Chapter 1

19 8 0
                                    


Pertama kali aku mendengar suaramu saja sudah membuat jantungku berdegup, tanpa melihat wajahmu entah kenapa aku sudah dapat membayangkannya. Pada saat itulah aku memulainya, membukakan hatiku kembali memulai cerita cintaku kembali setelah sekian lama tertutup.
"Sohyun-ssi" seseorang memanggil namaku
"Ne??"jawabku
"Ahh jadi benar itu namamu" Kata orang itu
"Waeyo?" Tanyaku
"Aniya, hanya ingin memastikan" jawabnya
"Ahh" kataku mengerti
_____
Cho So Hyun itulah namaku terlahir sebagai anak pertama dari 2 bersaudara, aku tinggal di sebuah apartemen kecil di Seoul dengan appaku Cho Ki Hyun dan Cho Jae Hyun dongsaengku. Kami tidak lagi tinggal bersama Eomma sejak 2 tahun yang lalu tepatnya saat aku duduk dikelas 2 SMP karena Eomma dan appa mereka telah bercerai. Appa bekerja di salah sebuah perusahaan yang bisa dibilang cukup besar sebagai supir pribadi CEO disana, sedangkan Eomma aku tidak tau tentangnya semenjak ia pergi dari rumah kami tidak pernah lagi bertemu denganya.
_________
Kring~kring~

Suara bel berbunyi menandakan pergantian jam.
"Jimin-ah ayo cepat kita kekantin sebelum kantin itu ramai" rengekku menarik-narik lengan Jimin teman baikku dikelas
"Aishh bisakah kau bersabar sedikit?" Katanya kesal
.
Kami berjalan menelusuri koridor sekolah menuju kantin, saat kami sedang menuruni tangga kami berpapasan dengan salah satu teman kami dikelas karena merasa tidak asing orang itu menunjuk jari telunjuk nya kearahku.
"Kaya kenal kaya kenal kaya kenal" katanya berulang-ulang kali sambil menatapku, aku terkejut saat dia tiba-tiba menujukku seperti itu
"Yakk, singkirkan tanganmu" kata Jimin mengomel kepada orang itu, ia langsung menarik tanganku dan membawaku pergi meninggalkan orang itu.

"Bukankah dia yang duduk dikursi belakang ku?" Tanyaku setelah kami meninggalkan orang itu
"Eoh, kalau tidak salah namanya itu Jaemin Lee Jaemin teman SMPnya Hyunjin, kau ingat tidak Nam Hyunjin?"Kata Jimin
"Hyunjin?Ahh bukankah dia yang bertanya namaku tadi pagi?" Kataku dengan sedikit antusias, Jimin mengangguk
"Ahh jadi namanya Hyunjin" kataku paham
"Wae? Sepertinya kau menyukainya?" Jimin menggodaku
"Nde??Tidak mungkin" kataku menyangkalnya
"Haha yasudah lah, aku hanya bercanda" Jimin tertawa renyah

@class

Suasana kelas sangat tidak kondusif dikarenakan saat ini tidak ada guru yang masuk kedalam kelas, semua murid sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

"Akhh, kupingku rasanya ingin meledak" kataku mengerutu sediri sembari menutup kupingku, disaat yang sama aku melihat Jimin di samping kananku sedang sibuk dengan mascara ditangannya
"Jimin-ah bisakah kau menyuruh mereka diam" kataku dengan tangan yang masih menempel ditelingaku
"Tidak"katanya singkat
"Aish" aku kesal

Tiba-tiba seseorang mencolek tubuhku dan memanggilku
"Sohyun-ssi" katanya, Aku pun langsung menoleh kearahnya
'Oh ternyata dia Hyunjin' kataku dalam hati
"Ahh hyunjin-ssi waeyo?" Tanyaku
Dia tersenyum manis kepadaku dan bertanya "Sohyun-ssi, apakah kau suka membaca manga?"
"Ee?" Aku agak terkejut dengan pertanyaannya kepadaku namun setelah beberapa detik kemudian aku baru mengerti "manga?Tentu aku sangat suka membaca" lanjutkan sembari membalas senyumanya
"Jinjja?? Sepertinya kita cocok"katanya girang
"Eh?" Lagi-lagi aku dibuat terkejut olehnya
"Menjadi teman maksudku" jelasnya membuatku merasa lega
"Sohyun-ssi apa kau suka____"

Mulai saat itu aku dan Hyunjin menjadi sangat dekat kami sering mengobrol bersama disaat ada kesempatan, dan kami juga sering berbicara lewat email

.
.

Pada hari minggu yang cerah aku berjalan menelusuri jalan yang dipenuhi dengan toko-toko, dengan ice cream vanilla di tanganku membuatku merasa sangat bahagia dan segar. Pada musim panas ini memang ice creamlah yang paling cocok
"Sohyuniee~" seseorang memanggil namaku, baru saja aku ingin melihat kearah orang itu namun ternyata orang itu telah berada di sampingku.
"Hyunie kau sedang apa?Apa itu ice cream boleh aku mencicipinya?" Katanya memberikan aku kesempatan bicara.
"Yakk andwae" aku menyembunyikan ice creamku dibelakangku saat ia baru saja ingin menyambar ice cream itu
"Dasar pelit" katanya kesal
"Dan bisakah kau tidak memanggilku hyunie? Bukankah itu sangat menggelikan?" Protesku karena merasa risih dengan panggilan itu
"Wae???Itu menurutku itu sangat cocok untukmu" katanya
Aku mengigit bibir bawahku setelah mendengar itu
"Tapi aku tidak suka" kataku dengan sedikit tekanan
"Aku suka" sahutnya langsung, membuatku mengigit bibir bawahku lagi

Aku melanjutkan jalanku dan sekarang aku tidak sendirian
"Jaemin-ah apa kau mengikutiku?" Tanyaku
"Heol, untuk apa aku mengikutimu? orang sibuk sepertiku tidak punya waktu untuk itu" jelasnya dengan percayadiri
"Hah!! Tidak bisa dipercaya" kataku sedikit muak dengan kepercayaan diri nya yang sangat tinggi

.

Aku merebahkan tubuhku diranjangku, belum lama aku merebahkan tubuhku ponselku berbunyi dan aku langsung mengambilnya didalam tas kecil yang tadi aku bawa keluar. Ternyata itu pesan dari Hyunjin
_
From : Lee HyunJin
'Sohyun-ah sore ini kau ada waktu?'
_
Aku sedikit menyiritkan dahulu dan bergegas membalasnya
_
To : Lee HyunJin
Waeyo?sepertinya tidak ada karena malam ini appa akan pulang, dan aku harus menyiapkan makan malam
Mianhae
_
From : Lee HyunJin
Aniya gwenchana, yaa.. kau memang benar-benar anak yang berbakti. Kalau begitu sampai jumpa besok
_
To : Lee HyunJin
Gomawo hyunjin-ah
Anyeong
_

Aku menghela nafasku setelah mengakhiri pesan dengan Hyunjin

.
.

@class

Pagi ini di jam pertama kami sedang berada di ruang olahraga karena mata pelajaran pagi ini adalah olahraga, disana kami mempelajari bola voli dan bola voli adalah olahraga yang paling ku benci.

Sekarang adalah giliran ku untuk menservis bola. Guru Kim melambungkan bola ke arahku dan yang harus aku lakukan adalah menservis bola itu dengan tanganku

BUKK

Aku berhasil menservis bola itu tapi sayangnya..
"Akhhhh..appo" aku meringis kesakitan.
"Sohyun-ah gwenchana?" Jimin berlari ke arahku dan melihat tanganku yang sudah berubah warna menjadi merah
"Yaa Sohyun-ya gwenchana? Kau payah sekali baru saja disuruh menservis bola sudah mengeluh" kata guru Kim yang langsung membuat semua orang menertawakanku

Aku menundukkan kepalaku, Jimin mengantarkanku ke pinggir lapangan, aku masih memegang tanganku yang sakit.
Kami sudah berada di pinggir lapangan guru Kim melanjutkan pelajarannya dan kini giliran Hyunjin tentu saja ia lebih baik dibandingkan dengan ku, Ani disangat baik dia terbaik.
Aku melihatnya memantulkan bola itu dengan sangat mudahnya

"Gwenchana?" Tanya Jaemin tiba-tiba
"Eoh gwenchana"kataku singkat yang mendapat anggukan dari Jaemin
"Yakk kenapa kau sangat bodoh" omelnya seiring menoyol kepalaku
"YAKK!!" Protes aku dan Jimin bersamaan
Jaemin melihatnya hanya  mengedipkan matanya dan mengaga terkejut.
"Jaemin-ah, kau benar-benar..Ishh.." Jimin tidak melanjutkan ucapannya ia malah menghembuskan nafasnya kasar
"Tidak bisakah kau tidak berlaku senaknya? Terutama dengan Yeoja.. huh? Tidakkah kau sadar dengan perilakumu yang seperti ini membuat orang disekitarmu merasa risih?? Kepalanya itu sangat berharga dan kau..Kau seenaknya mnoyolnya seperti itu.." Omel Jimin menjelaskan nya panjang lebar
Jaemin terdiam sejenak mungkin dia sedang mencerna ucapan Jimin barusan.
"Sudahlah, lagi juga itu tidak sakit kok tidak usah dilebih-lebihkan" kataku memecahkan keheningan
"Tapikan tetap saja Hyun-ah, kita harus memberikannya pelajaran" kata Jimin dengan sedikit tekanan
"Mian" tiba-tiba kata kata itu keluar dari mulut Jaemin yang membuat aku dan Jimin menatap kearahnya, kami sedikit merasa aneh dengan itu karena Jaemin bukanlah orang yang mau mengakui kesalahannya.
"Nde?" Kataku reflek saat mendengar ucapan Jaemin tadi
Jaemin menundukkan kepalanya, ia terdiam seketika, Jimin melihat Jaemin tiba-tiba terdiam seperti itu merasa sedikit bersalah kepada Jaemin atas kata-kata yang barusan ia katakan, Jimin mengepalkan tangannya.
"Baguslah kau cepat mengerti" kata Jimin
"Jimin-ah" kataku merasa kalau Jimin sudah berlebihan.
Keheningan pun menghampiri kita ber-3 tapi untunglah itu tidak berlangsung lama, Hyunjin menghampiri kita ber-3 dan memecahkan keheningan yang barusan terjadi.

"Hey kalian" panggilnya dari kejauhan sembari berlari kecil.
Secara bersamaan kita ber-3 menoleh kearahnya, aku melihatnya datang tersenyum senang sedangkan Jimin dan Jaemin mereka hanya menatap dengan tatapan kosong.
"Eoh, hyunjin-ah" kataku senang, Tanpaku sadari Jaemin melihatku tersenyum saat melihat Hyunjin.
"Ayo Sohyun-ah kita pergi" ajak Jimin dengan nada dingin dan tatapan dingin, Hyunjin melihat tatapan Jimin bergidik ngeri.
"Yak, kenapa kita harus pergi Hyunjin baru saja tiba"kataku menolak
"Yakk, Jimin-ah tatapan mu itu bisakah kau kontrol sedikit" protes Hyunjin, Jimin tidak mendengarkan ucapan dia menarik tanganku dan pergi meninggalkan mereka ber-2

Hyunjin mengerutu saat melihat kami pergi, sedangkan kelamin masih membisu dia hanya melihat kami pergi dengan tatapan kosong

.
.
.
.

To Be Continue

Love SoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang