1

429 51 1
                                    

Marry Christmas.

Mark Lee

Na Jaemin

Slight NoRen & JaeDo
.
.
.
.

"Hyung! Ayo kita bermain bersama!"

"Tidak, Jaem. Hyung tidak bisa."

"Wae? Kenapa hyung tidak bisa?"

"Karena hyung akan--"

.
.
.

"MARK HYUNG!!!" Jerit Jaemin yang tiba-tiba langsung bangun dari tidurnya dengan keringat dingin yang mengalir deras. Detak jantung dan napasnya tidak dalam kondisi normal. Napasnya memburu. Detak jantungnya sangat cepat membuat kepalanya pening. Susah payah Jaemin mengatur kembali tubuhnya menjadi stabil.

Brak

Seorang namja membuka pintu kamar Jaemin dengan kasar dengan ekspresi ketakutan dan khawatir ketika melihat Jaemin. Namja itu berhambur memeluk Jaemin dengan erat. "Wae? Kenapa kau berteriak, Jaem?" Tanya namja itu dengan satu tarikan napas.

Jaemin tersenyum sipul. "Gwaenchana, Jaehyunnie hyung. Neo gwaenchana." Jawabnya dengan tenang.

Jaehyun menatap Jaemin dengan khawatir. Tangannya bergerak mengelus kepala dongsaengnya. "Apa karena mimpi itu lagi?"

Seketika Jaemin diam. Senyumannya luntur. Kepalanya tertunduk. Jemari-jemadi lentiknya meremas kuat selimutnya.

"Ne."

... ... ... ... ...

25 Desember

Tanggal dimana banyak umat manusia menanti. Dan tanggal dimana umat manusia akan tersenyum dan tertawa bahagia. Sebab ditanggal itu, umat manusia merayakan Natal. Sama dengan Jaemin. Jaemin sangat menanti tanggal itu. Dan sekarang di hari H, Jaemin ingin membeli sebuah hadiah untuk seseorang.

"Hmmm.. apa yang ingin kuberikan?" Tanyanya kepada dirinya sendiri. Jari telunjuk ia letakkan di dagunya. Setelah itu Jaemin menggaruk kepalanya gusar. "Aish.. aku bingung dan benar-benar bingung!" Geramnya.

Sret

Seseorang memberinya dua kalung liontin yang sangat indah. Jaemin menatap sang pemberi dengan bingung.

"Haha.. kau pasti sedang bingung memeilih hadiah untuk kau berikan kepada kekasihmu bukan? Maka kupilihkan ini. Ini cocok untuk hadiah untuk sepasang kekasih."

Jaemin tersenyum lebar tanpa dosa. Dengan ragu ia mengambil alih kalung liontin itu. "Ne, gomawo. Kau telah membantuku, ..."

Sang pemberi tersenyum. "Jeno. Lee Jeno."

Merasa mengerti Jaemin ikut tersenyum. "Gomawo, Jeno-ssi." Sebenarnya Jaemin tahu nama sang pemberi. Tetapi ia hanya ingin memastikan.

Lee Jeno adalah salah satu siswa di sekolahnya juga. Jaemin sering melihat Jeno, tetapi belum pernah berbincang seperti saat itu.

"Ah! Kau sendirian, Jeno-ssi?"

Jeno menggeleng. "Aku bersama dengannya." Jari telunjuknya menunjuk seorang namja yang tampak sangat asik memilah barang-barang yang ada di belakang mereka. "Kebetulan aku melihatmu. Dan aku kemari tanpa sepengetahuannya."

"Renjun?" Tanya Jaemin. Lagi.

"Hm." Kepala Jeno mengangguk. "Dia kekasihku. Kau mengenalnya?"

Jaemin mengangguk. Dan Jeno hanya memberi respon Jaemin dengan ber-oh ria. "Kurasa aku harus kembali. Sampai jumpa, Jaemin-ssi!"

Setelah kepergian Jeno, Jaemin buru-buru membayar di kasir.

Kling kling

Suara pintu toko ini membuat Jaemin langsung menolehkan kepalanya. Keringat dinginnya bercucuran. Seluruh bagian tubuhnya menegang dan gemetar.

"Apa Tuan baik-baik saja?" Tanya penjaga kasir.

Jaemin membalikkan tubuhnya lagi. "A-ah.. ne. Gwaenchana." Jaemin berdoa agar pembayarannya ini berlangsung dengan cepat.

"Ini Tuan barangnya. Terimakasih telah berkunjung kemari!" Ucap penjaga kasir dengan sopan dan membungkuk sedikit.

"Kamsahamnida," jawab Jaemin dan buru-buru pergi dari toko.

Napasnya tersengal-sengal ketika Jaemin berhenti di sebuah taman yang tak jauh dari toko tempat ia membeli liontin itu. Jaemin menatap tenang liontin yang ia beli tadi. Karena lelah disekujur kakinya, Jaemin duduk dibangku yang ada disampingnya.

Drrtt.. drrtt..

Jaemin membaca tulisan yang tertera diponselnya. Kemudian mendekatkan ponselnya ke telinga. "Wae, hyung?"

"Cepat pulang! Eomma sudah memasakkan banyak makanan dimeja makan! Baunya sangat enak sehingga bisa menggodaku! Aku sangat lapar dan ingin mencicipi makanan eomma segera. Tetapi eomma melarangku. Kau tahu kenapa?"

"Tidak. Aku tidak tahu." Jawab Jaemin dnegan santai.

"Itu karena harus menunggumu dulu, bodoh! Cepat pulang! Kau harus mentraktirku di cafe milik Taeil hyung nanti setelah makan malam karena sudah membuatku lama menunggumu!"

Tuut.. tuut..

Alis Jaemin bertaut. "Hahh~ Jaehyun hyung memang tidak pernah beres."

Dengan langkah terpaksa, Jaemin berjalan menuju rumahnya yang tidak terlalu jauh dari taman itu. Sesekali Jaemin meniupkan poninya kesal.

Sesampainya dirumah, Jaemin langsung menuju ruang makan. Mata bulatnya membola lagi. Jaehyun menatap Jaemin dengan bingung dan heran. Sedangkan namja disebelah Jaehyun menatap Jaemin dengan tajam.

"H-hyung,"

... ... ... ... ...

Marry ChristmastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang