01.

167 8 0
                                    


Gadis dengan tinggi kira kira 168 cm, berpakaian causal dengan celana pendek diatas lutut bermotif bunga – bungan serta kemeja abu – abu yang dipadukan dengan kardigan putih serta tas kulit berwarna hitam yang ia jinjing berjalan dengan sangat elegan pada lorong rumah yang tak kalah mewah dengan pakaian yang kini dia gunakan saat ini. Gesekan sepatu berhak tinggi itu menimbulkan suara ketukan yang sangat jelas, terlebih rumah yang cukup besar ini hanya dihuni oleh beberapa pelayan yang bertugas mengurus rumah. Helaan nafas yang tidak beraturan terlihat jelas bahwa ada emosi yang sedang ia tahan, beberapa pelayan menundukkan kepala memberi hormat ketika jeon jisoo. Nama gadis itu melewati mereka.

 Nama gadis itu melewati mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Dimana Jungkook ? " Tanya Jisoo pada pelayan yang sedari tadi mengikutinya, kamar di depannya ini kosong. Orang yang Jisoo cari sedang tidak berada di tempatnya.

" Tuan Jungkook sedang berada di ruang tengah. " Jawab pelayan tersebut takut. Jisoo kembali menghela nafas dan menutup pintu kamar bercat hitam itu kasar.

Dengan langkah yang terburu Jisoo menuju ruang yang dimaksud pelayan barusan. Dan benar saja, sesesorang dengan seragam sekolah tengah bergelut dengan playstation di depannya.

" Yak.Kak apa yang kau lakukan. " Protes Jungkook yang melihat kakaknya mematikan tv di depannya.

" Ulah apalagi sekarang yang kau lakukan hah ? siapa yang kau pukul kali ini jungkook-ah ? ayolah... berhenti main – main. Aku sibuk dengan urusanku kenapa kau malah selalu membuat masalah. "

" Aku tidak membuat masalah, pria sombong itu yang membuat masalah. " Jisoo mengusap wajahnya kasar. Kapan adiknya itu bisa mengerti, setelah meninggalnya kedua orang tua mereka Jungkook berubah drastis, dia menjadi anak yang suka berbuat onar dan susah diatur.

" Aku dengar pria yang kau hajar bukanlah seorang pelajar, dan kau mematahkan tangannya, sampai aku mendapat masalah karna ulahmu-- Aku akan mengirimmu ke jeju dan tinggal bersama bibi juga paman jika kau terus memberontak." Ancam Jisoo

" Aku senang mendengarnya, terimakasih kak kau baik sekali. "

Jungkook bangkit setelahnya, meninggalkan Jisoo yang diam mematung menyesali ucapannya barusan. Bukan maksud Jisoo untuk seperti itu hanya saja ia lelah harus mengurusi usaha fashionnya dan belum lagi usaha ayahnya yang terkena masalah belum lama ini. Terlebih masalah yang selalu diperbuat Jungkook, setelah kemarin memecahkan kaca mobil milik orang sekarang mematahkan tangan seseorang, dan yang Jisoo dengar orang itu adalah orang penting sehingga Jisoo harus mengurusnya hari ini juga dan tidak bisa diwakili oleh pak kim asisten sekaligus orang kepercayaan Jisoo. Walaupun begitu Jisoo hanya ingin Jungkook menyadari sesuatu bahwa Jisoo sangat menyayanginya.



***

Kini Jisoo berjalan disebuah lorong megah dengan interior yang terkesan elegan menuju sebuah ruangan yang terletak di pojok lorong. Jantung Jisoo berdetak kencang, bagaimana tidak, Gedung yang dipijaknya ini adalah hotel termahal di seoul, Solaria Nishitetsu Hotel. Jisoo kini berdiri tepat di depan pintu bercat hitam yang diyakininya sebagai ruang direktur. Ini semua akibat ulah adiknya yang dengan seenaknya berbuat onar.

" Silahkan masuk nona, Tuan direktur sudah menunggu kedatangan anda. " Ucap Pria paruh baya yang memperkenalkan diri sebagai pak Lee yang Jisoo yakini berusia sekitar 50 Tahun.Pintu berwarna hitam gelap itu bahkan kini telah dibukakan oleh Pak Lee, serta senyum teduhnya belum luntur dari wajah tua yang masih terlihat segar itu. Dengan takut Jisoo melangkahkan kakinya ke dalam ruangan. Kekagumannya muncul seketika, melihat interior dalam ruangan tersebut, benar – benar elegan dan sangat luas.

" Ehem. "

Jisoo menolehkan kepalanya segera ketika mendengar suara deheman tersebut. Kini Jisoo terkaget bukan main ketika melihat seseorang yang Jisoo yakini masih sangat muda tengah duduk di sofa yang terkesan sangat empuk itu. Apa benar ini ruangan direktur ? tulisan yang ditempel didepan pintu tadi memenag menunjukkan bahwa ini ruang direktur hanya saja Jisoo tidak menyangka bahwa Direktur hotel ini masih sangat muda.

" Maaf aku tidak melihat anda. " Kata Jisoo sopan

" Duduklah. "

Dengan cemas Jisoo duduk berhadapan dengan Pria yang tangan kirinya itu diperban. Oh.. itu pasti ulah Jungkook.

" Nona Jeon Jisoo kau tau kan kenapa kau berada disini ? "

" Hm aku tau.. maafkan Jungkook. "

" Oh ternyata namanya Jungkook. " Jisoo mengangguk mengiyakan.

" kau tau kan aku mengalami patah tulang dan ini akibat ulah adikmu, aku menjadi sulit bekerja dan melakukan aktifitas karna itu, oleh karna itu aku berniat melaporkannya pada polisi. "

" jangan laporkan, kumohon...aku minta maaf atas itu jadi kumohon maafkan adikku, aku bisa mengganti biaya berobatmu atau terserahlah,tapi kumohon jangan lakukan ini pada adikku. "Kini seulas senyum merekah di bibir jimin.

" Baiklah.. aku tidak akan melaporkanya, tapi dengan satu syarat. "

" Syarat ? apa itu "

" Jadilah pacar ku, maksudku pura – pura menjadi pacarku, kau jangan khawatir, aku akan membayarmu tiga kali lipat dari upah kerjamu. Bagaimana ? "

TGjDSa3}I

Ma BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang