Kesialan

4K 211 10
                                    

   Naruto berusaha memutar otaknya meski tubuhnya sudah tak bisa berkompromi akibat misi. Dibukanya sekali lagi kamar Shino.

"H-hey... Kau belum tidur Shino?"

"Apa urusanmu?" Mendengar jawaban Shino, yang tak menoleh pada Naruto dan masih berkutat dengan serangga-serangga miliknya, Naruto menelan ludahnya.

"Ah! Ti-tidak apa-apa, lanjutkan saja kegiatanmu itu." Rasanya tidak mungkin jika sekamar dengan Shino, belum lagi membayangkan tidur dengan serangga-serangganya yang berisik.

   Tak patah semangat Naruto kembali membuka kamar Kiba dan Akamaru. Astaga! Satu kata yang keluar dari mulut Naruto melihatnya.

"Kaleng makanan anjing, kulit kacang berserakan dimana-mana. Apalagi itu? Genangan... Air liur? Kami-sama tolong aku!!" Pekik Naruto. Belum selesai dengan pemandangan di depannya, Naruto dikejutkan dengan suara halus nan lembut yang berasal dari pantat Kiba.

"Bau apa i-ini?? Astagaa Kiba kentut?! Bau sekaliii!" Naruto segera menutup pintu kamar Kiba. Bergidik ngeri.

   Satu-satunya yang tersisa adalah kamar si ketua Shikamaru, bila tak cocok juga mau tak mau ia akan tidur pada bathub kamar mandi. Dibukanya sekali lagi, aman.

"Shikamaru, bolehkah aku tidur denganmu?" Naruto menowel pipi Shikamaru.

   Shikamaru hanya membuka satu matanya lalu "Hmm.." menutupnya kembali. Naruto anggap jawaban itu setuju. Dengan segera ia merebahkan tubuhnya disebelah Shikamaru.

Baru saja memejamkan matanya, ia dikejutkan dengan tingkah Shikamaru.

"Mm~ sayaang.. Peluk aku~ dingin sekalii," Oceh Shikamaru dalam tidurnya, tak sadar ia memeluk Naruto.

   Naruto yang merasa cuaca memang dingin berusaha menggapai kipas angin dengan posisi masih dipeluk Shikamaru, namun yang terjadi tak sesuai dengan dugaannya. Kipas angin semakin kencang menerpa mereka berdua dan... Ctak! Kipas itu berhenti berputar.

"Sial!" Umpat Naruto bangun dan berusaha membetulkan. Setelah merasa benar, ia menekan tombol on pada kipas. Bukannya menyala justru membuat seluruh penginapan padam.

"Oh Kami-samaa, tak bisa kah biarkan aku tidur sedetik sajaa!!" Runtuknya.

   Naruto bergegas keluar dan memanjat tiang listrik, ia sekarang tak peduli dengan rasa kantuk yang mendera, belum lagi hujan turun lumayan deras dan angin setia menemaninya.

   Dua jam sudah Naruto berdiri di dekat tiang listrik dan membawa hasil, semua kembali seperti semula. Namun hujan berhenti satu jam yang lalu membuat baju yang dikenakan Naruto sudah setengah kering.

   Mau tak mau ia tetap membasuh tubuhnya di tengah malam, membiarkan tubuhnya tersiram bak air es. Ingin sekali ia kembali pulang saat itu juga dan meringkuk pada tubuh kecil Hime-nya, tapi tak mungkin jika ia meninggalkan teamnya.

***

Baka FanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang