Feeling

56 9 0
                                    

Perempuan itu pun menengok "Azka? lo ngapain disini?" Perempuan itu menatap Azka dengan tatapan kagum bercampur heran "meja nya udah pada penuh dikantin, gue liat disini ada tiga bangku kosong, gue sama sahabat gue boleh gabung kan? Kes?" ucap Azka sambil tersenyum.

'Demi dewa neptunus, itu senyum manis banget sih, meleleh hati eneng bang' ucap Keysha dalam hati. "Haloo? boleh ga nih? ko pada diem?" Tanya Azka sambil melambai lambaikan tangannya di depan wajah Keysha yang mesih menatapnya. "eh, iya boleh gabung aja ka" jawab Keysha dan dibalas dengan senyuman Azka "makasih Kes" kata Azka masih dengan senyuman lebarnya lalu duduk di depan Keysha yang diikuti Kevan dan aiden yang duduk di sebelahnya "no problem" jawab Keysha.

"Mau makan apa?" tanya Aiden kepada Kevan dan Azka. "Baso pake mie kuning sama toge jangan pake kecap" jawab Azka. "lo van?" Aiden menoleh kearah Kevan "samain" jawab Kevan. "Ga pesan juga? " tanya Aiden kepada 3 perempuan yang duduk tepat didepan nya, hanya meja yang menjadi pembatasnya, mereka pun menggeleng "belum, tadi rame banget, kita males ngantri nya" jawab Keysha menampilkan cengiran kudaya "oh" Aiden pun mengangguk mengerti.

"Terus? ini udah sepi" kata Aiden kepada mereka "iya, fa lo pesenin ya" pinta Keysha kepada Zeyfa. "gasuka nunggu, lo aja" jawab Zeyfa tak mengalihkan pandangannya dari sepatu. "males ngantri heh" jawab Keysha nyengir. "Lo aja ya zim" ucap Keysha dengan nada polosnya meminta Azima yang memesankan makanan.

Dia menyuruh Azima memesan makanan? Dengan Aiden? Ogah. Jelas jelas Azima sedang menghindar untuk menghabiskan waktu sedikit pun dengan pria itu, dia kan sedang berusaha untuk moveon dari aiden, kadang dia merutuki diri sendiri yang memiliki teman begitu polosnya.

Menghabiskan makan siang disampingnya sudah cukup buruk, dan sekarang penderitaan nya di tambah oleh sahabat super polosnya itu. Jelas jelas Azima belum bisa melupakan sepenuhnya perasaan yang ada di dalam hatinya untuk Aiden.

Ya Azima sempat menyukai Aiden saat dia duduk di kelas 7. Tapi itu masa lalu. Jika sekarang? Azima tidak tau. Dia masih berusaha untuk tidak menyukai Aiden lagi. Mungkin Azima masih menyukai Aiden. Sedikit. Tapi mau bagaimana lagi? Jika bukan dia yang memesan, yang ada mereka bertiga tidak akan makan. Karna dua sahabatnya itu benar benar keras kepala, sekalinya tidak ya tidak, ck! menyebalkan sekali.

"mau apa?" tanya Azima dengan nada malas, menunjuk Keysha dengan dagunya
"gue basonya aja jangan pake bawang goreng ama daun bawang ya" ucap Keysha. Azima pun mengangguk "lo fa?" Azima menoel Zeyfa yang masih menatap ke arah bawah "sama" jawab Zeyfa singkat. Azima pun pergi memesan baso. bersama Aiden ke Kang Mul. Tukang Baso yang ada di kantin

"Kang" ucap mereka bersamaan. "Lo dulu aja" ucap Azima mundur beberapa langkah mempersilahkan Aiden untuk memesan duluan. "Lo aja" jawab Aiden. Azima pun langsung memesan "kang, basonya aja jangan pake bawang goreng ama daun bawang, tiga ya" pesan Azima. "iya neng, mas nya mau apa? " tanya kang mul kepada Aiden "baso pake mie kuning paket toge juga tapi jangan pake kecap ya tiga" jawab Aideen dengan sedikit lebih ramah dibanding berbicara dengan Azima.

Kang mul pun mengangguk yang berarti meng- iyakan pesanan mereka berdua. "tunggu aja, nanti saya anterin" ucap kang mul kepada mereka berdua. Mereka berdua pun mengangguk mengerti dan duduk kembali seperti semula "udah?" tanya Azka kepada Aiden.

Aiden hanya mengangguk yang berarti mengiyakan pertanyaan Azka. 5 menit sudah mereka menunggu pesanan. akhirnya baso mereka pun datang. "makasih kang mul" ucap Keysha tersenyum. Kang mul pun mengangguk sambil membalas senyuman Keysha, dan pergi kembali ke gerobak baso nya.

⌚⌚⌚⌚⌚

Hening. Itu yang terjadi selama makan siang sedang berlanjut. "Hm, Key lo ikut eskul apa?" tanya Azka kepada Keysha. Sebenarnya Azka hanya berniat mencairkan suasana, karna sejak makan siang berlangsung dia sudah tak nyaman dengan atmosfer sekelilingnya. Keysha yang mendengar ucapan azka langsung mendongak kaget. "Ha? Lo.. Lo nanya gue?" ucap Keysha menunjuk dirinya. "ya iyalah" jawab Azka.

"gue ikut eskul silat. Kalo lo?" Keysha beryanya kembali. "Gue ikut basket" jawab Azka. Karna merasa jadi nyamuk disini, Zeyfa pun berdehem kecil. "Kenapa fa? Lo keselek? Makanya kalo makan tu baca doa dulu. " ucap Keysha kepada sahabat nya itu. Zeyfa hanya menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Keysha.

"ohh kirain" ucap Keysha mengerti. "Udah mau bel. Mau ke kelas ga? " tanya Azima kepada dua sahabat nya "ayo, kantin juga udah sepi" jawab Keysha beranjak dari tempat duduknya. Seperti biasa Zeyfa hanya mengangguk yang berarti meng-iyakan ajakan Azima.

Saat mereka ingin pergi meninggalkan kantin, tiba tiba Aiden memanggil Azima. "Azima" panggil Aiden pelan. Sebenarnya Aiden tidak ingin memanggil gadis itu. Tapi ya mau gimana lagi? sudah terlanjur. itu semua diluar kendalinya. "apa?" tanya Azima bingung. Kenapa si manusia es ini memanggil namanya? "ada waktu?" tanya Aiden ragu. "Eh? kapan? kalau sekarang gabisa. Mau masuk kelas. Kelas Gue bagian pelajaran indonesia. Lo tau pasti guru bahasa indonesia kita gimana" jawab Azima setengah heran.

"Pulang sekolah." ucap Aiden.

Azima pun mengangguk dan meninggalkan Aiden yang masih berdiri di tempatnya mematung bersama kedua sahabatnya.
"lo suka Azima den? " tanya Azka memulai aksi menyelidiki. "Gatau. " jawab Aiden menaikan bahunya acuh "orang Indonesia, gatau itu artinya iya tapi gayakin, ka. " timpal Kevan ikut menggoda Aiden "ohh, anjirlah! kalau Aiden jadian sama Azima,biang bangett" ucap Azka dengan suara kencang sambil bertepuk tangan tak jelas.

"Ngaco. " ucap Aiden meninggalkan kedua sahabatnya yang masih berada dikantin.

-🔔🔔🔔🔔🔔🔔-
'KRINGGGG-

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Seperti percakapan di kantin tadi. Aiden menunggu Azima di gerbang sekolah. Sudah 5 menit Aiden menunggu di depan gerbang sekolah tapi orang yang ia tunggu tak kunjung kelihatan.

10 menit berlalu dan akhirnya orang yang ditunggu tunggu pun sampai "maaf gue telat. tadi dipanggil ketua MPK dulu" Azima menjelaskan dengan nafas terengah engah

"gapapa" jawab Aiden.

"ada apa?" tanya Azima. Dari pelajaran bahasa indonesia tadi, Azima tidak dapat fokus dengan pembelajaran, dia masih bertanya tanya dalam hatinya kenapa bisa, seorang Aiden yang pernah menjadi dambaan hatinya itu, mengajak nya bertemu. "Id Line" kata Aiden menyodorkan hp nya ke Azima, maksudnya dari itu agar Azima bisa menuliskan id line nya.

5 menit Azima hanya memandang iPhone Aiden dengan bingung sambil memikirkan 'ebuset, anugrah tuhan ini mah namanya, Aiden minta id line gue? Duluan? Mama tolong lah anak mu yang cantueq ini, aqu ingin pingsan' "Cepet tulis id Linenya. Atau gue aja yang ngetik lo yang sebutin. Gue masih ada urusan " Aiden menggerak gerakan iphone nya di depan muka Azima.

Azima sadar beberapa detik kemudian "buat apaan lo minta id line gue? mencurigakan banget" Azima menatap Aiden curiga. "Buat ngajak lo jalan bareng nanti sore" jawab Aiden dengan wajah santainya.

'anjir lah ni cowo. disaat gue hampir berhasil moveon, dia baru begini, Tai sekali bosQu. Hati kenapa lo deg degan? " batin Azima ingin sekali menghilang saat ini juga. "Sini, gue ketik sendiri aja" Azima meraih iPhone Aiden dan menuliskan id line nya di ponsel Aiden. "nih,udah" ucap azima sambil menyerahkan handphone Aiden

"Pulang sekolah cek hp" Aiden pun langsung pergi tanpa menunggu jawaban Azima. Azima pun tak mau mengambil pusing apa yang sudah terjadi pada hari ini. Yang pasti sekarang, dia harus menjemput adik nya pulang sekolah.

-Bersambung-

Adventurous Young'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang