Dhisa menyeret kopernya dan menatap Revan dengan penuh senyum. Sementara itu Revan berlari memeluk Dhisa dengan sangat erat.
"Dhis... kakak rindu sekali sama kamu. Kakak kangen sekali...." kata Revan sambil mengecup kening adiknya itu.
"Dhisa juga kangen sekali sama kak Revan. Kakak baik aja kan, kabarnya?" Dhisa mengecup pipi kakaknya itu.
"Kakak baik baik aja. Dhisa sendiri gimana kabarnya?" Jawab Revan lembut.
"Dhisa baik, kak Revan. Yuk, kita masuk ke mobil aja kak. Dhisa pengen pulang, kak..." kata Dhisa.
Revan memeluk pundak Dhisa posesif, lalu membawanya ke mobil. Dhisa memasukkan koper hitamnya yang terlihat mewah ke dalam bagasi mobil dengan bantuan Revan.
"Yuk." Revan masuk ke bagian mobil paling depan. Dhisa ikut duduk disamping Revan, sementara Revan mulai menstarter mobilnya.
***
"Mama sama Papa mana, kak?" Kata Dhisa bingung.
"Mama sama Papa lagi menghadiri undangan pernikahan Tante Jenn dengan Om Bisma. Mungkin nanti malam baru pulang." Jawab Revan sembari melepas jaketnya.
"Mau makan apa, Dhis?" Tanya Revan.
"Dhisa mau makan ayam manis saus keju kak. Dhisa kangen sama masakannya kakak." Dhisa menggelayut manja di lengan kekar Revan yang berotot, namun tidak berlebihan seperti para body builder.
Perbuatan Dhisa membuat jantung Revan berdebar sangat kencang. Tanpa sadar ia memegang dadanya yang berdegup berlebihan itu.
"B... baiklah, Dhisa. Le... lepas dulu, kakak masak." Kata Revan berusaha melepaskan dirinya dari perbuatan Dhisa yang membuat dia sport jantung.
Dhisa mengangguk dan membiarkan kakaknya memasak ayam saus keju untuknya. Ia menatap Revan dengan pandangan aneh, dia merasa sangat merindukan kakaknya.
Apa ini? Perasaan aneh yang menggelenyar didadaku, yang kutahu tak seharusnya ada. Aku harus membuang perasaan ini, karena aku mencintai Ferri! Pekik Dhisa dalam hati.
***
"Kak. Aku mau ngomong sama kakak, boleh kan?" Kata Dhisa pada Revan dengan tatapan memohon.
"Apa, Dhis?"
"Dhisa boleh pacaran, gak, kak?" Pinta Dhisa. Revan menatap Dhisa dengan tatapan terkejutnya yang sangat luar biasa.
Sejak dulu, Revan selalu melarang Dhisa berpacaran. Alasan yang Revan kemukakan adalah agar Dhisa bisa fokus belajar. Namun, sekarang, Dhisa sudah lulus kuliah S2 di Inggris.
Revan bukanlah kakak kandung Dhisa. Dia telah menyimpan perasaannya selama 21 tahun. Ia telah mencintai adiknya sejak umurnya 5 tahun hingga sekarang umurnya 26 tahun.
Sungguh Revan bingung apa yang harus dikatakannya.
"Kak Revan? Dhisa ngomong kok nggak dijawab, sih, kak?" Kata Dhisa.
Revan meremas celananya, khawatir. Apa yang harus ia jawab sekarang?
"Kak, Dhisa kan udah gede. Udah 23 tahun dan udh lulus kuliah. Masa Dhisa masih nggak boleh pacaran, sih, kak?" Kata Dhisa.
"T... tap... tapi... Dhi... Dhisa..." Revan kelabakan menjawabnya.
Jika ia menjawab tidak, maka pasti Dhisa akan kesal dan bingung. Jika ia menjawab ya, maka neraka yang telah menunggunya sudah datang. Apa yang harus ia jawab???
"Kak Rev jawab dong..." pinta Dhisa lagi.
Revan menatap Dhisa dengan tatapan penuh luka. "Dhisa... baiklah... kamu... kamu boleh... p... pacaran..." katanya sulit.
Tiba tiba Dhisa meloncat memeluk Revan. "I love you, kak Revan.... aku sayaaaaaang banget sama kak Revan. Muaaaaahhhh...." Dhisa mengecup pipi Revan.
Hati Revan perih, sangat perih. Apa yang kali ini akan terjadi???
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Little Sister!
RomanceRevan sangat mencintai adik perempuannya, Andhintya Jeveranni. Dhisa, bukanlah adik kandungnya, melainkan Revan yang adalah anak angkat keluarga Swizz. Revan selalu berusaha untuk melupakan Dhisa, namun tak pernah berhasil. Berkali kali Revan merasa...