Hantu Berkepala Putar

88 3 0
                                    

Beberapa minggu lalu, aku pindah tempat kerja. Tempat kerjaku yang tadinya ada di tengah kota Jakarta, kini berpindah lokasi di Tangerang. Sebenarnya bukan kantornya yang pindah, tapi aku yang di PHK. kekurang disiplinan ku ini lah yang membuat Mr. Choi, bos besarku marah. Sudah berulang kali dia memberiku peringatan untuk datang tepat waktu, tapi waktu tetap saja berkata lain. Aku selalu saja telat.

Pernah suatu ketika guna menghindari kemacetan di Jakarta aku berangkat sangat pagi sekitar jam 06;30 an. Dan saat itu juga aku dalam posisi sebagai supervisor. Biasanya seorang supervisor harus datang lebih awal dari atasan. Ya, tentu saja begitu. Tidak ada yang namanya atasan yang datang duluan, setelah itu baru karyawan nya. Perusahaan macam apa itu, kalau ada perusahaan yang memiliki kinerja semacam itu, aku juga mau kerja di perusahaan itu meskipun hanya karyawannya. Siapa yang tidak mau?  Kita bebas berangkat, tanpa pusing memikirkan ocehan atasan.

         Saat itu aku berangkat sangat pagi, ruangan ku berada di lantai Tujuh. Aku membawa beberapa berkas. Berkas ini adalah berkas yang beberapa hari sebelumnya belum selesai ku kerjakan, yang akhirnya ku bawa pulang.

Aku ingat, pagi itu Masih sangat sepi sekali di kantor. Hanya ada beberapa cleaning service yang sedang membersihkan beberapa ruangan. Ku masuki lift, ku klick lantai nomor 7.
Ku keluarkan sebilah kaca kecil untuk melihat wajah suram ku yang belum sempat ku poles pagi ini.
Tiba tiba,sekelebat bayangan muncul di ujung kaca yang kupegang. Sangat cepat. Mataku tidak bisa menangkap gerakan secepat itu. Aku gemetar, jantungku berdegup sangat kencang. Sambil memandangi nomor lantai di lift, berharap segera sampai di lantai nomor tujuh. Rasa panik kini menguasai ku. ada apa dengan pagi ini?
Sungguh aku tidak ingin melakukan ini dan aku berusaha menghindarinya. Namun ku coba beranikan diri memalingkan wajahku ke arah belakang.

"Kreekkkk… kreeeekkkkk…"

Batinku tersentak. Belum sempat ku melakukan nya tiba-tiba suara itu muncul. Tapi suara apa itu?  Aku ingat bahwa aku memasuki lift sendirian. Tak ada seorang pun yg ikut masuk satu lift bersama ku. Dan aku juga ingat kalau tadi pagi hanya ada cleaning service yg bekerja di bawah. Karna biasanya lantai atas sudah dibersihkan lebih dulu. Lalu siapa yg masuk bersama ku?  Bulu kudukku berdiri. Rasa takut ku mulai naik. Suasana semakin mencekam. Otak ku berpikiran macam macam yang tidak masuk di akal. Fikiranku kacau untuk pagi yang semangat ini.

"Kreekkkkkkk… krekkk…"

  Suara itu terdengar semakin keras, namun berbeda dari sebelumnya. Suara itu jelas berada tepat di atas kepala ku. Aku bingung, tubuhku menggigil.
T lama setelah itu suara itu lenyap bagai tersapu angin.

Lift akhir nya sampai di lantai tujuh. Aku keluar dengan cepat menuju meja kerja ku yang ada di ujung koridor. Ku lewati ruangan demi ruangan para rekan kerjaku yg lain nya.
Masing masing meja di ruangan sudah tertata sangat rapi, tanpa sengaja ku lihat kembali bagian kaca bening pembatas setiap ruangan.

"A…apa itu?? " batinku. Aku hanya terdiam ngeri dan membisu.
Seseorang berjalan di belakang ku?  Tapi siapa? Bukankah aku memasuki ruangan sendirian tadi?? 
Aku lalu berjalan menuju ruangan ku sambil memperhatikan kaca di pembatas ruangan di koridor.
Seketika aku tersontak, mataku terbelalak, tanpa kata, tubuhku semakin gemetar. Kengerian membanjiri wajahku.
Sesosok perempuan dengan rambut terurai panjang, tengah berjalan mengikuti ku dengan tetesan darah yang mengalir dari ujung kepala nya yang terkoyak. Sosok itu mengeluarkan suara parau dari mulutnya, seperti jeritan yang tidak mampu ia keluarkan karena tenggorokan nya telah lama tidak digunakan.

Bibirku kelu untuk berteriak, aku membeku ntah apa yang harus aku lakukan. Aku sendirian di lantai ini. Sejenak terpikirkan oleh ku tentang suara di lift tadi. Mungkinkah itu suara dari sesosok wanita tadi yang mencoba memutar balik kan lehernya?? 

Ku beranikan diri terus melaju ke meja kerja dan aku duduk di kursi ku. Dengan perasaan takut, kuberanikan diri membalikkan wajahku, namun sesaat setelah itu sosok wanita itu sekelebat menghilang.
Mulai saat itulah aku memutuskan untuk berangkat lebih siang, atau lebih tepatnya terlambat daripada harus di sambut oleh hantu wanita itu.

####


Bayangin aja ini ada di sekolah lu :v

SHORT HOROR STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang