Kata ayah tentang dia BAB 4

2.6K 130 25
                                    


hari ini aku pergi kesekolah lebih pagi dari biasanya, setiap hari kamis, pada minggu kedua  adalah jadwal terbitnya mading yang sekarang sudah masuk edisi 14. keadaan sekolah masih begitu sepi, tapi pintu pagar sekolah sudah dibuka dan sudah ada pula satpam di pos jaga.

Aku bergegas menuju ke ruang redaksi, dan segera membuka pintu ruang tersebut dengan kunci yang aku punya. Dengan cekatan kukeluarkan berberapa tulisan yang telah aku salin di kertas dengan warna dan corak yang menarik. Terlihaat di atas meja sudah ada mading edisi 14 yang sudah di susun dengan begitu kreatifnya oleh beberapa staf redaksi yang lain sejak kemarin. Di bagian sudut kiri mading tersebutlah rubrik ”our school” yang hendak aku isi dengan tulisan ku itu. Semua tulisan itu memakai nama pena ku, Sya_R. Ada juga tulisan beberapa staff magang yang telah ditempel terlebih dahulu . setelah ku pastikan tulisan tersebut menempel dengan sempurna, aku segera bergegas menuju papan mading untuk segera memajang mading tersebut sebelum siswa-siswa berdatangan.

Papan mading terletak di Lobby sekolah. Papan itu di lindungi oleh kaca bening yang dikunci pada bagian bawahnya dan hanya bisa dibuka oleh staff redaksi mading. Setelah berhasil mencabut madding edisi sebelumnya, selanjutnya aku langsung menempelkan madding edisi 14 tersebut.

“akhirnya selesai..” gumamku puas..

Setelah memandang papan madding itu sejenak, aku bergegas meninggalkan lobby untuk menuju ke kelas ku. Hanya beberapa langkah dari lobby ku dengar dari arah belakang ku ada suara langkah kaki yang mendekat,  tapi aku terus melanjutkan langkah kakiku, setelah kurasa lumayan jauh, ku tolehkan kepalaku untuk sekedar melihat siapa yang ada di belakang ku itu. Dan ternyata..itu. ayas.

“Ayas  terlihat energik dan segar seperti biasanya”. Gumamku dalam hati.

Dari kejauhan kulihat ia begitu serius membaca tulisan di mading.  Dari arah matanya ku tahu ia melihat di bagian sudut kiri.
” Itukan rubrik  yang aku tulis” gumamku masih dalam hati.

Akhirnya dengan senyum yang tak jelas, ku lanjutkan langkah kakiku menuju kelas. Aku tak mau kalau ayas sampai tahu bahwa aku sedang memperhatiakannya dari kejauhan.

***

Suasana kelas masih begitu sepi ketika aku sampai. Hanya ada beberapa murid yang aku tahu sedang mengerjakan PR matematika yang akan dikumpulkan pada jam pertama pelajaran. Karena aku sudah mengerjakan PR tersebut, jadi aku sekarang mengeluarkan buku matematika hanya untuk mengulang beberapa materi sebelumnya. Tapi ternyata aku tidak bisa berkonsntrasi. Akhirnya ku putuskan untuk menulis puisi di belakang buku catatan ku itu. Memang sudah menjadi kebiasaanku menulis di bagian belakang buku catatan. Hampir semua bagian belakang bukuku, semuanya penuh dengan coret coretan tanganku. Tapi kali ini aku lebih memilih menulis puisi. Puisi yang aku tahu berisi rasa kekaguaman seorang wanita, yaitu aku. Kepada seseorang. Tak lupa pula dibagian akhir puisi aku membuat inisial nama ku dan dia -“AR”-. Dan kalian pasti sudah bisa menebak siapa seseorang yang ku maksud tersebut.

Setelah pelajaran pertama berakhir, kulihat Ayas berjalan ke arahku. Awalnya aku sama sekali tak menyangka bahwa Ayas ternyata ingin berbicara kepadaku. Tapi setelah ia memanggil namaku, barulah aku tersadar, siapa yang diajaknya berbicara. Jujur kukatakan, walaupun sudah lewat satu tahun kami sekelas, tapi setiap dia mengajak ku bicara, detak jantungku berkali kali lebih cepat dari biasanya. Aku tak bisa mengontrol hal itu.. ternyata Ayas ingin meminjam buku catatan matematikaku, sebab 2 hari yang lalu ia tidak masuk sekolah karena mewakili sekolah pada lomba karya ilmiah tingkat provinsi. Akibat terlalu senang menyadari bahwa Ayas meminjam buku kepadaku,  Tanpa berpikir panjang lagi, aku segera meminjamkan buku catatanku itu kepadanya. Dan sekali lagi aku terlupa bahwa di belakang buku catatan itu, ada puisi karyaku yang bercerita tentang dia.hal itu baru aku sadari saat aku tiba dirumah..
“OMG, ayas..” pekikku lagi..

****
oke readers , sekian dlu postingan dari aku. ditunggu vote dan commentnya krn insyaAllah aku tiap hari akan posting deh.

bagi yang suka dengan cerbung ini "please add this story to your libarary.."  please...

segala bentuk penghargaan dari xan, aku ucapkan terimakasih.

tetep simak kisah ayas  n risya ya.. nanti bakal ada pula POV dari sudut pandang Ayas mgkn di bab 6..

enjoy read it,
tolong komentarnya dong readers, apa aja yg krg dr tulisanku ini.. :)

yecicatyo.blogspot.com

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kata Ayah tentang DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang