Gemerlap kembang api memenuhi langit malam. Pinggiran Jalan ibukota yang biasanya tertib, malam itu dijamuri oleh kios-kios yang tersebar bebas.
Saat itu, sebuah perayaan sedang berlangsung di kerajaan Veilstein. Para bangsawan dari penjuru kerajaan pun berdatangan menuju istana.
Kereta-kereta megah sibuk berlalu lalang di jalanan ibukota. Suara tapak kaki Elgia, seekor hewan berbulu hitam dan berkaki hijau pun selalu terdengar di sepanjang jalan.
lantunan musik di ballroom istana memanjakan telinga para tamu. Malam yang semakin larut tak membuat para tamu ingin meninggalkan pesta yang meriah itu. Berbeda dengan seorang wanita yang sedang berjalan cepat dengan wajahnya yang terlihat khawatir.
"Sayangku, sepertinya malam semakin larut... bukankah lebih baik kita sudahi saja acara ini ?" Ujar seorang wanita bergaun bangsawan kepada raja yang sedang duduk dengan putrinya.
Sang raja menatap sang putri yang duduk di pangkuannya.Senyuman di bibir sang putri membuatnya berniat untuk menahan pesta itu berlangsung sedikit lebih lama.
"Oh istriku... tunggulah sebentar lagi, setidaknya sampai Lyra puas menonton pesta ini."
"Tapi ini sudah terlalu larut untuk-"
Lidah sang ratu tiba-tiba tercekat. Begitu pula dengan para tamu yang serentak terdiam.
Sebuah lengkingan suara mengalahkan lantunan musik di ruang tersebut.
Ruangan yang awalnya meriah seketika dipenuhi dengan aura ketegangan.
Lengkingan itu melantun panjang.
Suaranya yang naik turun membuat sekujur tubuh seluruh orang bergetar.
Lengkingan tersebut berasal dari anggota sebuah sekte yang terkenal disana.
Sebuah sekte yang tidak pernah meninggalkan jasad korbannya tergeletak di tempatnya.
"Bawa Lyra ke kamar." Sang raja menatap istrinya dengan tajam. Aura kepemimpinan muncul dari pupilnya, berbeda dengan mata sang ratu yang menandakan sebuah ketakutan.
"Apakah benar ?" Sang ratu menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Ya, para Banshee."
Raja bangkit dari duduknya. Suara pedang yang keluar dari sarungnya membuat para tamu juga ikut menyiagakan pedang mereka.
Setiap orang di sana tahu, keadaan pada malam itu sangatlah genting.
Ketegangan muncul pada seluruh mata disana, terkecuali satu orang. Seseorang yang berdiri dengan santai di tengah kerumunan. Tangannya menyelinap ke balik baju bangsawannya dan kemudian,
POOFF
asap menyebar memenuhi ruangan tersebut.
"Pestanya... meriah ya."
Delapan bayangan menembus terangnya rembulan. Memasuki ruang pesta dengan mudahnya. Beberapa dari mereka tiba-tiba berpencar, dan yang lainnya..
"Siapa it-"
Teriakan melengking terdengar dari balik asap. Di ikuti dengan teriakan-teriakan selanjutnya.
Musik di ruang pesta kini berubah menjadi teriakan maut. Sang raja yang berada di tengah asap hanya bisa terdiam mendengar teriakan dari para tamunya. Kakinya yang mulai terasa tergenang pun membuat mata dan mulutnya semakin melebar.
"Ck, ck, ck. Raja tidak seharusnya seperti ini, kau seharusnya melindungi mereka... oh, Ev sudah menguncimu ya ? Pantas saja."
Sebuah bayangan muncul dari balik asap, dan dengan santainya ia berjalan menuju sang raja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassinated! : Returning the princess throne - pause sampai mei -
FantasyKerajaan Zarghiel, rival dari kerajaan Veilstein mengirimkan sebuah sekte pembunuh untuk membersihkan keluarga kerajaan Veilstein. Sebuah serangan yang terjadi bersamaan dengan perayaan ulang tahun putri pun mengubah sorak meriah pada malam itu menj...