-apa kok. toh, juga kanan kiri kita ada peserta lainnya. kalo ada apa-apa bisa langsung keluar. Dan, kita kan sekamar sama anak-anak dari luar juga nanti." jelas ku panjang lebar.
  "Ya udah. Terserah lu aja dah." Felis mengangkat kopernya sambil memasang muka pasrah.
 
  Sejauh ini, kami merasa tidak ada apa-apa. Dan, tidak lama ada anak lain yang baru datang di kamar kita. Dia bernama kak Alya dan kak Irza. mereka sangat baik, dan mereka berasal dari jakarta. Karna kami merasa sudah ada yang bisa menjaga kamar, kami jalan-jalan keluar hotel.
  "Zee, beli kaset yuk. cuma 7000-an" ajak Harada.
  "Ayo aja, pake duit siapa? Felis aja yaa." ejek ku ke Felis.
  "Apaan, lu. Kampret. Gak, Gak!" tolaknya sambil mendorong ku dan..

wushh...
  kami semua terdiam, aku hampir saja terserempet motor. tapi, aku melihat seseorang di sebrang sana yang menurut ku aneh.
  "Felis! Ah! Untung gue kaga kenapa-kenapa. kalo ampe masuk rumah sakit, hmm.. gue absin lu!" kesal ku sambil jalan mendahului Felis.
  "Ih, maap Jii.."
  "Bodo!" tolak ku.
  "Apaan sih weh. tuh, tukang kaset. gue yang beliin! tenang. gue tajir!" sombongnya sambil mengeluarkan uang 10.000.
  "Gaya lu." singkat ku.
  "Mau beli kaset apa nih?" tanya harada sambil mengipas-ngipas uangnya.
  "Conjuring aja!" usul Felis.
  "Jangan, kalo bisa yang banyak film nya. satu kaset ada banyak, kan seru tuh. Bisa ganti-ganti pilem!" usulan ku mengalahkan Felis.
  "Ya udah. Pak, beli satu yai!" Alda membeli kaset itu.

  Sesampai di Hotel, kami langsung mengambil laptop dan menonton Insisidious. Kami menonton tetapi ka Alya dan ka Iza sedang tidur. Kami memamtikan semua lampu dan menutup gorden jendela.

  "Gece, setel!" Harada merasa tidak sabar.
  "Sabar, ih." Felis memasukan kaset itu ke dalam laptop. "eh, terus ini gimana?"
  "Sini, gue jago." aku mulai mengotak-atik laptop Harada. "Nih, mau film Insidious berapa?"
  " Satu ajaa" pinta Harada.
  "Okey!" jawab ku.

  Kami mulai menonton film itu. Seperti biasa, ada perasaan Dag Dig Serrr.. Aku merasa tak tahan menahan pipis ini.
  "Genks, gue ke WC dulu yak. Pen pipis. Aku tak tahansss" kaki ku mulai tidak bisa diam menahan pipis.
  "yaudah, sono." usir Harada.
 
  Saat aku memasuki kamar mandi itu. Tadi nya lampu itu tidak apa-apa. Seketika, lampu kamar mandi itu kedap kedip. Aku merasa tidak peduli. Aku menyalakan keran air. Setelah itu, aku mematikan keran itu hingga full. Saat aku ingin membuka pintu.

tess..tes..tes...
 
  "Hah? kok nyala lagi sih?" . Aku langsung mematikan keran air itu. Dan tiba-tiba,

Tes..tes..tes..

  "Ih! Apaansi! Gak mati-mati kerannya!"

  Aku mematikan keran itu, tiba-tiba gayung kamar mandi terjatuh. Aku merasa kaget, fikiran buruk mulai menghantui ku. Aku menoleh perlahan-lahan untuk mengambil gayung itu.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

rOoM 666 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang