"H-hyung,"
... ... ... ... ...
Selama acara makan berlangsung Jaemin menundukkan kepalanya. Tubuhnya bergemetar. Keringat dingin mengalir lagi dari pelipisnya. Seorang namja bernama Kim Doyoung -kekasih dari Jaehyun- duduk dengan tangan bersedekap di depannya. Aura menyeramkan tidak luput dari itu.
"Darimana saja?" Tanya Doyoung.
Jaemin menaikkan satu alisnya. "A-ah.. itu.. ak-aku.. aish! Kau menang, hyung!" Gerutu Jaemin merutuki dirinya sendiri karena tidak bisa membohongi hyung satunya ini.
Doyoung tersenyum menang. "Kau memang tidak bisa membohongiku, Jaem. Kau harus banyak belajar dari Jaehyun." Doyoung membenarkan duduknya. "Aku tadi melihatmu di toko hadiah natal. Apa tujuanmu?"
"Aku--" jemarinya tidak berhenti memainkan ujung bajunya. "--ingin membelikan kado natal untuk Mark hyung."
Brak
Suara pukulan pada meja mengejutkan Jaemin maupun Jaehyun yang ada disana.
"SADARLAH, JAEM! MARK SUDAH TIADA! TIDAK ADA LAGI DI DUNIA INI! DIA SUDAH DI SURGA DAN BERSAMA TUHAN! DIA JUGA SUDAH BAHAGIA DISANA!" Bentak Doyoung tiba-tiba.
Dengan sigap Jaehyun menahan amarah Doyoung. Doyoung membanting dirinya di sofa. Menggaruk kepalanya dengan kasar.
Jaehyun menatap Jaemin. "Itu benar, Jaem. Sadarlah. Mark sudah bahagia disana. Begitu pula juga seharusnya denganmu. Merelakannya pergi, biarkan dia bahagia bersama Tuhan."
Jaemin menunduk. Air mata sudah mengalir daritadi. "Aku hiks.. aku tidak bisa, hyung! Aku tidak bisa! Aku tidak bisa! AKU TIDAK BISA! AKU SANGAT MENCINTAINYA! DAN AKU TIDAK AKAN PERNAH BISA MERELAKAN KEPERGIAN APA YANG TELAH KUCINTAI DAN KUSAYANGI, HYUNG!" Isak Jaemin kemudian berlari keluar dari rumah menuju suatu tempat.
Jaemin berjongkok disamping batu nisan yang bertuliskan 'Mark Lee'. Tangannya menggenggam erat dua liontin yang ia beli tadi. Kepalanya ia tenggelamkan dikedua lututnya yang tertekuk. "Hyung, hiks.. sampai kapan kau disana? Hiks.. aku tidak hiks.. hiks.. tidak bisa hidup tanpamu, hyung."
"Kesepian."
"Hampa."
"Kegelapan."
"Ketakutan."
Jaemin mengangkat kepalanya sebelum ia melanjutkan. "Itu semua mengiasai diriku sejak kau pergi meninggalkanku,hyung. Kemana janjimu? Janji yang kau buat sendiri untuk menjagaku dan selalu ada disampingku."
Tangannya terangkat untuk menaruh liontin itu dengan rapih diatas makam Mark. "Merry Chrismast, hyungie! Liontin ini pemberian dariku untukmu. Jaga baik-baik liontin ini, hyung. Kalau tidak, aku akan marah kepadamu." Jaemin menghapus jejak air matanya.
"Kau tahu Lee Jeno? Dia tampan bukan? Dia yang memilihkan liontin ini. Aku sangat bingung memilih barang apa yang akan kuberikan kepadamu."
"Lalu Jeno datang memberikanku dua liontin ini." Jaemin mengangkat liontin miliknya. "Liontin couple ini cantik bukan? Sama sepertiku. Haha.."
"Jeno seperti malaikat, kau tahu. Dia selalu datang disaat yang tepat. Dan semua yang ia lakukan akan berjalan dengan lancar tanpa halangan satupun. Auranya cerah. Senyumannya membuat wajahnya terlihat semakin tampan. Benar-benar seperti malaikat."
"Aku benar-benar merasa terbantu. Dan aku sangat berterimakasih kepadanya. Kau juga harus berterimakasih kepadanya, hyung!"
Jaemin tersenyum menatap makam Mark. Kemudian melanjutkan ceritanya. Jaemin memang sering datang mengunjungi makam Mark. Dan bercerita tentang apa yang ia alami di hari itu.
Tes.. tes..
Kepalanya mendongak keatas. "Ahh~ kurasa sudah mau hujan. Aku pulang, Mark hyung. Anyeong. Saranghae~" ucapnya dengan nada imut. Ia menyempatkan dirinya untuk mengecup batu nisan itu sebelum ia benar-benar pergi dari pemakaman.
Tanpa Jaemin sadari, seseorang memperhatikannya dari kejauhan. Baju putih bersinar dan wajah yang tampan berseri tersenyum memperhatikan Jaemin yang bertingkah konyol saat bercerita. Ia melangkahkan kakinya mendekati makam. Mengambil liontin itu, kemudian tersenyum.
"Nado saranghae, Na Jaemin. Semoga dikehidupanmu setelahnya kau merasa lebih bahagia dan menemukan orang yang tepat. Aku selalu menjagamu disini. Selamat tinggal, Jaemin."
... ... ... ... ...
Fin.
Maafkan daku kalo ceritanya kurang seru dan banyak typonya~😭😭 hiks hiks... tolong readers kasih saran atau pendapat, biar saya bisa mengembangkan cerita-cerita setelahnya. Gomawo~❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Christmast
FanfictionAku.. tidak bisa hidup tanpamu, hyung. Berkali-kali kucoba untuk menyusulmu, tetapi hasilnya sama saja. Aku tidak bisa. Kau disana seperti menahanku untuk menyusulmu. Aku percaya kau orang yang baik, hyung. Hari ini aku membelikanmu sesuatu. Aku ber...