Chapter 2 - Aku Merindukanmu

48 1 0
                                    

Im Na Yeon berjalan menyusuri lorong kelas dengan langkah kaki yang lemas. Matanya sendu tak bernyawa. Pikirannya hanya tertuju pada Yook Sung Jae yang baru saja mengucapkan kata perpisahan pagi tadi. Bagi Na Yeon semuanya benar-benar seperti mimpi. Pikirannya tidak berhenti memikirkan Sung Jae dan alasan kepergiannya.

"Sung Jae-ah... tidak bisakah kau berada di sisiku? Apa kau tahu hatiku sangat hancur sekarang?" Pikiran Im Na Yeon terus berbicara mengungkapkan banyak pertanyaan untuk Sung Jae.

Gadis cantik ini terus mengayunkan kakinya entah menuju kemana karena pikirannya yang kalut. Tiba-tiba Kim Bok Ji menggenggam baju Na Yeon dan menariknya menuju kelas yang baru saja terlewati. Na Yeon terpaksa berjalan mundur mengikuti Bok Ji yang masih menariknya masuk ke dalam kelas.

"Ya! Kau ini buta atau apa? Kenapa kau melewati kelas kita?" Kim Bok Ji menegur Na Yeon dengan gaya bicaranya yang kasar.

"Oh! Sunbae?" Im Na Yeon tersadar dari lamunannya.

"Aku sudah menyusun materi yang kau berikan, kenapa kau tidak membalas emailku semalam?" Kim Bok JI bertanya serius.

"Mianhae Sunbae. Aku ketiduran dan belum sempat membuka emailmu semalam." Na Yeon menjawab Bok JI dengan muka lusuh dna mata sendunya.

"Apa? Kau ini gila? Aku sudah lelah semalaman menyusunnya dan kau belum membaca?! Mana tugas bagianmu?

"Aku belum mengerjakannya. Maafkan aku, Sunbae. Tapi hari ini aku akan menyelesaikannya." Na Yeon membungkukkan badannya sebagai bentuk permintaan maaf pada Bok Ji.

"Ya! Cepat kau kerjakan! Aku memilihmu menjadi pasangan tugas akhir bulan karena kau pintar. Kalau aku tahu kau pemalas seperti ini, aku tidak akan memilihmu! Kalau aku gagal lagi di mata kuliah ini, kau lihat saja akibatnya!" Bok Ji benar-benar membentak Na Yeon dan meninggalkan Na Yeon dengan ancaman.

Jantung Na Yeon kembali berdetak kencang, aliran darahnya terasa mengalir cepat karena bentakan Kim Bok Ji yang menyadarkannya. Na Yeon memukul kepala dan menghujat dirinya sendiri.

"Kenapa aku bodoh sekali?! Kenapa aku lupa tugas akhir bulan?! Aiishhh!! Aku tidak mau mati karena sunbae kasar itu!"

♥♥

Na Yeon duduk di perpustakaan, sibuk dengan laptop dan tugas akhir bulannya. Pikirannya mencoba untuk fokus pada satu hal yaitu nilai apresiasi seni, dia tidak mau gagal. Jarinya berlari ke sana ke mari di atas keyboard menyusun makalah akhir bulan yang harus dia selesaikan hari ini. Tapi, Yook Sung Jae masih saja belari-lari dipikirannya.

"Tolong pergi dari pikiranku kali ini saja, Sung Jae-ah... aku sedang menyelesiakan tugasku!" Na Yeon berkata lirih sambil mengacak-ngacak rambutnya.

"Baiklah, aku akan konsentrasi! Kali ini, nilaiku lebih penting! Jika aku gagal, sunbae kasar itu bisa saja memenggal kepalaku!"

Detik jam berlalu dengan cepat, tidak terasa Na Yeon sudah duduk di depan laptonya selama tiga jam. Jam dinding di perpustakaan sudah menunjukan jam dua siang. Na Yeon benar-benar konsenstrasi kali ini, tidak memikirkan Sung Jae bahkan tidak memikirkan perutnya sedari pagi. Cacing diperutnya mulai portes kelaparan.

"Ahh... aku lapar sekali. Sabarlah cacing dalam perut, aku akan memberimu makan sebentar lagi, setelah satu paragraf ini selesai." Na Yeon mengelus perutnya yang kelaparan.

Akhirnya masa yang dinanti Na Yeon selesai mengerjakan tugas akhir bulan pun datang. Dia menutup laptopnya dan memasukannya ke dalam tas. Berbegas pergi untuk memberi makan cacing dalam perutnya.

"Syukurlah tugas ini selesai. Ah... aku sangat lapar!" Na Yeon mempercepat langkahnya menuju kantin.

♥♥

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Remember, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang