Part 7 ~~ Hola

5.3K 196 0
                                    

Micky Stefano||

Aku hampir terjungkal saat melihat Tristan bersandar disampingku. Menatapku dalam.

"Apaan si loe" jawabku males dan setengah terkaget karena mendapati diriku dengan posisi nyaman dan berbungkus selimut. Aku yakin posisi tidurku tidak seperti ini sebelumnya.

"Pacar loe imut dan romantis" ujar Tristan sambil mendudukkan pantatnya di sisi ranjangku.

"Maksudnya????" Tanyaku bloon.

Tristan menyodorkan sebuah memo.

"Tidur yang nyenyak Micky. Tugas kelompok kita udah selesai. Maaf ya aku lancang udah nyelimutin kamu. Aku pamit dulu. Jangan lupa makan siang"

.......


Aku akhirnya mengerti kenapa posisi tidurku berubah.

"Ckkkk... iri gue" ketus Tristan menggodaku.

"Lebay loe" ujarku tersenyum.

Tristan bengong.

"Kenapa???" Bentakku.

"Gpp. Gue cabut" balesnya.

......

Trisan Stefano||

Keknya Mom harus tau berita ini. Aku segera menuju kantor Papa. Papa dan mama satu kantor makanya sibuk banget. Sekre Papa ya Mama baik di kantor di rumah or di ranjang. Ehem......

Setelah menempuh perjalanan 30 menit. Aku tiba di lobi perusahaan Papa. Kemudian bergegas ke lanta teratas gedung ini.

"Ahhhhh....ahhhhhh. yes babe ahhhhhhhhhh" aku mendengar suara percintaan sesaat setelah memasuki ruangan C.E.O

Ceklek

Aku sengaja membukanya tanpa mengetuk.

Di dalam ruangan ada ruangan
orang tuaku cukup waspada juga untuk tidak bercinta di atas meja kantor. Melainkan di kamar khusus yang tadi kubuka perlahan. Emang dasar anak durhaka.

Mereka mendongak. Mama yang tengah mengangkang di atas tubuh atletis papa menoleh kaget. Segera pertautan mereka terlepas.

Wajah keduanya mengaggambaran tatapan membunuh.

Aku anak kesayangan kalian Ma...Pa

"Kebiasaan!" Gerutu Mama.

Aku acuh dan duduk di sofa.

"Kenapa boy?" Tanya Papa dengan santuy memakai pakaiannya di hadapanku.

Bentukanya sama kok. Aku malah merasa seperti bercermin. Apa yang ada di tubuh Papa 98 persen mirip dengan onderdilku.

Sedangkan Mama berpakaian di Walk in Closet.

"Micky" ujarku dan meneguk juice jeruk kesukaan Mama yang selalu Stand By di kantor.

"Kenapa anak itu? Nabrak orang lagi, berkelahi?" Tanya mom panik.

"Relax Mom. Micky tersenyum hari ini" ujarku mantap.

Di keluarga kami senyuman Micky sangat sangat sangat langka. Anak itu hanya tersenyum waktu SD saja. Dari SMP hingga SMA senyumannya sangat mahal.

"Kok bisa" mama tertarik

"Gara-gara cewe ma" jawabku.

"Tell us" titah Papa mulai kepo.

Semua cerita mengalun....
.
.
.
.
.

"Yasudah suruh aja dia jadi pelayan Micky" jawab mama.

"Mama gak keberatan" pancingku.

Mama heran tidak faham.

"Tubuhnya montok ma, imut lagi. Ntar kalo Micky memperkosa dia bagaimana?" Tegasku.

Mama dan Papa tertawa.

"Setidaknya adik kamu bukan Homo" jawab papa.

Aku semakin tidak mengerti jalan fikiran ortu ini.

"Yasudah suruh pak Firman menjemput Lyan di pantinya. Dia sudah dapat izinku agar bekerja mulai besok" titah mama.

Aku mengangguk dan melangkah pergi.

....

Lyani Stefano||


Aku memasuki kamar Micky dengan tenang. Dari penjelasan beberapa pelayan Micky semua pelayan hanya sanggup bertahan selama seminggu.

Aku tersenyum dan memantapkan hati memasuki kamarnya yang luas.

Aku tidak berteriak seperti pelayan-pelayan lainnya. Aku yang sudah memakai seragam sekolah segera duduk di sisi ranjang Micky. Nafasnya masih teratur. Menandakannya masih terlelap dengan mimpi indahnya.

Aku memandang wajahnya. Micky tampan hanya saja jerawat diwajahnya membuat penampilannya terganggu.

"Aku akan membuat jerawat-jerawat ini musnah" seruku semangat.

Rambut Micky berwana hitam dan lurus. Bibirnya tipis dengan gigi di pagar. Hidung mancung. Kulit putih bersih. Benar-benar tampan. Di mataku Micky teramat tampan. Hatinya juga tampan. Namun cara penyampaiannya terkesan jutek dan dingin.

Hanya beberapa orang yang faham. Akan tabiat uniknya.

Aku mengusap rambut Micky dengan sayang sebanyak 5x. Mengusap jidat, pipi dan hidung Micky. Sayangnya tanganku mengkilap karena wajah Micky yang berminyak akibat jarang di cuci di rawat dan di perhatikan.

Orang kaya tapi muka jablay...

Tubuh Micky bergerak dan menyandar di paha Lyan dengan nyaman. Lengan Micky memeluk pinggang Lyan. Merasa nyaman dengan paha tersebut.

"Mom" bisiknya.

"Mom kok wangi bayi. Tumben gak wangi kayak biasanya" ucapnya lagi.

Aku membiarkan Micky. Dan semakin mengusap rambut lembut Micky.

"Mick.. bangun kita sekolah..... ujarku

Perfect Love [[END]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang