Mungkin aku akan menganggap hari ini sama seperti biasanya. Dan aku pun menjalani hariku seperti biasanya, bersama keceriaan. Di jam-jam seperti ini, semua orang akan tahu bahwa sudah saatnya matahari tersenyum kepada dunia. Burung-burung pun ikut tersenyum sembari menyuarakan nyanyiannya. Senandung itu membuat bunga-bunga ikut bergoyang bersama hembusan angin yang membuatku bernafas tiap hari. Ya. Bernafas. Itu yang kulakukan saat ini. Tapi aku tak tahu apa aku akan selamanya begitu. Menjalani hari seperti biasa, atau bahkan bernafas. Ini mungkin adalah pertanyaan besar bagiku. Sampai berapa lama-kah aku masih bernafas?
Lorong kelas ini ternyata mulai ramai. Tak seperti biasanya. Aku-lah yang biasanya datang lebih awal. Dan aku tak tahu apa penyebabnya. Sekarang aku telah bersama Vloryn. Kurang lebih dia adalah sahabatku. Ya. Sahabat. Aku beruntung memilikinya. "HEI"sapanya. "Ya? Kau kenapa memanggilku seperti itu?"tanyaku pada Vloryn. "Tak apa. Apa kau baik-baik saja hari ini?"tanya Vloryn. Mataku terbelalak. Tak menyangka ia akan menanyakan hal yang tak kuduga. "Tentu. Aku tak apa Vlo.."ucapku sembari memegang bahunya. Aku berusaha meyakinkannya. Dia sangat susah untuk diyakinkan. "Yang benar saja? Kau tak merasa kesal dengan kejadian kemarin?" Vloryn mulai berlagak serius. Layaknya orang sedang menginterogasi. "Mm.. Aku tak bisa menghadapinya. Ya, itu karena yang mereka katakan benar."jawabku agar lebih membuatnya tenang. "Aku tak percaya Rey! Aku saja sangat kesal pada Sheeryn. Beraninya dia mengatakanmu GADIS LUPUS? Jika ia melakukan itu lagi, akunakan menarik rambut badainya itu!"omel Vloryn tak karuan. Ia terlihat lucu. Terkadang bicaranya yang serius itu justru membuatku geli. "Kau tak usah seperti itu Vlo... Hentikan kekonyolanmu.."aku terkekeh melihat wajahnya berubah saat aku berkata seperti itu. Wajahnya terlihat kesal. Dan itu sangat lucu. "Aku serius Rey"tukasnya lebih serius lagi. Kali ini aku menjadi takut untuk melawak. Dan aku mencoba untuk menanggapinya lebih serius. "Baiklah. Vlo,kau dengar aku. Aku ingin sekali menarik rambutnya. Aku ingin memukul hidung peseknya. Bahkan aku ingin menendangnya. Tapi aku tak bisa. Aku hanya tersadar oleh karena keadaan. Aku tak bisa mengelak pada kenyataan. Biarlah ia mengatakan seperti itu. Itu juga karena ia hanya bisa mengatakannya, tetapi ia tak merasakannya."tak kusungka mataku mulai berkaca-kaca. Beruntung air mataku tak menetes. Dan aku menahannya agar tidak jauh. "Kau sangat kuat Rey. Aku bangga padamu."ujar Vloryn sembari memeluk erat."Hey!! Kau tidak takut bila GADIS LUPUS ini menularkan penyakitnya padamu? Menjauhlah!!"ujar Sheeryn yang tiba-tiba lewat saat aku dan Vloryn berpelukan. Sebenarnya perkataan Sheeryn tidak pelan, tapi keras dan itu berteriak. Tak ada semenit, mata setiap anak langsung tertuju padaku dan Vloryn. Aku yang memilik rasa malu dan terkejut, sontak melepas pelukan itu. Sesaat setelah aku melepaskan pelukan itu, Vloryn beranjak untuk berdiri. Dan mengahadap kearah Sheeryn dengan tatapan tajam. "Jika kau ingin mengingatkanku agar menjauhinya, sebaiknya jangan. Itu percuma. Aku tidak akan menjauhinya hanya karena LUPUS. Bahkan jika ia terkena kanker, aids, atau apapun itu aku bahkan tetap menemaninya! SELAMANYA!! Atau jika perlu aku akan ikut merasakan sakit bersamanya!"bentak Vloryn dengan matanya yang sedikit melotot. "Oh begitu? Hebat sekali kau! Hanya karena SAHABAT SEJATI? Kau berkata seperti ini dihadapanku dan semua orang? Atau jangan-jangan kau hanya mengatakan agar tidak menyakitinya? Ayolah, jujurlah sedikit! Bahwa kau pasti menjauhinya!"Sheeryn mulai membuat ekspresi sinisnya dihadapan Vloryn. "Lebih baik kau lihat dirimu dulu, sebelum kau menghina orang lain! Kirey lebih baik daripada kau! Dan kau tidak usah menuduhku yang tidak-tidak! Pergilah!!"jawab Vloryn tegas dengan tangannya menunjuk ke sebelah kanan.
Sesaat kemudian lorong itu menjadi sepi. Lebih tepatnya setelah kejadian itu berlalu. "Huh.. Aku puas membentaknya!"tukas Vloryn sambil kembali duduk di sampingku. "Yeah, itu keren."jawabku singkat. Aku hanya masih memikirkan kata-kata yang akan kutanyakan pada Vloryn. "Vlo, kau yakin dengan kata-katamu? Bahwa kau takkan meninggalkanku?"tanyaku spontan. Itulah yang terlintas dibenakku. "Tentu. Aku sangat yakin!"jawabnya sembari menatapku dengan senyum lebarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever
RomanceHan's, bolehkah aku bertanya padamu?" ucapku dengan mata berkaca-kaca. "Tentu Rey."jawabnya dengan senyum manisnya. Sejenak aku mencoba merangkai kata "Apa aku akan dikenang? Jika iya, seberapa jauh aku akan selalu dikenang?" tanyaku membuat matanya...