AKU NAHLAN 'ALI

94 9 10
                                    

Aku terlahir dalam keadaan normal dan tidak kurang apapun, namun semua berubah ketika aku berumur 7 tahun. Aku mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kaki ku lumpuh total, seumur hidup aku harus mengenakan kursi roda. Kedua orang tuaku sangat terpukul mendengar hal ini, mereka memutuskan untuk pindah dan membawaku pergi. Disini lah awal hidupku menjadi lebih sulit dari biasanya, aku yang biasanya mampu berlari dan bermain sendiri kini harus dibantu dengan kursi roda.

Tiga tahun berselang sejak aku pindah ke sekolah yang baru, awal masuk sekolah tidak ada masalah dengan keterbatasan ku, namun lama kelamaan aku mulai risih dengan ejekan dari teman - teman ku. Walau banyak yang mengejek ku, ada salah seorang teman yang selalu menyemangati ketika aku terpuruk dan nyaris tak dapat bangkit. Dia selalu menemani ku, dia tidak pernah malu dengan keterbatasan ku bahkan jika aku di ganggu justru dia yang merasa marah.

Sejak saat itu hubungan persahabatan ku dengan nya terjalin, 10 tahun berlalu, sekarang aku dan dia memasuki babak baru dimana kami beranjak dewasa, umurku sekarang 20 tahun, pada masa ini biasanya seseorang merasakan cinta pertama tapi aku sudah mencintai seseorang sebelum aku tau apa itu cinta.

Aku melamun di teras rumah namun tiba - tiba ada yang mengganggu lamunan ku "Assalamu'alaikum nahlan?" Sapa zahra sambil melambaikan tangan kearah wajah ku.

"Astaghfirullah zahra, kamu ini. Wa'alaikum salam." Ujarku terkejut sambil tersenyum.

"Hayo ngelamuni apa tu? Kebiasaan kamu tidak berubah ya." Ujar zahra sambil tersenyum.

"Masya Allah senyumnya menyejukan hati." Ujar ku dalam hati.

"Nahlan...... apa yang kamu lihat?" Lagi - lagi zahra melambaikan tangannya.

"Eh......" dia mengejutkan ku lagi.

"Tu kan melamun lagi." Ujar zahra dengan menaikan alisnya.

" 'Afwan zahra, jangan marah ya." Ujar ku membujuknya dengan memohon.

"Hm... iya, aku tidak mungkin marah pada sahabatku yang paling tampan ini kan." Ujar zahra.

Pujiannya itu membuat ku tersenyum dan serasa sempurna tanpa kekurangan apapun "Benar...? aku tampan?" Tanya ku agak menggodanya.

"Kalau kamu tidak tampan aku tidak akan mau bersahabat dengan mu." Ujar zahra sambil tersenyum bercanda.

Aku memasang wajah kesal dan zahra langsung berkata "Aku hanya bercanda nahlan, jangan marah ya?" dengan wajah lugunya.

"Aku tak mungkin marah pada sahabat ku yang imut ini." Ujar ku tersenyum. Aku tak akan mungkin bisa marah padanya, melihat senyumnya saja membuatku hilang kendali. Aku merasa bahagia bila dia tersenyum, duniaku hanyalah dirinya. Cinta ku melebur bersamanya, saat ini dialah orang yang paling mengerti diriku.

"Zahra..... kenapa kamu kesini?" Tanya ku.

"Astaghfirullah, hampir saja aku lupa kalau aku harus menyampaikan sesuatu padamu." Ujar zahra.

"Menyampaikan apa?" Tanya ku kembali.

"Kita harus menghadap profesor besok." Ujar zahra.

"Menghadap profesor? Untuk apa?" Aku mulai bingung untuk apa profesor memanggil kami.

"Kamu benar - benar tidak ingat nahlan?" Tanya zahra agak kesal. Dan aku hanya menggelengkan kepala.

"Astaghfirullah nahlan....nahlan, kamu itu terlalu banyak melamun. Besok permohonan kita untuk mengambil study ke kairo akan di putuskan." Ujar zahra.

"Benarkah? Kalau begitu kita besok pergi bersama ya?" Ujar ku bersemangat.

"Iya, itu sebabnya aku kesini. Besok kita berangkat jam delapan ya?" Ujar zahra.

Zahra Untuk NahlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang