Hai Desember !
Bagaimana aku akan mendiskripsikan tentangmu ?
Sebelum aku menjelaskan tentangmu, aku ingin bertanya
Apakah kau begitu membenciku ?
Jika tidak, kenapa kau slalu memberikan warna gelap dalam Desemberku ?
Perlahan kau memberikan cerita sedih dengan iringan derai air mata
Lalu kau mewarnai lembaran putih penuh dengan tinta hitam yang begitu pekat
Kau melukiskan langit Desemberku dengan mendung yang begitu menakutkan
Kau telah memekarkan bunga dalam Desemberku lalu kau membuat bunga itu layu lagi.
Hai Desember !
Haruskah aku begitu membencimu ?
Apa aku harus selalu bahagia ketika kau datang ?
Tentu saja tidak, Iya tidak
Tidak mungkin aku membencimu ataupun aku bahagia ketika kau datang
Lalu bagaimana aku akan bersikap untuk menyambutmu ?
Entahlah, aku tak tau.
Lalu siapa yang akan memberi tahuku ?
Tak ada, lalu apakah akan ada yang memberiku jawaban ?
Aku tidak akan membencimu, tapiaku pun tidak akan menyukaimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNGKAPAN RASA
PoetryKetika kata menjadi sebuah bait dan mejadi kumpulan sebuah puisi Ketika lidah telah keluh untuk berbicara maka tulisan ini akan mewakili setiap rasa yang tak dapat terucap