Part 8

8K 236 6
                                    

Cast Kevin.
Hai semua!
Kali ini aku baru semangat banget buat nulis ni hehe
Oya trimakasih buat yg udah komen sama udah nge vote ya dan jangan lupa vote lagi di part ini dan part berikutnya okay?
Buat sider ayo dong vote biar yg nulis semangat :)
Okay Happy reading guys!! Vote & komen ok?

Author POV
Pagi yang sangat indah dimana terdengar kicauan burung yang merdu dimana terdenger suara gemericik air dari taman Namun tidak untuk Maura. Pagi ini dia terlambat bangun untuk kesekian kalinya. Padahal hari ini ada agenda yang penting yaitu mengumpulkan UAS take home nya ke kampus. Setelah bangun tidur Maura tak ingin membuang waktunya lalu secepat mungkin membersihkan diri dan memakai bedak bayi andalannya lalu dia langsung pergi ke kampus. Sesampainya di kampus dia benar - benar ketakutan karena dia terlambat. Dosen Ekonomi Makro yang mengampu Maura sudah berada di ruang 2.207 Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Maura POV
Mati aku! Duh gimana ni aku harus mencari alasan apa supaya alasannya diterima. Nggak mungkin dong aku pakai alasan telat bangun. Ketahuan banget bohongnya itu mah. Ujarku dalam hati.

"Kamu mau ngapain berdiri di situ?" Ujar Dosenku yang bernama Ahmad itu.

"Hmm.. sebelumnya saya minta maaf, Pak karena saya terlambat. Saya.... hmm... saya....." aku masih berpikir akan menggunakan alasan apa sampai tiba - tiba ada yang memotong ucapanku, Kevin!

"Muara kamu kok masuk sih? Kamu kan sakit? Kemarin waktu aku ke rumahmu, Mamamu bilang sama aku kalau kamu sakit. Gini Pak Ahmad jadi pacar saya ini sakit. Jadi tolong dimaklumin ya, Pak. Lagian dia juga baru pertama kali telat. Jadi tolong maafin Maura ya, Pak." Jelas Kevin yang membuatku syok. What apa katanya? Pacar? Sakit?

"Oh begitu. Yasudah karena ini pertemuan terahkir kita di semester ini kamu saya maafkan. Tapi kamu harus berjanji untuk tidak telat ya di semester atas. Bisa?" Ujar Pak Ahmad dengan suara yang lembut.

"Eh. Bisa, Pak. Terima Kasih ya, Pak. Saya ijin duduk ya, Pak. Terima Kasih sekali lagi." Aku langsung menatap sekeliling ruangan ini untuk mencari tempat duduk yang masih kosong.

"Maura sayang disini aja di samping aa" ujar Kevin dengan suara lantang

Aku menghiraukan Kevin dan ledekan teman - teman yang lain. Tapi ya memang mungkin hari ini adalah hari yang sangat sial. Karena kursi yang kosong memang hanya didekat Kevin. Nasib memang~

"Nah gini kan enak diliatnya. Orang ganteng sampingnya orang cantik. Gini dong Maura sayang. Jangan cemberut terus nanti kamu tambah cantik lho. Hahahaha" cerocos Kevin sambil menoelku. Iyuh~

"Kevin. Kalau kamu tidak bisa kondusif silahkan keluar. Saya muak satu semester ini mendengar suaramu itu." Gertak Pak Ahmad ke Kevin.

"Sukurin!" Ujarku sambil menjulurkan lidah hahahaha.

Akhirnya perkuliahanku di semester ini selesai juga dan rasanya lega banget karen setelah ini libur panjang menanti. Yey!

Namun karena aku terburu - buru tadi ke kampus aku tidak melihat bahwa ternyata bensin mobilku habis. Sehingga tidak bisa jalan di starter pun sudah tidak bisa. Huh benar - benar sial banget hari ini!

Akupun keluar dari mobil untuk mencari jalan keluar dari masalah ini. Tapi yang ada malah Kevin si tengil itu yang muncul.

"Ra ayo ku antar kamu pulang" ujar Kevin dengan suara genit andalannya.

"Nggak liat aku bawa mobil?" Jawabku seperti biasanya. Jutek!

"Oh iya. Hehe. Saking semangatnya nih liat kamu sampai nggak liat mobil kamu. Sejutek apapun kamu kok tetep cantik ya?" Si Kevin tambah cengengesan.

"Mau digampar? Pergi nggak?" Aku sudah mulai kehilangan kesabaran buat ngadepin si tengil satu ini.

"Jangan galak - ga ... "

"Pergi atau ku lempar sepatu?!" Teriakku sambil mengambil flat shoes andalanku untuk ku lempar ke Kevin.

"Iya iya. Kamu ati - ati ya Maura sayangnya Kevin!" Teriaknya sambil melajukan motor nya menjauh dariku.

Tak ku pedulikan lagi di Kevin tengil itu. Yang ku pikirkan sekarang adalah bagaimana aku bisa mengisi bensin mobilku ini. Nggak enak juga telpon rumah pasti bakal ngrepotin banget. Hmm aku naik taksi aja kali ya buat beli bensin. Nah kenapa nggak dari tadi mikir gitu. Aku mengeluarkan smartphoneku untuk menelepon taksi langgananku. Dan sial! Benar - benar sial! Batre smartphoneku habis. Argh! Kenapa sih dengan hari ini.

Alhasil akupun jalan kaki di siang bolong ke luar kampus untuk mencari panggalan taksi. Sebelumnya aku beli air mineral 1,5 liter sebanyak 2 botol untuk wadah mengisi bensinku. Ribet!

Saat aku berjalan ke pangkalan taksi di dekat kampus. Tiba - tiba ada mobil yang mengikuti di sampingku. Akupun langsung menoleh ke mobil tersebut. Aku panik bagaimana kalau aku diculik bagaimana kalau aku nanti dijual ke luar negeri disiksa. Yaampun! Aku tidak mau membayangkannya. Eh! Tapi kayanya aku kenal sama mobil ini. Hmm.. ini bukannya mobil Andre si dokter sok itu? Aku yang masih sibuk mengamati mobil itu tidak menyadari bahwa ternyata dokter sok itu sudah berada di sampingku.

Akupun kaget bukan main.

Ciye akhirnya ketemu Andre juga. Kira - kira Maura seneng nggak ya? Menurut kalian gimana? Tulis di kolom komen ya :)
Jangan lupa vote!

Me And The Doctor ( Slow Update )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang