Hitungan Pertama

13 1 0
                                    

Tok tok tok..
"Permisi tuan" ucap seorang wanita cantik.

"Ya, masuk lah"

"Tuan, tadi ada yang mengantar undangan untuk Tuan"

"Undangan?, Apakah yang mengantarkannya adalah temanku?, kenapa kau tidak menyuruh nya langsung masuk?"

"I..itu tuan, d..ia meminta saya yang mengantar kan ini kepada tuan"ahh apakah aku salah lagi. Bantin perempuan cantik itu.

"Begitu? Baiklah."ucap pria itu datar.

"Kalau begitu saya permisi Tuan" setelah berpamitan, perempuan itu tidak membuang waktu lagi untuk keluar dari ruangan bos nya yang mewah itu, ya walau pun objek yang ada di ruangan mewah tersebut sangat memikat mata dan hati siapa saja yang melihatnya, termasuk dia yang selalu terpesona melihat bos nya yang bagaikan dewa-dewa Yunani, tapi tidak untuk hari ini. Karena mood bos tampannya itu sedang tidak stabil, karena ada masalah dengan perusahaan nya, dia ingin mengutuk siapapun yang menyebabkan masalah itu, sehingga membuat bos tampan nya yang dingin itu, tambah menyeramkan..

Andrew POV..

Aku melihat undangan berwarna coklat tersebut, dan membukanya, ah ternyata ini undangan reuni SMA ku dulu, aku ingat salah satu sahabatku Jayden memberitahu akan diadakan reuni SMA sebentar lagi, aku melempar undangan itu tidak berminat, dan kembali sibuk dengan tab ku, kembali mengecek harga saham ku yang tiba-tiba turun. Ini cukup membuat mood ku sampai dititik terbawah, pasalnya selama tiga tahun aku memimpin perusahaan, ini pertama kalinya harga saham ku turun, karena sebelumnya saham ku terus melonjak selama tiga tahun aku memimpin perusahaan. Shit! Jangan harap aku akan melepaskan dalang dari semua ini.!

Drt drt drt..
Aku melihat nama Naylo yang menjadi dalang dari bergetar nya handphone ku itu, dengan malas aku mengangkat telfon dari sahabat bajingan ku itu..

"Aku harap apapun yang kau bicarakan ini penting Naylo" ucap ku datar, sudah ku katakan bukan aku sedang berada dititik mood terbawah.

"Oh halo, selamat siang tuan Andrew yang terhormat, kabar ku hari ini baik, sebelum mendengar suara datar dari sahabat tampan ku" ku dengar kekehan kecil dari Naylo, sudah ku bilang bukan, dia bajingan!.

"Aku akan menutup telfon nya jika kau hanya ingin mengganggu ku Tuan Naylo" ucap ku yang akan segera menutup telfon..

"Oh man, kau sensitif sekali, aku hanya ingin bertanya, apakah undangan reuni SMA kita sudah kau baca?"

"Sudah"

"Lalu?"

"Lalu?" Tanya ku balik.

"Huh, maksudku kau akan datang atau tidak?" Aku yakin sekarang sahabat ku itu sedang memutar bola matanya jengah.

"Tidak"

"Sudah ku duga, kau tidak asik drewnie ku" aku memandang kesal handphone ku, sejak kapan namaku berubah menjadi drewnie.

"Kau terdengar seperti seorang gigolo Naylo"

"Akh kau menyakiti hati ku yang rapuh ini brother" aku memutar bola mataku bosan, aku lupa selain bajingan dia juga seorang pria dramatis..

"Dan kau pikir aku peduli dengan hati rapuh mu itu?"

"Katakan saja kau peduli, aku tidak akan menganggap itu suatu yang memalukan, itu suatu yang romantis untuk ku brother Haha" aku tidak tau kalau dia benar-benar mirip gigolo menjijikan sekarang.

"Ya Naylo, terus lah bertingkah seperti gigolo menjijikan" ucapku dan mematikan telfonnya. Itu lebih baik dari pada mendengar kalimat menjijikan keluar dari mulut sahabat bajingan ku itu.

Lives A HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang