Meryl Streep menjadi trending topik di USA atas pidatonya di gelaran Golden Globe yang menghebohkan jagad Hollywood. Tentu saja, dia sedang menyindir orang nomor satu di USA dan dengan culture USA yang demikian, aku tidak terkejut jika tiba-tiba wanita itu dihujat pendukung Trump.
Aku tidak begitu paham tentang politik, tetapi yang terlihat dalam berita, Trump memang "sedikit" rasis dan menggebu-gebu. Aku lebih suka Obama, jika kalian bertanya, simple saja, karena kami datang dari gen yang sama. Black people. Meskipun aku lebih suka menyebut kulitku eksotis. Dan, oke, ini hanya pendapat pribadi, tapi model rambut Trump agak menggangu, yang meskipun itu tidak ada hubungannya dengan cara kerja Trump nantinya.
Sementara itu Viola Davis akhirnya memenangkan piala pertamanya setelah sebelumnya hanya menjadi nominasi. Dalam pidatonya dia menyatakan betapa dia sangat menyanjung Danzel Washington, sebagai teman, pemimpin dan terang-terangan mengaku menjadi fans aktor kulit hitam pemenang academy award terbanyak.
Aku sedang menonton liputan ulang Golden Globe semalam di naver dan kicauan orang-orang tentang itu. Jika Meryl Streep mendapat penghargaan atas dedikasi dan kontribusinya di dunia perfilman, maka aku setuju. Tentu saja. Siapa yang tidak tahu Meryl Streep. Pertama kali aku mengenalnya lewat The Devil Wears Prada. Aku tertarik menonton film itu karena Anna Hathaway. Aku suka akting konyolnya di Princess Diary dan ketika aku menonton di kelas sambil menunggu guru akting yang agak terlambat, seorang sunbae menghampiriku dan tiba-tiba bercerita tentang Meryl Streep yang waktu itu aku sama sekali tidak tahu siapa yang dibicarakan melainkan Miranda Priestly. Aku hanya mengangguk, pura-pura mengerti, bahkan ketika dia mengatakan bahwa wanita tua itu telah memenangi Oscar tiga kali, paling banyak sepanjang sejarah.
That's All
Dengan rahang kaku dan tatapan mata yang tajam. Dan kita tahu siapa devil sesungguhnya di grup ini. Sinb akan tertawa, terpingkal-pingkal dan berseru "Sama sekali tidak mirip!" lalu aku akan mengejarnya, melilit lehernya sampai dia memohon-mohon.
Setelahnya, aku memburu film Meryl yang lain yang tentu saja hanya ada sedikit di toko DVD. Aku berhasil mendapatkan The Hour, Doubt dan Iron Lady. Dua yang pertama itu karena aktris pendukungnya kebetulan aktris favoritku. Nicole Kidman, demi bintang di langit dia sungguh menakjubkan dan cantik, tentu saja. Aku baru tahu kalau The Hour membuat Nicole Kidman mendapat Oscar pertamanya, bukan Meryl. Dan Viola Davis. Kurasa persahabatan mereka, Meryl dan Viola terjalin melalui Doubt dan betapa Viola juga menyanjung Meryl ketika membawakan tribute Cecil B. De Mill award.
Kamu membuatku merasakan bahwa apa yang aku miliki, penampilanku, wajahku, usiaku itu yang terbaik bagiku.
Tentu saja. Perjalanan hidup kita adalah yang terbaik, terutama jika kau mendapat dukungan dan dorongan dari orang-orang terdekat di sekitarmu. Meskipun belum berjalan seperti seharusnya, kau lebih bersyukur karena memiliki mereka, orang-orang yang mendukungmu.
Aku mengenal Viola pertama kali bukan dari film ini melainkan dalam The Help, itu pun karena Emma Stone. Sejujurnya, melihat Viola Davis menumbuhkan banyak kepercayaan diri terhadapku. Maksudku, demi matahari yang terbit di sebelah timur, aku tidak berniat rasis tapi Viola seperti yang kita tahu adalah black people dan somehow dia nampak begitu cantik, mempesona.
"You are beautiful, you are smart, you are important." Aku ingat dengan baik kalimat itu. Sebuah kalimat sederhana yang tentu saja sangat membekas terutama bagiku yang merasa keberadaan di sini sungguh sia-sia belaka. Sebelum menonton film ini, aku sempat terkejut, mengetahui yang memenangi penghargaan bukan Emma Stone melainkan Viola Davis, tetapi setelah melihat aktingnya, aku mendukung penuh. Viola pantas untuk penghargaan tersebut, juga piala semalam.
Aku menutup laptop dan bersiap untuk tidur. Besok ada audisi untuk peran kecil dan aku harus bangun pagi mengabaikan kalau aku juga ada kelas.
*
KAMU SEDANG MEMBACA
SLICE LIFE OF KIM SOJUNG
FanficThere's a moment when Sojung dunno how to handle her mind