part 1

24 2 0
                                    

Waktu telah berlalu, namun ingatan akan dirimu tidak juga pudar. Tidak terasa 2 tahun sudah kita menjaga jarak. Kau tidak pernah menjadi milik ku, tapi aku pernah memiliki hatimu.semua kenangan indah yang pernah kita lalui bersama ku simpan dalam-dalam. Terkadang jika aku merindukanmu, ku buka kembali scene yang terekam jelas dalam ingatanku. Bagaimana kau menjagaku, bagaimana kau menggenggam tanganku, bagaimana kau merangkulku, bagaimana kau mengecup manja puncak kepalaku, bagaimana kau memeluk erat tubuhku, dan bagaimana kau mencintaiku. Aku tau kau telah menjadi milik orang lain tapi salahkah aku untuk merindukanmu? Salahkah aku jika masih mencintaimu? Betapa bodohnya diriku yang tak pernah bisa menghilangkan rasa ini. Rasa ini begitu menyakitkan tapi aku tak bisa menghapus semua kenangan indah bersamamu.
Entah mengapa saat ini aku ingin bernostalgia, mengingat kembali pertemuan awal kita, saat di mana cinta kita pertama kali bersemi, dan bagaimana kita memutuskan untuk tetap bersama tanpa memiliki status. Aku sangat bertrima kasih pada wanita yang sangat kau cintai saat itu, Karena ia menghilang dari hidupmu akhirnya aku bisa merasakan cintamu.
Aku ingat dengan jelas bagaimana pertama kali aku jatuh hati padamu. Sebelumnya aku memang menyukaimu semasa kita SD dulu, tapi kau tau itu hanyalah perasaan suka biasa bagi seorang anak kecil. Saat masa SMP tiba aku begitu gelisah karena kita akan memasuki sekolah yang berbeda dan aku tidak akan bisa melihatmu lagi. Tapi Tuhan punya banyak jalan, setiap seminggu sekali aku bisa melihatmu di gereja. Meskipun terkadang aku malu bahkan selalu saja berlari ketika melihatmu dari jauh. Aku tahu ini tidak masuk akal, tapi jantungku selalu berdebar kencang tiap kali melihatmu. Aku selalu meyakinkan diriku bahwa ini hanyalah cinta monyet. Saat kelas 9, aku mendengar kabar dari teman-temanku kalau kau telah mempunyai kekasih dan kalian telah berpacaran semenjak kelas 7. Tak ada rasa sakit yang aku rasa saat mendengar kabar itu. Dan sekali lagi itu meyakinkanku bahwa ini hanyalah cinta monyet.
Tak terasa masa SMA pun tiba, masa di mana semua orang tak bisa melupakannya. Banyak yang mengatakan bahwa masa SMA merupakan masa yang sangat indah. Aku tak mempercayai itu. Bagiku masa SMA sama saja seperti masa SMP di mana kita belajar, bermain, menjalin pertemanan, dan menyukai lawan jenis.
Saat memasuki SMA aku tak menyangka bisa kembali satu sekolah bersamamu. Sayangnya kau masuk SMA itu bersama dengan kekasihmu. Meskipun begitu aku sedikit berharap untuk bisa dekat denganmu.Masa Orientasi telah tiba dan aku begitu takut akan diriku yang sangat pemalu. Namun semua dapat berjalan dengan lancar berkat mamaku yang adalah seorang guru di SMA itu. Hari kedua mos dan aku masih tetap dijaga oleh senior-seniorku di sekolah. Selama mos berjalan aku selalu memperhatikanmu, bagaimana mereka mengerjaimu, hingga akhirnya mereka menyuruhmu maju ke depan dan menggandengkanmu dengan empat cewek sekaligus. Kalian disuruh berjalan mengelilingi barisan anak-anak yang lainya dan kau disuruh berbicara dengan sangat keras “saya kepala suku dari Manado, istri saya empat, dan saya masih ingin menambahnya” melihat wajahmu yang begitu merah aku tersenyum dengan sendirinya. Aku tak bisa mengalihkan pandanganku darimu, aku mencoba membantu diriku untuk menatapmu hingga puas
Masa orientasi telah selesai dan kita telah aktif belajar. Kita berada di kelas yang berbeda. Aku begitu iri dengan wanita yang bisa sekelas denganmu. Aku selalu memperhatikan kau begitu akrab dengannya, bahkan kau menceritakan soal pacarmu padanya. Tapi aku begitu bersyukur karena kali ini aku bisa melihatmu setiap hari. Aku memutuskan untuk menutup diri dan hanya bergaul dengan teman sekelasku. Beberapa minggu berlalu dan aku berpacaran dengan seorang senior yang tidak aku suka bahkan mengenalnya saja tidak. Tapi senior itu begitu menyayangiku, ia rela mengantarku pulang hingga kerumah meskipun hanya dengan berjalan kaki. Sejauh apapun aku pergi ia rela datang hanya untuk melihatku. Sikapnya itulah yang membuat hatiku luluh padanya meskipun aku mulai menyukainya tapi kau selalu ada dalam hatiku, rasa suka ku padamu tidak bisa dikalahkan oleh siapapun.
Berita bahwa aku berpacaran dengan seorang senior telah tersebar hingga satu sekolah mengetahuinya bahkan Mamaku. Tapi aku tidak menyesalinya, bahkan aku begitu bersyukur. Dengan adanya berita itu, kau akhirnya berbicara denganku. Awalnya kau menanyakan tentang berita itu. Keesokan harinya kau menanyakan tentang pelajaran hingga kebiasaan itu berlanjut dan kita sering berbicara. Hubunganku dengan senior itu tidak berjalan lama, beberapa bulan setelah kami berpacaran, senior itu dikeluarkan dari sekolah karena masalah yang dibuatnya dan aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami.
Terbiasa berbicara denganmu membuat rasa canggungku sedikit berkurang begitu bertemu denganmu. Hingga akhirnya aku mulai membuka diri dengan yang lainnya, aku mulai bergaul dengan teman-teman dari kelas lain. Aku bahkan memberanikan diri untuk bergaul dengan kekasihmu, hanya saja kami tidak sedekat yang lainnya. Satu semester berlalu dan kita memutuskan untuk les private bersama ibu guru pelajaran fisika. Karena terlalu banyak yang berminat maka kelas dibagi menjadi dua, dan kau tau aku begitu senang ketika kau memasuki kelas yang sama denganku. Kita bisa menjadi lebih dekat, hanya saja teman-teman yang lainnya terlalu sering mengganggumu bersama kekasihmu meskipun dia berada dikelas yang berbeda karena itu aku menjadi sedikit mundur –mundur dalam arti berharap-
Suatu hari aku dan kakak sepupuku yang menaiki becak menuju ke sekolah bertemu denganmu yang juga hendak menaiki becak. Saat melihatmu secara spontan aku mengatakan hai, dan berpamitan untuk mendahuluimu. Beberapa menit setelah kita bertemu, becak yang kau naiki mendahului becak ku dan kau melihatku sambil berkata “ duluan ya” dan kau tersenyum. Hatiku sedikit tersentuh dengan senyumanmu itu. Beberapa saat lagi giliran becakku yang melambung becakmu. Tak tau apa yang harus aku katakana, hal ini begitu lucu tapi aku hanya berkata “ duluan ya” sambil tersenyum. Dan untuk kedua kalinya kau melambung ku lagi, tak bisa menahan tawa akhirnya kita bertiga saling melihat dan tertawa bersama. Meskipun hanya sebatas kejadian lucu tapi saat itu begitu berarti. Senyumanmu dan tawamu membuat hatiku luluh.yang awalnya hanya perasaan suka mulai berubah menjadi cinta. Namun tiap kali memikirkan itu, aku selalu menganggap diriku bodoh. meskipun tau kau telah memiliki kekasih aku masih saja memelihara rasa sukaku hingga akhirnya tumbuh menjadi cinta yang sangat sulit untuk aku rawat dengan baik..
Setelah kejadian itu, kau jadi lebih sering mengejekku bahkan membuat hal lucu yang membuatku sering tersipu malu. Saat itu aku berpacaran lagi dengan seorang senior. Beberapa minggu berpacaran dan dia memberiku sebuah kalung salib sama seperti yang dia pakai. karena menghargainya aku tetap memakainya meskipun aku sudah mengenakan kalung salib emas dan satu Rosario alhasil aku menggantungkan tiga salib di leherku. Melihat hal itu kau mendatangiku dan membuat candaan soal kalung itu
“apa kau terlalu suci?” katamu. mendengar itu aku menatapmu heran.
“kau menegenakan tiga salib sekaligus, aku kira kau memiliki derajat yang lebih tinggi dari paus hahaha” ejeknya.
Mendengar itu bukannya aku jengkel aku malah tersenyum sambil menatapnya. Sudah kesekian kalinya kau berbicara denganku, meskipun hanya sebatas candaan tapi jantungku selalu saja berdetak kencang. Kita tak pernah banyak bicara tapi hanya mendengarmu menyebut namaku sudah membuatku bahagia.

to be continued... ^°^

Stuck in the momentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang