Kata Ayah tentang Dia bab 3

1.8K 88 0
                                    

berbicara mengenai diriku, aku memang seseorang yang bisa dikatakan lumayan pendiam di sekolahku, aku yakin tak banyak orang yang bahkan mengetahui namaku kecuali orang orang yang pernah satu kelas denganku. tapi bukan berarti aku seorang yang introvert. walaupun aku termasuk orang yang pendiam, di beberapa organisasi aku cukup aktif. aku salah satu staff redaksi majalah dinding di sekolahku. walau orang tak banyak tahu siapa aku, tapi aku bisa berbicara melalui tulisanku yang selalu terbit setiap minggu di mading sekolah. dalam tulisan itu aku memang selalu memakai nama pena "Sya_R" yang merupakan 3 huruf terakhir nama depanku. hanya staff redaksi mading yang tahu mengenaiku.

kadang kadang pula aku menulis essai menggunkan nama asli ku, itu sengaja kulakukan agar orang orang tidak curiga bahwa Sya_R itu adalah aku. untuk beberapa tema tulisan, aku memakai nama pena itu agar aku lebih leluasa dan lebih lepas merangkai imajinasiku tanpa khawatir ada orang yang tak menyukai apa yang aku tulis. aku bahagia.. yah menulis adalah hasrat terpendamku..

tempat favoritku saat jam istirahat adalah di ruang redaksi mading atau perpustakaan. di tempat itulah aku bebas menulis, merangkai kata demi kata karena kedua tempat itu memang tergolong tenang jadi cocok untuk tempat menulis.

siang ini, saat jam istirahat sekolah, setelah sholat dzuhur aku berjalan menuju perpustakaan. sudah lama aku tidak ke perpustakaan untuk menulis. hampir seminggu ini aku disibukkan dengan berbagai macam ujian harian dan laporan praktikum kimia sehingga saat ini aku dikejar deadline menulisku untuk mading.

rencananya aku akan menulis dengan tema "ujian" karena minggu depan semua kelas akan mulai melaksanakan ujian tengah semester. banyak hal yang aku tulis di rubrik itu , seperti tentang persiapan menjelang ujian, tips agar ujian sukses, dan artikel tentang jujur saat ujian itu keren, tak lupa pula ada sebuah cerpen tentang kejujuran saat ujian yang membuahkan hasil manis.

"huh, untungnya beberapa artikel sudah selesai aku tulis, sekarang hanya tinggal melanjutkan cerpennya yang sudah mulai aku tulis semalam.." batinku dengan diri sendiri..

di tengah keasyikan menulis, bel sekolah ternyata berbunyi... aku bergegas meninggalkan perpustakaan untuk kembali menuju kelasku yang terletak di samping ruang guru. dengan tergesah gesah ku langkahkan kaki ku menuju kelas, hingga tak sadar bahwa buku kecil ku yang berisi semua tulisanku terjatuh di koridor sekolah.

akhirnya bel panjang berbunyi, menandakan waktu sekolah berakhir. dengan segera ku langkahkn kaki keluar dari kelas.

"aku harus cepat pulang ke rumah untuk segera menulis, karena besok jadwal mading terbit" batinku dengan semangat..

setibanya di rumah, setelah beristirahat sejenak dan menunaikan sholat ashar, aku segera menuju meja belajarku untuk segera menulis.

saat aku hendak mengambil buku catatan yg berisi semua tulisanku itu di dalam tas sekolahku, aku tidak menemukannya. buku catatan ku hilang. dan aku tak tahu dimana keberadaanya.

masih dengan kebingungan ku tentang buku itu, tiba tiba ibu mengetuk pintu kamarku.

"sya, ada temenmu di luar..!" seru ibu dari balik pintu..

"hah, siapa bu?" tanyaku dengan ibu, tapi ibu tak menjawabnya.

"sepertinya ibu langsung pergi setelah memberi tahuku" pikirku logis...

setelah memakai jilbab, aku keluar. ternyata orang yang menungguku itu Ayas.. "oh, bagaimana mungkin" pekik ku dalam hati, "ada perlu apa dia dengan ku?".. tanyaku pada diri sendiri

kulihat dia berdiri dari duduknya dan segera menyapaku..

"hai sya, eeh aku cuma mau ngembaliin buku ini.."

"ini buku kamu kan?" tanyanya cepat.

aku mengangguk tanda membenarkan.

"ooh sudah kukira itu, sebenarnya aku hendak memberikan buku ini sewaktu di kelas tadu, tapi ternyata kamunya uda gak ada di kelas" kata ayas panjang kepadaku..

dan dari suaranya yang bergetar  itu, aku tahu kalau dia gugup. dan satu fakta bahwa ayas sama sekali tak menatap mataku saat dia berbicara itu. kebanyakan dia menunduk. dan aku tahu, dia sedang menjaga pandangan pada seseorang yang dia tahu bukan muhrimnya.. "ooh ayas, aku selalu kagum lagi dan lagi kepadamu.." pujiku dalam hati..

segera setelah ia memeberikan buku itu, ia pamit pulang. sebelumnya tak lupa aku menawarkannya untuk duduk, dan minum sebentar, walau aku tahu dia pasti akan menolak, tapi setidaknya itulah etika kita kepada seseorang yang datang ke rumah. dan tentu saja, sebelum akhirnya dia meninggalkan rumahku, aku mengucapkan terima kasih kepadanya. yang hanya dijawabnya singkat, "sudah seharusnya ku lakukan.." jawabnya dengan ramah.

aku kembali ke kamar dan masih memikirkan dengan jelas kejadian tadi. Ayas semakin mempesonaku, tentu saja. namun satu hal yang baru aku sadari belakangan, bahwa mungkun saja ia sudah tahu bahwa Sya_R itu adalah aku..

"OMG.. "pekikku..

oke readers mlm ini sekian dlu postingan dari aku. ditunggu vote dan commentnya krn insyaAllah aku tiap hari akan posting deh.

bagi yang suka dengan cerbung ini "please add this story to your libarary.."  please
segala bentuk penghargaan dari xan, aku ucapkan terimakasih.

tetep simak kisah ayas  n risya ya.. nanti bakal ada pula POV dari sudut pandang Ayas..

enjoy read it,
yecicatyo.blogspot.com

Kata Ayah tentang DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang