"huhh" aku menghela nafasku dengan kasar, entah mengapa aku merasakan ada yang kurang dari hidupku. aku tak tau apa itu, yang pasti hal itu sangaktlah penting.
"Reegan!!!" teriakan itu membuyarkan lamunanku,
"apa?" jawabku singkat,
"kenapa pulang terlambat?" tanya wanita itu, wanita itu bernama Greziela. Dia adalah ibu asuhku, karena aku kehilangan kedua orang tuaku sejak aku berumur 4 tahun.
"maaf bu, tadi ada masalah sedikit di sekolah." jawabku dengan nada menyesal.
"ada masalah apa, kamu buat masalah lagi di sekolah?" tanyanya.
"tak bu, cuma tadi itu aku disuruh kepala sekolah untuk menemani siswa baru di sekolahku. Tadi hanya berkeliling dan menjelaskan apa saja yang ada di sekolah, termasuk fasilitas dan peraturan sekolah." jelasku.
"kenapa tidak memberitahu ibu dahulu? tadi ada temanmu yang datang kesini mencarimu, katanya dia teman sekelasmu."
"oh iya bu, maaf. tadi aku sudah membuat janji sama arix, ah kok jadi lupa gini siih." aku mengacak-acak rambutku dengan kesal.
"sudahlah, ganti pakaianmu dan mandilah dahulu. kau tau, baumu sangat menyengat." ketus ibu, sambil memamerkan senyum devilnya.
"ahh, ibu. aku tak sebau itu." jawabku sembari berlari ke kamarku.
Malampun tlah tiba, entah mengapa sehabis mandi tadi. Fikiranku hanya pada satu orang, yaitu Helena. siswi baru tadi, yang ku tabrak. semua bayangan kejadia tadi pagi terus terulang dikepala ku.
"tak, tak mungkin aku jatuh cinta pada anak baru itu. tapi aku merasa kalau aku sudah mengenalnya sejak lama. tapi nama itu sungguh baru bagiku, apa yang terjadi padaku tuhan." renungku di dalam kamar ku, yang redup karena hanya lampu tidur yang kuhidupkan.
Suasana tenang inilah yang membuatku betah di rumah, tak ada ganguan teman ataupun orang yang tak suka padaku. jujur banyak orang yang tak suka padaku, karena ketampananku melebihi artis di dunia. aku juga heran karena diriku berbeda dari mereka, tapi mereka tak tahu kalau aku tak terlalu tertarik pada wanita. Bukan aku tak normal, tapi aku tak mau dipusingkan masalah wanita yang selalu menang sendiri.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
pagi tlah tiba, dan suara burung dengan suara khasnya yang merdu bersiul riang. Aku beranjak dari tempat tidurku, aku menatap burung lewat jendela kamarku.
"semoga hari ini cerah." doaku.
Lama aku melamun didekat jendela sampai bayangan seseorang melewati jalan rumahku.
"hahh? apa yang dilakukanya di dekat rumahku?" batinku.
aku berlari ke kamar mandi, dan berangkat kesekolah.
"Reegan, dicari temanmu. Katanya namanya Helena, apa kamu kenal?" tanya ibu dengan setengah berteriak, yang berada di lantai bawah.
"iya bu, sebentar aku baru ganti seragam." jawabku singkat, dan berlari kebawah untuk menemui ibu yang berada di meja makan.
"kenapa kamu tak memberi tahu ibu kalau kamu sudah mau bertunangan sama Helena? apa kamu sudah takl waras? kamu masih sekolah Reegan."
"hah?? tunangan? "
"iya tunangan." singkat ibu.
"kata siapa ibu? aku juga belum tertarik sama wanita. " jawabku pada ibu.
" Tapi orang tua helena tadi telfon ibu, kalau mereka akan datang kesini nanti malam. Untuk membicarakan acara tunangan mu dengan Helena."
Akupun kaget setengan mati, dan aku langsung jatuh tak sadarkan diri
-haihaihai, ketemu lagi niih sama author yang agak gimana gitu.
gimana ceritanya, menarikah? kalau menarik, tinggalin vote dan komennya dong. biar author tambah semangat,
-salam dari Reegan-