s a t u

9 0 0
                                    


April, 2016

"Terkagum pada pandangmu, caramu melihat dunia. Ku harap kau tahu bahwa ku terinspirasi hatimu. Ku tak harus memilikimu tapi bolehkah ku selalu di dekatmu?"

Penggalan lirik lagu Jatuh Hati dari Raisa tersebut mengingatkan saya dengan seseorang.

Seseorang yang kali pertama saya lihat sudah membuat saya kagum.
Dia berbeda. Tidak seperti kebanyakan orang yang saya lihat, bahkan kenal.

Dulu saya berpikir dia adalah sosok yang tanpa dibuat-buat, tanpa banyak gaya, sudah membuat saya atau bahkan orang lain terkagum dengannya.
Auranya terlihat kala ia menjadi seorang pemimpin.
Ia ramah dan peduli dengan sekitar. Dan masih banyak hal baik yang terpancar dari dirinya.
Hal itu sedikit terbukti saat saya diberi kesempatan oleh-Nya untuk mengenal dia lebih dari sebelumnya.

Dan,
Dan,
Dan,
Lainnya.

Sampai pada akhirnya,
takdir berkata lain. Tidak seperti yang saya bayangkan. Tidak seperti yang saya kira.

Dia menjadi alasan untuk yang paling saya hindari. Menjadi orang yang tidak saya ingini untuk melihat wajahnya.

Sebegitukah?

Ada begitu banyak hal yang saya tidak mengerti dan sejujurnya saya butuh jawaban darinya secara langsung. Jelas.

Tapi itu tidak mungkin.

Karena, apa sesungguhnya yang harus dijelaskan? Adakah ikatan yang mengikat antara saya dan dia?

Saya dan dia hanya dipertemukan untuk mengenal dan saling memberi "pelajaran". Atau, hanya saya yang diberi "pelajaran"?

Bukan untuk disatukan, apalagi untuk diikatkan dalam suatu hubungan. Sebatas itu.

Lantas saya hanya bisa menerima. Menikmati. Dan cukup dikenang apa saja yang ingin dikenang.

Jangan dalam, jangan lebih.

Sewajarnya.

Karena yang berlebih akan menimbulkan kekecewaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rasa dalam KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang