Jihoon Lee itu manusia

155 23 9
                                    

Dimulai dari pagi hari yang dingin, Soonyoung bangun dari tempat tidur hangatnya untuk mandi dan berangkat ke kampus. Soonyoung bukan tipe yang suka berada di luar dalam waktu yang lama, karena selama ini noonanya selalu memintanya pulang lebih cepat jika mata kuliahnya selesai.

Soonyoung itu laki-laki, berumur 19 menuju 20 dengan jiwa yang sangat kekanakan. Soonyoung juga memiliki senyum yang manis, meski secara keseluruhan dia sangat tampan. Soonyoung memiliki satu noona bernama Kwon Minkyung. Noona yang sangat overprotective terhadapnya, sehingga itu membentuk kepribadian Soonyoung menjadi manja.

Soonyoung memiliki kekasih mungil yang lucu tapi galak dan jutek, bernama Lee Jihoon yang lebih sering dipanggil Kwon Jihoon oleh Soonyoung sendiri. Mereka telah menjalin hubungan kurang lebih 5 bulan, dan mereka sudah sangat menyayangi satu sama lain. Bagi Soonyoung, memiliki Minkyung dan Jihoon adalah hal terindah yang ada dalam hidupnya.

Soonyoung selalu terbuka terhadap apapun pada noona dan Jihoon-nya. Hampir tidak ada satupun yang ia sembunyikan dari kedua orang tersebut.

Namun ada satu hal yang kini ia sembunyikan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

U N S E E N

"Jihoonie, apakah kita berada di dunia nyata atau dunia yang ada di dalam pikiranku?"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ponsel Soonyoung berbunyi tepat setelah Soonyoung menyelesaikan kancing terakhir kemejanya. Bersamaan dengan itu, pintu kamarnya diketuk, "Soonyoung-ah. Ayo sarapan. Kau bangun telat hari ini."

Soonyoung meraih ponsel dan tasnya, lalu beranjak keluar kamar dan menghampiri noonanya yang sudah duduk di meja makan.

"Pagi noona. Kau tidak membangunkanku." ujar Soonyoung. Tangannya langsung meraih sumpit dan memakan sajian yang terhidang di hadapannya. Minkyung hanya tertawa. "Makan pelan-pelan. Jangan lupa obatmu." Minkyung menjulurkan satu botol berisi obat yang biasa Soonyoung minum. Soonyoung mengangguk.

"Ah ya, Soonyoung. Hari ini selesai kampus jam berapa?" tanya Minkyung sambil menatap adiknya yang telah menyelesaikan makannya. "Aku? Tidak tahu. Sepertinya jam 3 atau jam 5, tapi bisa saja jadi jam 7." jawab Soonyoung acuh. Minkyung menatapnya dengan tatapan sedih. "Apa yang kau pikirkan?"

Soonyoung menatap Minkyung dengan tatapan kosong. "Pertanyaan itu selalu keluar dari mulutmu, noona. Aku bosan. Percayalah, aku baik-baik saja meskipun jawabanku terdengar sedikit..... Kacau."

Minkyung mengangguk mengerti. "Jawabanmu aneh karena kau memang aneh. Aku mengerti." ledeknya. Soonyoung hanya mengendikkan bahu dan bersiap untuk berangkat.

Ketika Soonyoung hendak menutup pintu rumah mereka dari luar, ia berteriak, "Aku pergi dulu noona!"

Dan Minkyung hanya menatap pintu yang tertutup dengan wajah sedihnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Langkah kaki itu terasa ringan ketika sudah memasuki gerbang kampus. Soonyoung tidak terlambat. Dan itu sangat menenangkan.

Soonyoung baru teringat bahwa tadi ponselnya sempat berbunyi. Buru-buru ia mengecek ponselnya.

Satu panggilan tidak terjawab, dari Jihoonie.

U N S E E NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang