Tiga|Have Fun

87 7 0
                                    

14:00 Siang

Sekolah membubarkan murid untuk pulang kerumah masing-masing.

"Kepada Keira Anastaysa ditunggu diruang osis" Suara pemberitahuan.

"Udah tau. Ngga usah pake diumumin segala, pasti kerjaan si gentong" Ujar Keira.

Fanny menyenggol lengan Keira. "Biar famous Kei, duluan yaa"

"Terus Desya gimana?" Tanya Keira.

"Ikut gua lah,pinter"

"Tumben anak monyet ngikutin lo mulu" Sindir Keira.

Desya melotot ke Keira. "Gua denger Kei"

"Udah sono lo pulang! Kasian kan supir lo"

Fanny dan Desya melambaikan tangannya. "Bye"

Kini Keira seorang diri.

"Holla.. Kawan ter-cinteh" Teriak Keira yang memenuhi ruangan.

Semua Anak osis menutup kuping mereka. "Berisik upil"

"Untung kuping gua gak katarak"

Keira tertawa melihat keanehan semua anak-anak. "Gua ngakak"

Keira melirik ke kanan ke kiri. "Mana si gentong? "

"Hadir"

"Badan gede nyempil dipintu" Sindir Keira.

"Kei, nama gua Putri bukan gentong"

Oke,Jadi gentong itu Putri, badan nya segede gaban. Nyidir sedikit. Mangap yaa put.

"Tapi gentong itu nama ter-keren"

"Serah lo Kei"

Rapat osis selesai, mereka membahas kegiatan Kemah yang akan datang pada minggu depan.

Keira membuka ponsel nya.

Amih. 23 misscall.

Keira menepuk jidatnya. "Astagfir. Pasti Amih nyariin, bisa diomelin setengah hari ini"

Keira balik menelpon Zara.

"Hallo Amih"

"Seneng banget kayanya"

Keira mengigitkan kukunya. "Iya dong. Kan tiap hari Kei always happy"

"Kemana aja tadi? Mau jadi anak durhaka kamu! Amih cape nunggu! Katanya cuman sebentar, ini lama"

"Kurang panjang Mih"

"........................."

"Iya tenang Amih"

Keira melihat ke lapangan basket, Ada Alva sedang bermain basket, jemari nya dengan lihai memasukan basket kedalam ring sambil menyeka keringatnya.

Keira mengumpat dalam hati. "Kok bisa pangeran ada disini, bukan nya ada di negeri dongeng"

Keira tersadar dari lamunan nya. "Sadar Kei, cowo gatau diri kaya gitu ngapain diliat bikin nambah dosa"

Alva merasa ada yang memperhatikan nya saat sedang bermain basket pun menoleh ke arah Keira.

"Mampus gue! dia ngeliat lagi ntar bisa kegeeran" gerutu Keira.
Alva menghempaskan basketnya ke asal tempat. Ia mengambil kaleng mizone, minuman berdahaga.

Keira tak tau harus gimana. "Shit! Gimana nih? "

Alva mengambil tas nya, meninggalkan lapangan basket, sambil menatap tajam ke Keira.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang