Prolog

64 3 0
                                    

Kegelapan.

Keputus-asaan.

Adalah beberapa kata untuk menggambarkan keadaan seseorang yang sudah tidak menemukan tujuan hidupnya lagi. Hidup seseorang dimulai dari sebuah impian dan harapan. Mimpi adalah perwujudan semu untuk terus bergerak ke depan. Harapan adalah jalan menuju mimpi. Jika seseorang sudah kehilangan harapan, maka dia hanya bisa melihat mimpinya, tanpa ada jalan untuk mendapatkannya. Tapi ketika seseorang kehilangan keduanya, orang itu akan mulai tidak menghargai hidupnya sendiri.

Terkurung disebuah kamar sempit bukan menjadi masalah bagi Jung Hoseok. Ketika semua orang yang ia cintai tidak lagi mempercayai apapun yang ia katakan dan menganggapnya gila, dia hanya memiliki dirinya sendiri. Klimaksnya adalah saat dia juga mulai tidak mempercayai dirinya sendiri. Pada akhirnya dia memilih untuk terus menyiksa diri sendiri dengan obat-obatan terlarang dan bahkan melukai dirinya sendiri.

Kamar sempit milik salah satu rumah sakit jiwa di daerah gwangju dengan ukuran 2 x 2 meter persegi dengan seluruh permukaan dilapisi dengan karpet empuk, memiliki 1 buah pintu yang hanya bias dibuka dari luar. Pintu itu memiliki lubang kecil yang digunakan oleh oleh seorang penjaga untuk melemparinya obat penenang.

Hingga suatu hari, seseorang membuka lubang kecil yang ada di pintu ruangan itu. Tidak seperti biasanya, tidak ada obat ataupun makanan yang dilempar dari lubang itu. keheningan terjadi beberapa saat. "Apa kau senang dengan hadiahmu?" terdengar suara yang sepertinya sudah disamarkan dengan menggunakan alat dari balik pintu. "kau sepertinya sudah nyaman dengan kondisimu sekarang"

Hoseok hanya mendiamkan siapapun yang sedang bicara itu.

"Tidak menarik. Kau sudah tidak menarik lagi." dia berhenti bicara beberapa saat. "ah, kau punya kakak perempuan ya? sedikit sentuhan mungkin bisa membuatmu semangat lagi"

Mendengar kakak perempuannya disebut, Hoseok menjadi gusar. "Siapa kau dan apa yang kau inginkan?"

"Orang menyebutku dengan sebutan "J". Mau ku, membuatmu menderita" suara tawa memenuhi ruangan di balik pintu tempat suara itu berasal.

Hoseok berpikir keras tentang siapa identitas "J" dalam kehidupannya. "Siapapun kau, jangan pernah sentuh Jiwoo noona, atau kubunuh kau" hoseok semakin emosi.

"Bunuh? bahkan kau tidak bisa keluar dari sangkar yang dibuat orang tuamu sendiri. Sungguh tragis."

Hoseok bergegas menuju pintu dan berakhir dengan memukuli pintu yang tidak bersalah. "Sekali saja kau menyentuh kakakku, kubunuh kau" teriaknya.

"Nah, ini yang kusukai. Teruslah seperti ini hoseok-a, dengan begini permainan akan lebih seru." lanjut suara di balik pintu diserta tawa yang membahana. suara tawa itu semakin lama semakin menjauh, meninggalkan Hoseok yang terus berteriak untuk meminta dibukakan pintu.

J, secret you never want to knowWhere stories live. Discover now