Kebetulan? Semua ini takdir!

68 1 0
                                    

Shabrina, ia adalah anak sulung dari 6 bersaudara. Kini, usianya genap 20 tahun, tidak anak-anak lagi. Itulah kenapa ia sudah bisa mulai berperan seperti wanita dewasa, terkadang. Membantu ibunya memasak atau menyuci atau melakukan kewajiban sebagai anak lainnya. Tetapi ia masih sering membentak ibunya.

"Ibu, Bina capek. Baru pulang sekolah. Tugas Bina banyak. Beli ajalah lauknya sendiri." Bantah Shabrina suatu ketika saat ibunya menyuruh untuk memasak.

Ibu Shabrina, namanya Aisyah. Ia sudah tidak muda lagi, umurnya sudah 41 tahun, tetapi ia lebih gigih belajar dari pada anak-anaknya. Ia juga sebagai tulang punggung keluarga. Ia bekerja sebagai seorang dosen di sebuah universitas di Padang. Beberapa bulan yang lalu ia lulus seleksi BPPS (Beasiswa Program Pasca Sarjana) Dikti dengan tujuan melanjutkan pendidikan S3. Ia tak pernah memikirkan betapa sulitnya untuk berpendidikan setinggi itu. Tetapi ia membuktikan asalkan ada niat dan semangat, kau bisa memperoleh ilmu tanpa mengeluarkan uang serupiahpun.

Dari kecil, Aisyah sudah terbiasa hidup susah. Rumah kayu berlantai tanah, makan dengan lauk seadanya. Didikan orang tua Aisyah keras, sehingga ia bersikap tegas.

Berbeda dengan suaminya, Rahman. ia terlahir dari keluarga berkecukupan dan dibesarkan dengan penuh didikan yang lemah lembut, sehingga ia menjadi satu-satunya laki-laki yang tidak pernah memarahi anak perempuannya. Pasangan yang serasi.

Aisyah menikah saat berusia 27 tahun dan Rahman 29 tahun. Sebenarnya mereka sudah lama saling mengenal sebelum menikah, sekitar 4 tahun. Tetapi tentu saja, tidak ada pacaran sebelum pernikahan bagi mereka.

Pertemuan mereka seperti skenario Tuhan yang disusun rapi. Mereka bertemu karena candaan Rizal, sepupu Rahman. Saat itu ia adalah ketua pemuda di daerah KKN Aisyah di Pasaman Barat. Melihat Aisyah tidak suka dijodoh-jodohkan dengan teman-teman se-KKN, ia menyela,
"Uni, kalau berjodoh dengan uda Zal gimana?"
"Ah, Rizal ngomong apa sih? Emangnya ini acara cari jodoh?"
"Hahaha... ekspresi uni lucu ya kalau lagi malu. O ya uni, malam perpisahan nanti, InsyaAllah uda Zal datang." Ujar Rizal hati-hati.
Aisyah terdiam sejenak, "Ya datang saja, kan nggak perlu lapor sama uni," jawabnya.
Kebetulan atau takdir, yang jelas mereka berjodoh. Aisyah dan Rahman. Semuanya sudah ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa, Yang Maha Cinta.

"Ai, ini adik uni, Rahman. Rahman, ini junior uni, Aisyah." Zaskia kakak sulung Rahman mengenalkan mereka.

Rahman menyodorkan tangannya hendak bersalaman dan Aisyah membalas salamnya tanpa bersentuhan tangan.

Saat itu muncul detak keras dan kencang di dada Rahman. "Ini orang yang selama ini aku cari!" ucapnya dalam hati. Perkenalan singkat yang menghantarkan pada ikatan suci pernikahan.

Pernikahan bukanlah tentang memberi dan menerima, tetapi saling menerima walaupun tidak diberi apa-apa. Pernikahan bukanlah perkara mencari yang terbaik, lalu mengabaikan yang buruk-buruk, tetapi menjadikan sesuatu yang buruk-buruk menjadi lebih baik.

Ya. Pernikahan itu takdir. Takdir bahwasannya wanita yang baik memang untuk lelaki yang baik, walaupun sama-sama memiliki beberapa sifat buruk. Takdir Allah tidak pernah merugikan hambaNya. Hanya saja hambaNya sering lupa untuk bersyukur.

***

Aisyah masih terlihat ragu-ragu membuka amplop surat dari Rahman. Entah hal apa yang membuatnya gemetar dan deg-degan saat memegangnya. Namun karena bujukan Deri, adik bungsunya, akhirnya Aisyah membuka amplop dan membacanya.

Timbo Abu, 28 Februari 1988

Assalamu'alaikum wr. wb.

Udara yang memenuhi paru-parumu dan paru-paruku, ternyata berasal dari Tuhan yang sama.
Alhamdulillah, hingga saat ini kita masih diizinkan menikmatinya tanpa batas. Namun apa yang hendak terjadi jika Tuhan mengharapkan balasan materil kepada kita. Tidak hanya udaraNya, tetapi juga airnya, mataharinya, tanahnya, lalu cintaNya, akankah kita sanggup hidup sampai detik ini? Kurasa kita akan memilih mati saja karena tak cukup uang untuk membayar segalanya.

Bidadari Dunia AkhiratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang