Prolog

93 8 7
                                    

Aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan, dari balik tembok besar ini. Aku hanya kumbang tanpa sayap yang tak mampu menggapai bunga walau dia begitu dekat dengan ku. Aku sudah mencintai dan menunggunya selama 10 tahun, namun aku masih tak punya nyali untuk mengatakan ataupun memandang dirinya.

Orang biasa menyebut ku kumbang tanpa sayap karena aku memang tak punya sayap untuk terbang, nama ku adalah Nahlan 'ali yang artinya kumbang yang tinggi. Jangankan untuk berlari, berdiri saja aku tak mampu. Aku setuju bila pepatah mengatakan apalah arti sebuah nama, namun namaku ini selalu menjadi pembicaraan tersendiri bagi orang lain.

Aku sudah mencintai sebelum aku mengerti cinta itu seperti apa, entah itu cinta atau bukan, rasa ingin melihatnya setiap waktu dan rasa ingin melindungi. Dia adalah orang yang membuatku semangat, sahabat kecil yang selalu membela ketika aku di kucilkan dialah zahra ku. Akhlak nya seindah nama yang disematkan oleh kedua orang tuanya "Fatimah Az-zahra".

Aku tak perlu punya sayap untuk bisa menggapainya karena dia selalu berada di dekat ku namun rasa ingin memiliki ini semakin besar untuknya. Apa yang harus aku lakukan? Menunggu sampai kumbang lain mengambilnya dari ku? Atau aku harus menyatakan cinta walau aku tau dia tidak akan menerima dengan kondisi ku sekarang, kondisi dimana aku tidak akan dapat melindunginya.

Zahra Untuk NahlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang