A

1.1K 77 6
                                    

Tidak ada yang membuat Shinhye lebih bahagia selain fakta bahwa Tuhan menganugerahkan dua sosok lelaki luar biasa di dalam hidupnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak ada yang membuat Shinhye lebih bahagia selain fakta bahwa Tuhan menganugerahkan dua sosok lelaki luar biasa di dalam hidupnya. Dua sosok yang sanggup membuat dia merasa bersyukur dan mengerti bahwa bahagia tak selalu berarti terhujani materi berlimpah dengan gaya hidup sosialita. Mereka, kedua permata hatinya, sanggup membuatnya dengan sepenuh hati dan suka rela menjalani hidup yang selama ini tidak pernah tercatat dalam daftar angan terburuknya. Sebaliknya, semembentang apapun daftar kesengsaraannya dan keluarganya sekarang, tak membuatnya melewatkan satupun geseran jarum jam tanpa rasa syukur luar biasa. Iya, dia bersyukur karena dua lelaki luar biasa itu mengambil kendali terpenting dalam kelangsungan hidupnya. Shinhye melangkah ringan dari pintu dapur, di tangannya ada semangkuk ttoppuki, sisa makanan semalam. Ia sudah berencana membuat nasi goreng awalnya, namun ia teringat tak ada lagi persediaan nasi sisa semalam, kendati begitu ia tetap bersyukur, setidaknya, meskipun satu baskom kecil, masih ada beras yang tersisa, dan itu cukup sebagai pembunuh rasa lapar keluarga kecilnya pagi ini. Kehidupan mereka memang sesederhana itu. Jadi tak ada alasan untuk tak bersyukur.

"Iya Yah, mereka itu gadis-gadis yang agresif."

"Hahaha, Ayah tahu kakak akan bereaksi seperti itu pada mereka. Lalu bagaimana selanjutnya kak, coba ceritakan pada Ayah."

"Ada beberapa senior yang datang ke artroom saat istirahat, mereka bilang mereka pacarnya Herin, Hina dan beberapa gadis lain Renjun lupa namanya, mengancam dan memperingatkan, mereka bilang Renjun harus menjaga sikap dan jangan tebar pesona pada gadis mereka, padahal Renjun tidak tertarik pada gadis-gadis merepotkan itu." Remaja itu tersenyum tipis. Gelengan kepala mengikuti lengkungan tipis di bibirnya. Dia tidak habis pikir dengan pikiran siswa di sekolahnya yang menganggap dirinya yang selalu ada di perpustakaan, labolatorium, di depan buku-buku pelajaran, di ruang lukis atau keyboard komputer melakukan tebar pesona.

Pagi ini Kyuhyun sekali lagi berhasil membuat anaknya sedikit bercerita tentang petualangan kehidupan remajanya di sekolah. Kyuhyun cukup lega karena putranya yang memiliki kepribadian sangat pendiam mau berbagi padanya. Dan kelegaan selanjutnya adalah putranya yang mulai bereaksi lebih terhadap lingkungan di sekitarnya (kawan-kawan di sekolahnya), lebih dari sekedar sikap tertutup yang terkesan dingin.

"Hahahahahahaha, mereka takut tersaingi oleh jagoan Ayah pasti." Tawa lelaki yang esok genap berusia 31 tahun itu meledak sudah. Rasa letih yang mencengkeram sekujur tubuhnya perlahan tergantikan dengan kebahagiaan saat mendengar cerita remaja 13 tahun di sampingnya. Anak itu mencintai buku dan moomin lebih dari apapun jadi mana mungkin gadis-gadis menarik perhatiannya.

"Oh iya kak, Ayah baca di koran harian anak pengusaha properti sukses Lee Donghae baru pindah ke sekolah kakak." Kyuhyun masih berusaha membuat anaknya lebih terbuka dan menunjukkan padanya bahwa selain buku, persahabatan dan romansa remaja juga tak kalah menarik. Bahwa gadis-gadis seusianya yang diam-diam menaruh perhatian dan hati padanya tak kalah cantik dari barisan rumus matematika dan sepapan tulis penuh logaritma. Bahwa melukis kisah remajanya tak kalah mengasiykan dari melukis pemandangan atau moomin si hippo montok yang eksistensi mulutnya di pertanyakan. Kyuhyun hanya ingin anaknya bergaul layaknya remaja pada umumnya. Saat remaja Kyuhyun secerdas Renjun, hanya saja Kyuhyun tak seanti sosial dan seintrovert anaknya.

Beloved Appa!Where stories live. Discover now