Prolog

102 6 5
                                    

Aku adalah Mrs. Coffee, aku sangat menyukai kopi, asal usul nama Mrs. Coffee adalah dari nama kafe ku sendiri.

Sejak kecil aku becita – cita untuk membangun kafe yang besar, tapi aku selalu berfikir bahwa itu hanyalah sebuah khayalan, tapi aku tidak pernah mundur, aku selalu menabung sebagian dari uang saku ku, meskipun itu tidak akan cukup, tetapi aku terus berdoa, aku yakin bahwa selalu ada jalan bagi orang yang mau berharap.

Setiap harinya aku selalu membuat kopi dengan racikan ku sendiri dan rasanya lumayan nikmat meskipun banyak hal yang perlu diperbaiki, hal itu membuatku tambah yakin bahwa aku harus membangun sebuah kafe, meskipun aku masih duduk di kelas 6 SD.

Ternyata ada seseorang yang sama hobby nya dengan ku yaitu pecinta kopi, dia adalah teman bangku ku dikelas, dia seorang laki – laki bernama Jayvin, sekarang dia sudah menjadi Mr. Coffee.

Jayvin, dia adalah sosok yang sangat berharga bagiku karena tanpa dirinya aku tidak akan bisa dipanggil sebagai Mrs. Coffee, dia selalu membantu ku untuk menabung dengan uang saku nya, dia selalu memberi ku ide – ide untuk membuat racikan kopi yang sangat nikmat, aku dan dia telah banyak melewati moment – moment yang indah.

Flashback

Pada siang itu, aku dan Jayvin mebuat kopi yang benar - benar nikmat, dan menurut aku kopi itu adalah kopi yang paling nikmat dari semua kopi yang pernah aku coba, begitupun dengan jayvin, akhirnya kami berdua berencana untuk membuka kafe kecil ( tenda, kursi dan meja ) di depan rumah Jayvin, awalnya aku ragu karena teman – teman kelas ku selalu meledek ku dengan Jayvin, tapi Jayvin tidak pernah memperdulikan apa yang dikatakan teman – teman kami, malahan dia memberiku semangat agar aku bisa mewujudkan mimpi ku tanpa sebuah hambatan.

Kami sudah menunggu berjam – jam dihari pertama kami menjual, tapi tidak ada seorangpun yang datang untuk membelinya, akhirnya Jayvin mendapat ide agar semua minuman yang akan kami jual di gratiskan untuk hari ini, akhirnya kami memasang sebuah papan kecil yang bertuliskan semua minuman di sini, dapat diminum secara gratis.

Dari kejauhan terlihat seorang kakak perempuan bersama pacarnya sedang jogging, itu kesempatan pertama kami agar kopi yang kami buat dapat dirasakan oleh orang lain

"kak, kakak pasti capek kan ?" ucap ku kepada sang kakak.

"iya nih capek, ini warung yah ?" tanya sang kakak.

"iya kak, kakak mau minum nggak ?" jawab ku dan segera memberikan sebuah kopi.

"boleh, kakak minum dulu yah" ucap sang kakak sambil meminum kopinya.

Aku penasaran dengan apa yang kakak itu akan bilang pada kopi buatan kami berdua, aku rasa Jayvin juga berpikiran seperti itu.

"OMG, sayang coba dehh" ucap sang kakak sambil menawarkan kopi yang dia minum kepada pacarnya.

Setelah itu pacar kakak perempuan itu meminum kopi yang kami buat, kami berdua tidak tau apa maksud dari kata OMG itu bisa saja kakak itu kaget karena rasanya yang nikmat bisa juga karena rasanya tidak nikmat.

"astaga, enak banget sayang, aku nggak pernah coba kopi yang senikmat ini" pacar kakak perempuan itu kagum dengan rasa kopinya.

Aku dan Jayvin merasa sangat senang karena kopi yang kami buat disukai oleh orang lain, setelah kejadian itu makin banyak pelanggan yang datang ke depan rumah Jayvin, sampai – sampai papa Jayvin sempat marah, untungnya setelah mendengarkan penjelasan Jayvin, papanya menjadi bangga padanya dan sedikit membantunya untuk masa depannya.

Di taman belakang rumahku, aku dan Jayvin sedikit berbincang – bincang tentang masa depan kami kedepannya.

"Sarah, nanti setelah tamat SD, aku akan pindah ke Jakarta, semoga tanpa aku kamu bisa menjadi lebih baik, aku berjanji akan bertemu denganmu saat waktunya tiba, aku juga berjanji akan menepati janjiku bahwa kita akan mempunyai kafe bersama – sama, semoga kamu tidak pernah berputus asa dalam mengerjakan sesuatu" ucap Jayvin sambil memegang tanganku.

seketika ada perubahan yang terjadi pada diriku, rasanya aku tidak bisa merelakan kepergian Jayvin, tapi aku tidak bisa memaksanya untuk tetap bersama ku disini, aku menangis dan memeluk Jayvin, rasanya hati ini sungguh berat bagiku untuk merelakannya

"maafkan aku, aku tidak bisa selalu ada bersama mu, berhentilah menangis, sekeras apapun kamu menangis tidak akan mengubah apa – apa jadi berhentilah menangis, kumohon aku tidak sanggup melihatmu menangis" ucap Jayvin sambil memeluk ku dengan erat.

Aku menghapus air mataku lalu memegang tangan Jayvin

"berjanjilah padaku kau akan kembali, dan kita akan mempunyai kafe bersama" tanya ku kepada Jayvin.

"iya, aku janji" jawab Jayvin.

Mr. And Mrs. Coffee

sorry banget cerita aku yang perfect man dan seven son udah aku hapus karena ceritanya tidak sesuai dengan apa yang aku mau

ini cerita baru aku , nggak bakalan aku hapus.

mohon vote, comment & kritik nya

makasihh

Mr. & Mrs. CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang