Aku berjalan dan terus berjalan mengikuti semua yang telah tertulis dalam catatan kehidupanku, mengikuti jalan takdir yang telah dituliskan Sang Maha Agung untuk ku. Aku merasa sendiri tanpamu, namun aku berusaha tegar semenjak kepergianmu. Kau membuatku kuat dan mengerti bahwa hidup bukan hanya sekedar cerita indah, namun hidup adalah goresan tinta dengan banyak warna. Terimakasih untuk semua yang kau ajarkan untukku aku selalu mencintaimu meskipun tanpa ragamu.
***
Sinar matahari menerobos melalui jendela kamarku membangunkanku dari mimpi yang selalu membuatku terbuai, kulangkahkan kaki ku menuju kamar mandi dengan keadaan yang masih setengah sadar. Dingin air mulai merasuk dalam tubuhku saat kubasuh wajahku, membuatku harus menahan diri untuk tidak kembali ke kasur dan bergulung dibalik selimut tebal. Kini aku siap menjalani hari ku dengan seragam putih biru tua yang sebentar lagi akan kulepaskan. Aku menuruni tiap anak tangga sambil bersenandung kecil saat kulihat kakak ku sudah duduk nyaman dikursinya dengan sehelai roti digenggamannya.
"Pagi kak"sapa ku pada kakak tercinta ku ini
"Pagi princess gimana udah mau berangkat?"
"Ia kak ayo takut telat nih, Pa..Ma aku berangkat yah"teriakku
"Udah nggak usah pamit lagian papa sama mama tadi malam ke Bogor buat jengukin om Hans"
Aku hanya membulat kan mulutku membentuk o dan berlari kecil mengikuti kakakku yang sudah keluar lebih dulu. By the way ini kisahku Nefa Syantika Anggara seorang gadis kelas 3 SMP dengan otak pas-pas an yang hobi menulis dan aku punya dua kakak, Fausta Anggara masuk dalam jajaran pengusaha muda sukses dan Arasha Fabian Anggara kelas 3 SMA,kapten basket,dan lumayan pintar dan satu hal yang harus kalian tau MEREKA SANGAT KEREN. Dan jangan lupa satu hal bahwa aku mempunyai orang tua yang luar biasa, mereka adalah orang tua yang sangat hebat untukku.
"Ya udah kak aku duluan bye" ucapku sambil mencium pipi kak Bian
"Hati-hati yah princess" aku hanya menjawabnya dengan anggukan kepala, aku memperhatikan mobil kak Bian yang menjauh dan akhirnya hilang dibalik tikungan. Aku memang termasuk gadis yang sangat beruntung karena terlahir ditengah keluarga yang sangat luar biasa, dan satu hal lagi yang membuatku bersyukur adalah aku mempunyai sahabat yang sangat hebat Laga Revaldo Auriga cowok yang pintarnya naudzubillah,keren,kapten basket,jago musik, dan juga baik. Dia adalah cowok yang paling overprotective sama aku setelah keluarga aku.
"Woooy ngayal aja "teriak seseorang tepat di telingaku, aku terus meurutkinya sambil mengusap telingaku. Dia hanya tersenyum dengan memasang wajah tanpa dosa, dia Mika teman dekat aku dan cewek dengan kacamata tebal dihidungnya yang berdiri tepat disebelah Mika itu namanya Livia teman aku juga.
"Nef tugas yang dikasih bu Jasmin minggu lalu udah kamu kerjain?"tanya Livia
1.......2.......3........ aku masih dengan tampang bloon sampai akhirnya aku tersadar "Kyaaaaa...aku nggak tau kalau kalau ada tugas, emang tugasnya yang mana??"pekikku sambil membolak balik buku diatas meja ku.Mereka hanya menghela nafas melihat ku, dasar sahabat nggak peka.
"Ya elah aku cuma bercanda kali Nes lagian hari ini kita free soalnya guru lagi ada rapat" jelas Mika
"Serius Mik, kamu nggak bohong kan?"tanyaku. Mika mengangguk mengiyakan, akhirnya aku bisa bernafas lega.
Aku melemparkan pandanganku kedepan sampai tiba-tiba aku melihat mata yang hitam dan menenangkan dengan tatapan yang teduh juga senyum yang selalu terlihat. Dia Laga Revaldo Auriga.
"Aisssh pagi-pagi udah menghayal aja"tegurnya. Aku hanya bisa nyegir karena setelah ini dia pasti kan mengajakku ke lapangan basket.
"Ke lapangan basket yuk!!"ajaknya sambil menaikkan alisnya naik turun yang ku jawab dengan anggukan. Dia langsung menarik tanganku lembut meninggalkan kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPILY
Teen FictionHidup memang sebegitu mudahnya, semudah engkau datang membawa harapan yang membuatku terbang dan lupa pulang. Dan semudah engkau pergi tanpa pesan, tanpa isyarat dan tak kembali...