Sara POVGalang. Galang. Galang.
Kenapa aku tidak bisa memikirkan hal lain selain Galang. Kenapa dia yang tidak perduli dengan keberadaanku bisa memenuhi pikiranku.
Aku sedih mengingatnya. Tapi, aku memang tidak pernah mengobrol dengannya barang sepatah kata pun. Sangat menyedihkan bukan?
Jika kalian berpikir bahwa aku adalah seorang pengecut. Katakanlah. Karena aku memang seperti itu. Sampai kapan pun aku tidak akan siap untuk mengutarakan isi hatiku kepada orang yang selama ini telah memenuhi pikiranku.
Aku hanya tidak siap untuk menerima jawabannya. Aku takut akan penolakan. Jadi, lebih baik aku diam saja dan menyembunyikan perasaanku walau Galang berada dikelas yang bersebelahan denganku.
" Sar, Galang memanggilmu untuk segera menemuinya di taman belakang sekolah! "
Aku mengerjap pelan. Apa aku tidak salah dengar. Kenapa Galang memanggilku? Perasaanku tidak enak. Apa Galang mengetahui bahwa aku menyukainya.
" Sara! "Matt berteriak memanggil namaku karena merasa ucapannya diabaikan. " k-kenapa? " Jawabku gugup.
" hahh.. Galang memanggilmu untuk segera menghampirinya di taman belakang sekolah "
Matt menghela nafas karena ia harus mengulang ucapannya lagi. Sebenarnya aku sudah mendengarnya dengan jelas. Hanya saja, karena aku tidak terlalu yakin dengan pendengaranku, aku pura pura tidak mendengar." i- iya. Aku akan kesana sekarang. "
Entah kenapa, aku malah semakin bertambah gugup.-
Aku sudah sampai di taman belakang sekolah dan mendapati Galang yang tengah berkutat dengan ponselnya. Sesaat dia tidak menyadari keberadaanku. Tapi didetik berikutnya, Galang menegakkan kepalanya dan menatapku.
" ehmm... apa kamu Sara? "
Tanya Galang dengan suara khasnya.Lihat? Galang bahkan tidak mengetahuiku. Menyedihkan sekali saat orang yang kamu cinta tidak mengetahui dirimu.
Aku hanya menganggukan kepalaku karena aku tidak bisa berbicara. Mulutku seperti merekat dan tidak bisa dibuka saat berhadapan dengan Galang.
Kini hatiku berdegup kencang saat Galang mendekat kearahku dengan tiba tiba sehingga membuatku reflek memundurkan badan dan menjauhinya.
" kenapa menjauh? Bukankah kamu menyukaiku"
Deg...
' Darimana dia tahu? Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak siap '
Berbagai pertanyaan memenuhi pikiranku. takut sekaligus khawatir yang kini tengah kurasakan. Tidak ada perasaan senang sama sekali.
" Jangan menjauh jika kamu menyukaiku "
Ucap Galang masih terus mencoba untuk mendekatiku, sementara aku terus berjalan mundur untuk menjauh dari Galang." D-da..dari mana kamu tahu? "
Aku menelan ludah ketika punggungku menabrak dinding. Aku tidak bisa kemana mana lagi. Galang sudah mengunci pergerakanku dengan satu tangannya yang terulur hingga menyentuh dinding disebelah kiri kepalaku.
" Seseorang yang mengatakannya. Tapi itu tidaklah penting karena sekarang kamu resmi menjadi kekasihku "
Galang menatapku tajam dan membuat mataku terpejam karena takut akan tatapan mengerikannya.
Perlahan aku membuka kedua mataku ketika merasa bahwa Galang sudah menjauh dari tubuhku.
Dan saat mataku terbuka....
Galang sudah pergi. Aku tidak melihatnya lagi hingga bel pulang berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fault
Teen FictionAku sudah banyak melakukan kesalahan dengan membuang buang waktuku hanya untuk berjuang mendapatkanmu. Tapi, yang namanya sabar pasti ada batasnya. Dan saat kesabaranku mulai diambang batas. Aku akan benar benar menyerah dan pergi... Dan yang bisa...