Lembaran Pertama

118 5 0
                                    

Sore itu suasana di Pompton Lakes High School, New Jersey tampak menegangkan. Bagaimana tidak? Ada salah satu siswa yang terbunuh dengan keji dan jasadnya tergantung diatas balkon belakang di lantai 3 dekat gudang. Merasa penasaran Khansa dan Nessa menghampiri lokasi yang sedang dipenuhi murid-murid, petugas kepolisian dan pihak pengotopsi. Khansa begidik ngeri, wajahnya mulai pucat karena takut. Hanya catatan kecil saja Khansa memang penakut dan wajarlah jika dia seperti itu. "Ih Ness kok bisa sih dia gantung diri gitu? Serem kan jadinya mana mendungnya gelap banget lagi sekarang" ucap Khansa ketakutan. "Serem banget ya? Lihat tuh lidahnya sampai keluar gitu, badannya juga tampak membiru mungkin karena darahnya tersumbat" ujar Nessa. Khansa menarik-narik lengan Nessa mengajaknya untuk pulang. "Ness balik yuk Ness,takut nih! Aku takut pulang sendirian" Nessa hanya mengangguk menuruti ucapan Khansa. Mereka berdua membalikkan badan lalu berlali tanpa melihat arah jalan, tiba-tiba....

Braaaaaakk!! Mereka bertabrakan dengan True dan Nyjah. Oh ya, True dan Nyjah itu bisa dibilang mereka cowok populer di sekolah ini dan mereka juga teman baik Khansa dan Nessa. "Kalian ngapain sih lari-lari gak liat apa kita lagi jalan, kenapa? Abis ngeliat setan?" tanya True sambil meringis kesakitan. Khansa dan Nessa hanya mengangguk tegang. "Dimana ada setan? Kalian ngigau ya? Mana ada setan yang munculnya sore begini" sahut Nyjah. "Ada tuh di depan aku yang lagi bawa skateboard" celetuk Khansa asal. "Kau sungguh menyebalkan!" cetus True. "Maaf deh kak eh tapi anterin kita pulang dong kak, ya? ya? Rengek Nessa pada True. "Yaudah lebih baik kita pulang bareng aja yuk!" ajak Nyjah. "Okay!" balas Khansa dan Nessa bersama. Mereka berempat akhirnya pulang bersama-sama.

***

Keesokan harinya. Suasana pagi ini tidak secerah hari kemarin. Rintik-rintik hujan mulai membasahi bumi. Sekolah masih terlihat sepi bahkan koridor-koridor kelas juga nampak lengang, hanya segelintir murid yang datang. Kebetulan Khansa dan Nessa datang agak pagi dari biasanya karena ada tugas piket kelas. "Bukankah ini bangku sudah tidak terpakai?" tanya Nessa pada Khansa yang sibuk menyapu lantai. "Taruh gudang yuk mumpung masih sepi" ajak Khansa pada Nessa. "Baiklah" sahut Nessa. Mereka berdua mulai mengangkat bangku itu keluar kelas melewati koridor lantai 3 yang panjang. Ketika sampai di depan pintu gudang. Mereka masih teringat dan terbawa suasana menyeramkan kemarin sore. "Ness kok aku merinding gini ya balik yuk biarin deh bangkunya taruh sini aja" rengek Khansa mulai ketakutan. "Yaudah kita balik aja" jawab Nessa, lalu mereka pergi dan membiarkan bangku itu tergeletak di depan pintu gudang.

Sreeetttt. Sepertinya Nessa tak sengaja menendang benda yang tergeletak di lantai. Sontak pandangan Nessa tertuju pada benda itu. "Eh wait! Itu kok ada buku diary punya siapa ya?" tanya Nessa penasaran lalu dengan hati-hati Nessa menghampiri buku diary itu. "Nessa jangan dibuka itu punya orang tau" cegah Khansa melihat Nessa akan membaca isi diary itu. "Sa kalo kita gak buka ini diary kita gak bakal tau ini punya siapa" tukas Nessa dan langsung mengambil diary itu. Mereka terdiam sejenak sambil memandangi diary itu. Tiba-tiba "Hwaaaaa!" pekik mereka bersamaan karena terkejut. "Haha kalian ngapain disini?" tanya Nyjah heran. Jadi ternyata Nyjah yang ngagetin mereka. "Haduh Ny kamu ngagetin aja!" kata Khansa ketus. "Maaf kali,haha eh jangan disini ayo cepet pergi ada yang ngawasin kita dari ujung situ" ujar Nyjah lagi. Nyjah memang mempunyai kelebihan lain selain menjadi pro-skater, yaitu dia bisa melihat hal-hal yang berbau astral sejak dia masih berusia 6 tahun. Wah! Lalu,buku diary yang ditemukan Nessa dan Khansa itu milik siapa?

*To Be Continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Unknown DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang