"Woy! sinting? Maksud lo apa?!"
Mendengar itu Gladis diam, seluruh tubuhnya tiba-tiba membeku seketika, saat mendengar suara dingin yang dikeluarkan oleh mulut seorang cowok yang ada dibelakangnya itu.
"Santai, Rel. Cewek dia!" Gumam Panji, cowok yang berada di samping Darel, dan Darel hanya mengacuhkannya.
Sorot mata seisi ruangan kelas itu pun langsung menatapnya, begitu juga dengan cowok yang tengah berdiri dihadapannya itu.
Gladis canggung dengan suasana ini, berpasang-pasang mata melihatnya.
Lalu Gladis langsung menatap Gisel dan Salsa bergantian, Salsa membisikkan sesuatu kepadanya, tapi Gladis tidak mendengarnya. Lalu Gisel menunjuk-nunjukkan telunjuknya kepada Gladis memberi isyarat?
Kemudian, Gladis memutarkan tubuhnya ke belakang, gugup. Setelah berbalik, dilihatnya seorang cowok yang tengah berdiri menatapnya dengan tatapan sengit dan tajam.
Mampus!
Kemudian Gladis langsung balik menatapnya, dengan tubuh kaku.
"Kenapa lo diem? Apa maksud lo, ngata-ngatain gue Sinting, bego! Hah?" Nada suaranya terdengar sangat dingin, dan tatapannya begitu menyorotkan kebencian yang mendalam.
Gladis menegakkan tubuhnya dan langsung balas menatapnya sengit juga, "Apa! Lo ya, yang nyolong buku catatan Fisika gue? Alah, ayo ngaku aja, gue juga tahu!!"
"Gue? Kenapa lo nuduh gue yang ngambil buku catatan elo?" Tunjuk Cowok itu menunjuk dirinya sendiri, dan mendekatkan dirinya kepada Gladis.
"Dan mana buktinya, kalo emang gue ngambil catatan elo?" Tanyanya. Masih terkesan dingin dan cuek.
Astaga!
Gladis mulai diam menatapnya. Lalu Gladis menundukkan kepalanya, hendak berpikir. "Em, ya, karena buku catatan gue hilang, dan itu pasti lo yang nyuri, 'kan. Ayo, ngaku aja lo!"
"Ck! Enggak ada bukti main nuduh-nuduh aja, dasar gila!"
Gladis tersentak mendengar cowok itu mengatakannya gila?
"Eh, dasar! Lo, tuh yang gila!! Pokoknya kembaliin buku gue sekarang, kalo enggak..."
"Apa?" Tantangnya.
"Woy! Gile gue berasa lagi nonton Roman Picisan, tau enggak. Liat kalian berdua, asek dah.." Sahut Aksal, yang berhasil mengalihkan pandangan Darel, yang semula menatap Gladis.
Darel menatap Aksal kesal. Dia memperingatkan Aksal dengan mata tajamnya. Bahwa sekarang dia tidak main-main.
Gladis yang melihat sorotan mata tajam milik Darel itu langsung menelan ludah kasar. Dia semakin takut berada dekat dengan cowok yang sedang berdiri dihadapannya ini.
"Hehehe, selo Rel, selo. Canda doang," Lanjut Aksal tertawa pelan.
"Eh, denger ya! Pokoknya balikin buku gue sekarang juga, Darel Aldino Reagan!" Ucap Gladis lagi, menaikkan nada bicaranya.
Darel menghembuskan napas kasarnya, "Astaga lo tuh ya! Di bilangin bukan gue yang nyuri!" Balasnya dengan tatapan lebih tajam.
Gladis hanya berdecak sebal,
"Oke! Siapa pun yang ngambil buku gue itu, gue enggak mau tahu. Dan sekarang, lo yang tanggung jawab," Seru Gladis menunjuk wajah Darel."Kenapa gue yang tanggung jawab?" Tanya Darel kesal.
"Ya, pokoknya lo harus nyariin buku gue! Titik, tanpa spasi, tanpa koma!" Jawab Gladis, ketus.
Darel hanya mengeryitkan dahinya, rasanya sekarang dia ingin menghantam cewek yang berada dihadapannya ini.
* * *
a/n: Setiap mau nulis Gladis, nulisnya pake aku, ku. Gak tau ya kenapa, mungkin udah kebiasaan make Pov 1 sih, ya jadi agak susah😫
Gimana Setelah baca ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Swag And I
Humor"Masih mending sekarang buku catatan lo yang gue curi! Belum hati lo!" Copyright ©2017 Trisnawati