awal yang sulit

15 2 3
                                    

"Gearil,ya tuhan aku cemas memikirkan mu"
Gea memijit keningnya yang terasa pusing.
"Aku ingin pulang"katanya.ovie menepuk jidatnya keras.
"Memangnya ini rumahmu,c'mon   dokter belum mengijinkanmu pulang"
Gea tidak suka bau rumah sakit,memangnya siapa juga yang suka?rumah sakit menegaskan bahwa gea benar benar bodoh hingga hampir membuatnya kehilangan nyawa.
"Nenek nanti marah"
"Nenek mu sudah marah"balas ovie tajam,sementara gea lebih baik diam dari pada menanggapi ovie yang kelewatan bicara yang alhasil membuatnya tambah pusing.
"Sebenarnya apa yang terjadi?"ovie tidak bisa menahan mulutnya untuk bertanya tentang kronologis 4 hari yang lalu,yah selama itu ia menahan bibirnya yang gatal karena gea belum sadar.jadi inilah kesempatan ia untuk bertanya 4 mata.
"Apa tentang alice yang selalu membully mu?"
"Sungguh tidak berguna"
"Lalu?"ovie terus menuntut.Gea mengernyit,memangnya apa yang harus dijelaskan pada ovie,dia tidak perlu tahu apa penyebab gea akhir akhir ini,yang jelas ketika saat ia sudah tidak sanggup lagi barulah ia bercerita pada ovie.
"Tidak"
"Percuma bicara padamu,ujung ujungnya yang kau bilang adalah TIDAK,ya sudahlah ketika kau lelah aku siap mendengar curhatmu"katanya akhirnya.
Gea bersyukur ovie bukan tipe penuntut atau mengorek ngorek hidup orang lain,ia hanya wanita cerewet dengan keingintahuan yang besar namun terkadang salah tempat,namun ketika tahu bahwa itu tidak perlu ia ketahui barulah ia pasrah tidak menuntut jawaban.
"Nenek akan kemari,bersiaplah kupingmu karena ia akan memulai pidatonya kembali"
Menurut gea,bukan hanya kupingnya saja namun hal lain yang perlu ia persiapkan adalah hati dan otak,hanya mulut lah yang tidak harus berfungsi saat itu.gea mengangguk pasrah.
clik
Pintu ruangan terbuka,menampilkan sosok wanita paruh baya yang anggun namun tegas,gea menatap sosok didepan wajahnya dengan rindu begitu lamanya ia tidak melihat nenek.
"APA YANG KAU LAKUKAN HINGGA JATUH DI TANGGA,APA NENEK TIDAK MENGAJARIMU BERJALAN?!HINGGA KAU HARUS TERGULING!!!!HAH..."
aku tersenyum kecut mendengar teriakan nenek,ovie menutup telinganya takut bocor,sementara penghuni bangsal sebelah menengok lalu mengernyit bingung karena mendengar bahasa asing yang jelas terdengar.
"I am sorry"ucapku lembut,mereka mengernyit aneh kearah nenek.
"Who she is?"
"She is grandma,i am really sorry"
Setelah itu mereka tak ambil pusing lalu kembali kebangsalnya,sementara nenek menatapku tajam.
"Aku jatuh nek,tidak ada motif apa apa"jelas gea.
"Kau pikir bisa membodohi nenek mu?"
Sebenarnya jatuh di tangga adalah kecelakaan,namun karena pikiran gea yang kemana mana hingga tidak menyadari bahwa nyawanya bisa terancam, buktinya ia sudah di tempat ini selama 4 hari koma.
Namun,seperti kata nya bahwa mulut tidak di perlukan saat berhadapan dengan nenek.
Gea memilih bungkam.
"Ovie,bisakah kau keluar?"
Ovie mengangguk saat nenek menyuruhnya keluar.
Setelah ovie pergi,nenek menghampiri cucunya dan duduk di tempat ovie tadi.
"Buat apa kau memikirkan albert,memangnya siapa dia begitu mempengaruhimu sehingga kau hilang arah"kata nenek,gea hendak membuka mulutnya namun nenek tidak mengijinkannya untuk bicara terlebih dahulu.
"Dengar,dia memang sangat berjasa dalam hidupmu,dia terlalu baik padamu sehingga kau sering kali menyalah artikan semua perbuatannya"nenek terdiam menghela nafas panjang,"dia satu satunya orang selain nenek yang tau keadaanmu,dia yang memberimu semangat dan membuatmu bangkit tapi...."
TAPI???...batin gea
"Kau terlalu bergantung padanya,dia berhak mendapat hidupnya,bahagia,dan memiliki keluarga.kau tidak bisa memaksanya untuk menjadi milikmu,dia akan selalu bersamamu tapi bukan berarti harus dimiliki bukan?"ucap nenek lembut.
Hatinya serasa hancur mendengar kalimat menyakitkan,dimiliki?yah..siapa dia yang membayangkan albert miliknya.dia temannya,sahabatnya,seharusnya ia bahagia saat albert akan menikah dengan wanita yang ia cintai,mendukung seperti albert yang selalu mendukungnya,albert sudah terlalu mengorbankan bahagianya untuk gea,tapi apakah saat albert menginginkan kebahagian sekali saja gea malah terluka,yah seharusnya dia bahagia saat separuh jiwanya bahagia,bukankah albert adalah bagian dari dirinya yang harus ia bahagiakan juga?.
Air mata mengalir deras menuruni celah mata gea,tanganya mengusap wajahnya lembut.untuk kesekian kalinya ia sangat egois!.
"Kau mengerti?..."gea terdiam
"Berbahagialah ketika albert bahagia"
Gea mengangguk,mungkin inilah saat nya ia berfikir untuk melepaskannya,karena melepaskan seutuhnya adalah saat pernikahan albert berlangsung.

"Anganku,ketika kau mengucap-will you merry me-hilang dalam sekejap"

Sunshine In Your LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang