Hari sabtu adalah hari dimana aku,Eva,Fia,Nadya, dan Dinda pergi shopping menuju mall dekat rumah. Kami setiap sabtu selalu pergi shopping bersama. Sebelum berangkat shopping, aku selalu cek isi atm karena kalau sudah sampai dimall pasti membutuhkan banyak pengeluaran untuk membeli benda yg penting maupun tidak penting.
"Woi gece mail, udah siang nih" dengus dinda kesal.
"Sabar napa, gue lagi cek saldo ni, memadai apa enggak" ucapku dengan terburu - buru. Memang kami selalu repot sebelum pergi shopping dimall.
"Yaudah, ayuk keburu kesorean" ucap Dinda.
•••
Begitu sampai dimall, kami pergi menuju skin care dan tempat kecantikan lainnya. Dan kebetulan melihat ada seorang pemuda yg mirip dengan george sedang menyusun kotak tisu yg tidak jauh dari tempat yg kami tuju."Eh liv, itu cowok kayaknya george deh" colek dinda menunjuk kearah laki-laki itu.
"Ah, masasih?" tanya nadya dengan polos.
"Terusss, gue harus nyamperin dia gitu?" ucapku dengan mengernyitkan dahiku. Tak lama kami sedang berbincang tentangnya, pemuda itu datang menghampiriku.
"Eh oliv, lu ngapain kesini?" tanya pemuda itu. Dan benar sajam, ternyata pemuda itu adalah george. Kenapa dia bisa bekerja disini?.
"Gue lagi mau belanja aja sama temen - temen gue, dan lo sendiri ngapain disini?" tanyaku sambil mengernyitkan dahiku.
"Ohh itu, gue lg kerja sampingan disini buat nambah-nambah uang jajan aja." jawabnya dengan santai.
Hah? Kerja sampingan? Diakan orang kaya, kenapa harus kerja sampingan lagi!?.
"Ohh gitu, kok lo bisa kerja disini si? Kan masi ada banyak pekerjaan yg enak selain nyusun kotak tisu yg besar dan tinggi ini." ucapku sambil melihat tisu besar yg tersusun rapih olehnya.
"Karena gue suka menyusun hal apapun, dan bisa menambah kreatifitas gue aja cara nyusunnya berbentuk kayak gimana" ucapnya lagi dengan santai.
"Ohh begitu..." ucapku. Tak lama kami sedang berbincang, teriakan dinda membuat kami terkejut.
"Woi, jadi belanja ganih? Malah asik ngobrol ama cogan." ledek dinda sambil berteriak disampingku.
"Tauni, kalo udah asik ngobrol ama cogan aja kitanya yg dilupain."ledek eva dengan muka judesnya.
"Oh yaudah, klo gitu gue balik lagi kesana" ucap george, setelah mereka berisik tak karuan.
"Emm, yaudah deh gue jg mau lanjut belanja duluan ya, bye." ucapku melenggang pergi.
"Eh, tunggu dulu dej" ucapnya sambil menahan lenganku.
"Ada apa lagi?" tanyaku sambil mengernyitkan dahi.
"Gue... Gu.. Gu.. Gue.. Gue boleh minta nomor lo gak? Atau gak idline?" ucap george dengan gugup dan cepat sepeeti kereta melaju.
"Ha?" tanyaku yg tidak paham.
"Gue boleh minta idline gak?" ralat george.
"Emng buat apa?" tanyaku.
"Ya buat keperluan penting aja, misalkan gue gamasuk dan ada pr kan bisa nanya sama lo." ujar pemuda tinggi itu.
"Ohhh gitu, yaudah deh" ucapku sambil mengambil dan mengetik benda persegi miliknya yg berwarna hitam pekat itu.
"Nih, udah" ucapku dengan menyerahkan handphone miliknya.
"Ohh oke, makasih ya liv" ucapnya dengan senyumannya yg manis itu.
Tak lama kami bertatap dinda sudah menarik tanganku dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Everything
Teen FictionGeorge adalah laki-laki yg paling beruntung karena bisa menaklukan hati sang gadis yg sangat populer disekolahnya. Sedangkan Oliviapun juga sangat beruntung dapat memiliki hati sang laki-laki yg baik,tampan,pintar,unik, dan menyenangkan. Walau kisah...