01

22 1 0
                                    

"Apaan sih ma? ga usah aneh-aneh deh.", bantah Grady

"Ini udah jadi perjanjian awal kita ya, Grad. Mama kan udah bilang ke kamu kalo dalam waktu 3 bulan kamu belum dapet pacar, kamu bakal mama jodohin sama anaknya sahabat mama."

"Ya aku memang belum mikirin sampai ke sana, Ma. Aku mau fokus ke karirku dulu, ga mau mikirin tentang pasangan dulu."

"Kamu kenapa sih selalu aja mikirin karir terus? karir tanpa cinta juga buat apa? umur kamu udah 32 tahun, liat teman-temanmu, sudah ada yang punya 2 anak."

Grady teringat kata sang Mama, ia memang belum tertarik dengan pasangan hidup tetapi bukan berarti dia tidak menyukai perempuan. Mungkin sakit di masa lalu juga membuatnya menutup hati dengan masalah cinta.

Grady duduk di depan komputer sambil menyadarkan tubuh pada sandaran bangku, masih sibuk dengan pekerjaannya. Sebenarnya jika Grady mau membuka hati, mungkin Grady sudah menikah sekarang. Perempuan mana yang tak mau dengan lelaki pintar, tampan, kaya raya, mapan, punya karier cemerlang seperti Grady?

Ini sudah pukul 12 malam, Dia masih sibuk berkutat dengan komputernya. Grady melirik jam di dinding kamarnya. Ah, sudah malam.

Setelah ia mematikan komputer dan menyimpan semua berkas-berkas ke dalam laci, ia merebahkan diri di kasur sebelah tempat ia duduk tadi. Masih memikirkan tentang perkataan sang Mama. Di satu sisi ia belum mau memikirkan tentang hal itu tetapi ia juga tidak mau jika harus menikah dengan wanita bukan pilihannya sendiri.

-v

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang